ALVIDO
Sudah 1 jam setengah aku menunggu, apa mereka bercinta dulu sebelum dia menemuiku. Aku merasa gak rela, belum rela jika Mira disentuh lelaki manapun meskipun itu kembaranku. Apalagi mereka pasti sudah bercinta semalaman, aghhhh!!
Tenang vido tenang, tenang ... Mira sangat mencintaimu mungkin mereka hanya melepas rindu sebagai teman, yah teman hanya teman dan lagi pula jika pun itu terjadi Vidi hanya mendapat sisa darimu karena kaulah yang pertama dari semua yang dimiliki Mira.
Imajinasiku tidak bisa menerima kenyataan ini dan terus menguatkan diriku yang mulai rapuh. Sebelum dia pergi meninggalkan kami dia sempat berkata bahwa hanya aku yang menyentuhnya tetapi apa mungkin karena tadi saat aku ke rumahnya si kembar membuka pintu untukku.
Kembar lelaki mirip sekali denganku pantas untuk menjadi adik Afi, jika Sandra bertahun-tahun tidak hamil denganku maka sudah dipastikan bahwa si kembar kecil itu adalah benih Vidi.
Aghhsssss!!!
Kapan mereka bercinta, aku tidak bisa menerimanya, tidak bisa tidak!!
"Asssalamualaikum."
Suaranya yang lembut mengagetkanku yang sedang kesal menahan amarah, kepalaku terangkat dan aku menatapnya lalu terpesona. Dia duduk dihadapanku dan aku tak mampu menggerakkan kepalaku untuk terus berhadapan dengannya apalagi mataku yang tak ingin mengerjap meski sekali.
"Wa ... alaikumsalam."
Cantiknya, dia sekarang berpakaian serba tertutup sesuai dengan keinginanku dulu yang selalu ditolaknya dan seperti anak kuliahan jurusan keagaaman, masih kelihatan muda. Untuk menghilangkan canggung dan debaran hatiku ini, aku membuka suara duluan,
"Tadi saya ke rumah kamu untuk menemui Afi dan ternyata Afi gak ada kata si kembar dan aku ingin bertemu denganmu, kata mereka kamu bersama ... papahnya. "
Sedikit ada jeda aku menuntaskan kalimat terakhir itu, rasanya masih gak rela.
"Hmm, ya ... lalu."
Simple jawabannya, aku rasa keingintahuanku itu terabaikan olehnya dan mungkin si kembar sudah memberitahunya.
"Saya berterima kasih pada kamu yang sudah menjadi bunda yang baik untuk anak kita hingga dia menjadi sukses diusia dini, saya bangga sebagai ayahnya."
"Terus."
Hanya 1 kata yang keluar dari mulutnya, sepertinya dia memang tidak berniat untuk bicara lagi padaku. Apalagi tatapan mata itu yang menyorotku tajam.
"DM TV terus berkembang pesat dan merambah ke berbagai aspek karena sekarang menjadi DM Corp. Mereka butuh penerus dan Afi, saya pikir berhak untuk menerimanya. Bukan saya bermaksud untuk mengambil Afi dari kamu saat dia sukses tapi saya memang butuh dia. "
"Kamu hanya butuh dia?"
Apa ini adalah peluang, apakah?
"Maksud saya, kamu hanya ingin anak kamu ikut kamu begitu? "
Jika aku bilang aku juga ingin kamu, apa bisa?
"Saya punya hak kan atas anak saya, sudah bertahun-tahun kamu bersamanya, kamu gak boleh egois ... saya ayahnya, dia butuh support dan kasih sayang saya juga."
Wajah Mira berubah kesal dan tatapannya semakin meruncing memandangku, apa aku salah bicara. Apa aku seharusnya mengaitkannya juga? Kenapa semua yang aku katakan, seakan menjadi warning untuk dia.
"Sa -- saya maksud ingin menjadi kembali utuh seperti dulu tetapi, jika tidak bisa, apa Afi bisa ikut saya? "
"Oke, nanti saya bicara dengan Afi, apa yang dia putuskan saya tidak akan memaksa karena dia sudah besar, sudah bisa memilah mana yang baik dan mana yang jahat ... untuk dia, " ucapnya yang menyinggung diriku. Aku sadar tanpa harus disadarkan namun apa salahnya mencoba meminta bahkan mengemis padanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/181090190-288-k497134.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Double V Sucks
Romance18+ bijak dalam membaca Delmira seorang gadis lugu, cuek dan apa adanya tidak menyadari bahwa telah diselingkuhi pacarnya yang telah menjalani hubungan dengannya sekitar 6 tahun. Alih-alih menerima pertolongan dari seorang temannya yang bernama Vidi...