Double V Sucks

47. Terwujudnya Doa

7 tahun kemudian

Ketukan jari diatas meja makan sedari tadi terus saja berbunyi sesekali sang pelayan hanya bisa melirik tuannya itu tak lama kemudian langkah kaki bergemuruh melewati langga terdengar dan pria itu pun tersenyum.

"Selamat pagi pah, emuah. "

"Selamat pagi Sasha."

"Selamat pagi papah ganteng, emmmuah. "

"Selamat pagi si cantik Salisha."

"Selamat pagi pagi papahku sayang."

"Selamat pagi juga Salsabilaku sayang."

ALVIDI

Mereka adalah bidadari kecilku yang lahir dari rahim istriku Hilda. Kami melakukan program bayi tabung dan Hilda meminta bibit kembar yang akan dimasukkan ke dalam rahimnya.

Sebenarnya anakku akan menjadi 4 tapi meninggal 1 saat usia 2 bulan dalam perut mamahnya. Dan mamahnya, Hilda dia meninggal saat melahirkan ketiganya karena kehabisan darah.

Usia kandungan yang sebenarnya belum genap untuk melahirkan tetapi karena dia terjatuh dan untuk menyelamatkan sang bayi makanya dipercepat kelahirannya.

Nyawa Hilda tak tertolong lagi karena proses yang lambat penanganan oleh Dokter. Mungkin sudah jalannya, padahal Dokter tersebut Dokter ahli dan terbaik diantara Dokter kandungan lainnya. Memang takdirku ditinggal istri dan digantikan oleh anak-anak cantik nan solehah ini.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," jawab kami kompak. Ternyata oma dan opanya datang. Mereka selalu kemari saat weekend dan pastinya mau ajak jalan si kembar.

"Kalian baru sarapan? Ini sudah jam 10 loh. "

"Tadi icha (panggilan untuk Salisha) sibuk pakai hijab baru oma katanya lagi trendi untuk anak muda. "

"Ya sudah, cepat makan dan ganti baju kita mau ke mall."

"Ok."

Mereka makan secepat kilat karena senang mau belanja pastinya. Anak perempuan selalu mengikuti trend seperti mamahnya, sangat mirip.

"Gimana kondisi papah mah habis check up tadi?"

"Yah, masih gitu gitulah. Makan dijaga, gak boleh emosian nanti darahnya naik. "

"Emosi apalagi sih pah, kan gak mikir kerjaan lagi gak ada yang diuruskan. "

"Emosi kalau mamah gak nuruti permintaannya makan ikan asin sayur asam. "

"Ya, Allah papa gak boleh, mau sembuh gak sih."

Si papah hanya mengangguk dan mamah melirik sang suami dengan kesal,

"Vidi."

"Iya mah."

"Tadi mamah ketemu dengan anaknya tante Lyra."

Pasti aku mau dijodohi lagi nih, sejak si kembar lahir dan Hilda meninggal mamah selalu menyarankan aku untuk mencari istri lagi, terlebih cobaan diluar sana yang mana banyak lamaran wanita muslimah ingin menjadikan aku suami dari umur 19 tahun hingga 30-an tahun dan jawabanku tetap 1.

"Mah, Vidi masih ada 1 istri yang lagi tersesat."

"Sampai kapan nak kamu menunggu dia, kalau hanya diam di rumah tanpa usaha mencarinya. "