Season 2 21. Tanggung jawab?

369 51 23
                                    

Pria tampan ini menunduk hormat di depan Mira seraya memberikan paper bag dan berkata, "This is from Mr. Alvido madame "

"Oohh ... thank you. "

"You are welcome, madame. "

Mira menutup pintunya segera sambil mengomel, "Ini baru barangnya yang datang, gak lama lagi kalau aku telat pasti orangnya yang datang, " keluh Mira dengan bersungut sungut.

Mira menyukai baju yang Vido pilihkan untuknya terutama celana jeans. Tetapi anehnya kenapa Vido bisa tahu ukuran pinggulnya sekarang. Apakah saat dia tertidur pulas, Vido mengukurnya pakai per jengkal tangan.

Mira geleng - geleng kepala, karena mantan suaminya itu selalu tahu apa yang dia suka dan tidak,  sama saja dengan sang suami yang sekarang  menginginkan dia untuk berpenampilan serba tertutup ... jangan sampai kulit
dipamerkan, hanya dengan dia wajib pamernya.

Sampai di lobi hotel, 2 beranak itu langsung berdiri menyambut kedatangnnya.

"Bunda, kok lama sih. "

"Bunda kan ganti baju lagi, " ucapnya sambil menjeling ke arah Vido yang cuek bebek tak mau ambil pusing.

Mira menggandeng tangan anaknya, bagaikan sepasang muda mudi kasmaran sedangkan Vido hanya bisa iri dalam hati, mengikuti mereka dari belakang.

Sampai di tempat bermain ski, Vido hanya  bisa duduk dan menunggu mereka bermain karena dia sudah tidak  bisa sehebat dulu.

Mira terlihat senang, tertawa lepas meski jatuh dan terjatuh terus seperti kisah hidupnya yang penuh dengan kerambangan akan cinta.

Setelah puas bermain, dia duduk disamping Vido  karena lelah sedangkan Afi masih terus lanjut.

"Suka?" tanya Vido.

"Banget, " jawab Mira seraya tersenyum lalu memandang Vido yang juga mengulas senyum terbaiknya.

Saat Vido memalingkan wajah ke depan mulut Mira komat kamit, lalu

"HUFFFFT."

"Apaan sih Mir  tiup - tiup" protes Vido melihat gelagat aneh Mira yang tidak  biasa.

"Kata Vidi, kalau kamu senyum bacakan Ayat kursi, lalu tiup ke wajah kamu. "

"Ustadz resek! Kayak gitu kamu ikutin ... nurut aja ... dikiranya aku  ini setan!" Sewot Vido dan membuat Mira terkekeh.

"Mir ... Mir ... umur udah kepala 4, jangan polos gitu ah. Vidi kok diikutin, soal agama boleh, soal kehidupan jangan, dia gak ahli. "

Mira merengut, "Iya ya soal kehidupan kan cuma kamu ahlinya. Vidi pesan gak boleh gusal gusal hidung sama kamu. "

Vido tertawa lebar karena mereka bukan hanya gusal hidung tapi gusal yang lain. Vido mengeluarkan ponselnya dan --

"Aku mau telpon Vidi ah, bilang Di' gue bukan hanya gusal hidung atas tetapi si kecil imut yang di bawah udah aku gusal berulang kali. "

"Ihh, kamuuuu!" teriak Mira sekencang kencangnya sampai Vido menutup telinganya.

Vido dengan isengnya langsung menunjukkan layar ponselnya yang sudah tertera kontak Vidi di sana dan tinggal tekan tombol telepon. Mira berusaha merebut benda sekecil genggaman tangan itu, namun tidak semudah itu. Vido berlari menghindar dari amukkan Mira.

"Alvidoooo, dasar berengggggg ... astagfirullah, emang dia udah brengsek dari dulu. Alvidoooo sini gak, aku sumpahin kamu jatoh yaaaa!"

Buk

"Auwwww, ihhhh -- Alviddoooo!!!"

Mira jatuh tertelungkup di atas gundukkan salju tebal dan Vido tertawa ngakak karenanya.

Double V SucksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang