" Camera 1, 2 ,3 stanby."
Mira meneguk liur berapa kali, rasa gugup untuk melihat acara yang di konsepnya sendiri tinggal menghitung detik.
Matanya fokus menatap ke depan dan tangannya dingin membeku ... tidak sempat lama ... tangan itu dihangatkan oleh genggaman tangan Vido yang meraih tangannya.
Mira menoleh Vido, "Enjoy it ... that's amazing. "
"Nervous, " jawab Mira sedikit bergetar.
Vido berbisik ke telinganya, "You are the best darling. "
Vidi sempat melirik ke arah mereka, waspada Vido akan mencium Mira dan takut tersorot media namun tidak.
Vido memundurkan wajahnya lagi tetapi tunggu, tangannya masih menempel menggenggam erat tangan Mira.
Vidi merentangkan tangannya di belakang sandaran kursi Mira berusaha menggapai tangan Vido dan mencubitnya tetapi malah Mira menoleh ke arahnya dan jarak wajah mereka sangat dekat seperti orang yang akan berciuman,
"Tangan," ucap Vidi terpanah sejenak.
"Haaa ...."
"Layar sebentar lagi nyala tangan kamu!" bentak Vidi pelan dan Mira langsung sadar karena tangannya juga menggenggam tangan Vido erat lalu dilepaskannya cepat.
Vidi duduk di samping kiri memangku Nando, sedangkan Mira duduk di tengah tengah double V memangku Nindi.
Vido menyuruh Afi duduk di samping kanannya padahal sebenarnya Afi duduk di samping Mira.
Kembar yang lainnya tidak ikut karena harus menjaga omanya dan nonton bersama.
"5,4,3,2 ... 1"
Tampilan semacam angka rumus dan sebagainya terlihat hidup di layar lalu,
"Uwooooaaaa, bunda besar hebat cantik ... Nindi nanti jadi bunda juga ya, kerlen ...." puji sang anak melihat tampilan hologram 3D Mira dari atas panggung yang menjelaskan tentang profil perusahaannya.
Mira mengecupi pipi sang anak yang fokus terheran heran menatap ke depan,
"This is great ... i never think about it ... you are fabalous, " puji Vido dan Mira tersipu malu.
Lagi gerak mereka selalu dipantau oleh Vidi. Ada rasa geram melihat kemesraan mereka yang dia tidak bisa lakukan.
Vidi akhirnya memilih fokus menatap ke depan meski dari pandangan samping masih bisa kelihatan Vido dan Mira terus berbincang.
Acara puncak pun dimulai dengan penampilan artis - artis terkenal yang sedang diidolakan.
2 jam berlalu dan si kembar mulai bosan dan mengantuk.
"Bunda pulang yuk."
"Pulang sama papah ya, nanti bunda nyusul. "
"Gak mau, sama bunda juga."
Nindi mulai rewel dan mau tidak mau Mira menuruti permintaan anaknya dan beranjak bersama dengan Vidi.
Sampai di pintu keluar mereka terjebak media dan alhasil berdua diwawancarai, "Ustadz Vidi mohon untuk berbagi cerita sebentar ya, bagaimana cara untuk mempertahankan rumah tangga seperti anda yang adem ayem, selalu terlihat mesra. "
Vidi dan Mira kompak menjawab,
"Kesetiaan."
"Wah, kompak ... jodoh banget ya."
Sesi pertanyaan hanya beberapa setelah itu wartawan minta mereka untuk foto bareng.
Canggung bagi Vidi karena dia harus merangkul Mira, agar terlihat seperti pasangan mesra dan bahagia.
Masih bisa dia lakukan hanya sebagai formalitas tetapi tidak sampai disitu, Vidi disuruh untuk mengecup kening atau pipi Mira.
Akhirnya mereka berdua saling pandang, dan mau tidak mau Vidi harus memenuhi permintaan itu dengan mengecup puncak kepala Mira yang ditutupi hijab dengan sepenuh hati. Setelah selesai mereka bergegas masuk mobil dan pulang.
Tidak ada obrolan apa pun saat di jalan. Keduanya masih merasa tak nyaman atas paksaan orang media tadi.
Sampai di rumah, masing masing menggendong si anak yang sudah tertidur masuk ke dalam kamar.
Mira menggantikan baju anaknya dibantu oleh pengasuh sang anak, setelah selesai ... Mira keluar dan terkejut ketika tangannya ditarik dan dibawa masuk ke dalam kamarnya. Tubuhnya disudutkan ke dinding oleh Vidi.
Mira membelalakkan mata ketika tangan Vidi menangkup wajahnya, hembusan napas Vidi menyapu kulit wajahnya lalu kening mereka saling bertemu.
"Menahan rasa itu gak enak ... aku rindu."
"Alvidi ... ingat siapa kamu ... jangan katakan khilaf karena aku sudah mengingatkan. "
Deru napas Vidi perlahan teratur, menjaga emosi liar yang mungkin tidak terkendali tetapi wajahnya masih stanby di depan Mira bahkan kedua hidungnya pun saling menyapa.
"Aku tahu ini salah ... tetapi ...."
"Jangan keluar dari batasan ... jangan kotori diri kamu ...."
"Mungkin akal ini ingin aku tepiskan, biarlah kita sama sama kotor."
"Menikahlah lagi ... dapatkan yang halal untukmu, aku tahu kamu masih ingin ... kamu."
Ciuman Vidi yang lembut membungkam mulut Mira dengan sekejap. Vidi melumat dan mencecap bibir itu dengan gerakkan lambat, menekan keras tengkuk Mira untuk meredam gejolak dirinya yang ingin melepaskan rasa rindu yang bergejolak dan membara.
Membatasi ruang geraknya yang mungkin bukan hanya ciuman bibir yang ingin dirasanya melainkan bisa lebih dari itu.
"Vidi --- Alvidiiii! "
Mira mengingatkannya akan ini, disela ciuman itu yang masih terus berlanjut.
Vidi mengabaikan alarm dari Mira. Rasa tidak rela jika Vido telah merujuk kembali wanita yang sangat dia sayangi.
Dan Mira mendorong keras dada Vidi saat merasakan sesuatu yang bereaksi dibawahnya ... semakin mengeras.
"Jangan ... ini gak benar, ini gak boleh! "
"Tahu, aku hanya ingin itu, gak lebih. Maaf dan aku gak mau menikah lagi. Aku gak mau yang lain lagi karena percuma, gak akan ada cinta untuk yang lain. "
Vidi meninggalkan Mira yang masih terpaku dalam ruangan gelap ini. Perasaan gundah dan tidak enak terus menekan batinnya.
Bukan hanya Vido, Vidi pun sekarang tidak bisa lagi dianggap seperti teman biasa.
Kenapa ini terjadi, disaat mereka mencoba menjadi teman kembali. Malah yang ada Vidi menjadi sosok yang berbeda.
Mira tidak menginginkan itu, Vidi harus tetap menjadi Vidi yang dulu dengan segala larangan yang dia buat. Dengan segala benteng pertahanan yang kuat meski ingin.
Haruskah Mira pergi dari rumah ini, agar kejadian ini tidak terulang kembali tapi kemana?
Mira tidak punya tujuan selagi statusnya masih terikat oleh Vidi dan tinggal di luar rumah Vidi akan menjadi gosip pisah ranjang.
Pusing dan pusing, sampai kapan ada titik temunya.
🌟🌠🌟
NEXT
🔜
![](https://img.wattpad.com/cover/181090190-288-k497134.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Double V Sucks
Romance18+ bijak dalam membaca Delmira seorang gadis lugu, cuek dan apa adanya tidak menyadari bahwa telah diselingkuhi pacarnya yang telah menjalani hubungan dengannya sekitar 6 tahun. Alih-alih menerima pertolongan dari seorang temannya yang bernama Vidi...