38. Kerjasama

1.8K 125 10
                                    

DELMIRA

Aku pergi makan siang dan bertemu dengan Luna selain pengin curhat juga ingin refreshing lunch di mall

"Mir ...." teriak Luna melambaikan tangannya di resto khas sunda.

"Haiiii," begitu excited-nya ... aku sedikit berlari dan tidak melihat ke arah depan dan menubruk seorang lelaki tampan dengan jambang dan janggutnya serta kaca mata hitamnya yang menutupi mata itu entah berwarna coklat/biru/hijau yang jelas dia bukan orang indonesia

"Becarefull, " ucapnya dengan nada khas orang barat.

"Sorry, thanks ..." ucapku yang membenarkan baju serta hijabku dan menunduk tapi sedikit menjeling lelaki itu tapi tidak bisa melihat mata si lelaki apakah menatapku atau tidak karena kacamata mata itu terlalu gelap untuk menembus ke dalam.

"Wah, si janda sekarang udah mulai gatel deh suka jeling cowok, cowok bule lagi wkwkw. "

"Resek loe .. tapi wajahnya seperti cowok di film Turki gitu yah ... aghhhh ... gantengnya, " ucapku kesemsem pesona pria itu, pengen dijambak jambak tu janggut.

"Eh ... gilaaaa ... kemarin udah dapat suami blesteran loe sekarang mau cari yang asal Turki ... gak cinta Indonesia banget! "

"Yeeee ... eneg gue lihat muka mas - mas Indonesia wkwkwk ... kayaknya orang Turki hot deh, jambangnya bisa gue mainin, sekalian aja gue ciumi, " jawabku semakin menjadi sengaja buat Luna kesal.

"Loe, nafsu abis deh hari ini ... jangan bilang loe langsung on ya saat ditabrak tadi. "

"Gue hanya coba menghilangkan stress diotak gue nih makanya gue to the flow aja, " tunjukku ke kepala sambil ngetok ngetok batok kepala yang benar benar perlu pendinginan.

"Stress apalagi nek, masih nge-dengar suara percintaan mereka berdua terus loe pengin gabung gitu, " tanyanya dengan wajah malas.

Aku juga menjengkitkan bahu malas dan menarik sudut bibir ke atas, "Ihssss ... threesome loe kira gue jalang apa, sekalipun gue pengin kayak gitu gue buang jauh-jauh tapi ini lain lagi masalahnya. "

"Masalah apalagi nih, jangan bilang loe istri keduanya ustadz Vidi, " ucap Luna sembarangan tapi benar, aku hanya bengong memandangnya kok dia tahu sih.

"Loe udah jadi dukun yah, aura wajah gue bisa loe baca gitu?"

Matanya melotot, tangannya yang habis ngaduk ngaduk minuman langsung mencekram pergelangan tanganku, "Eh, sumpah loe!! Gue benar ... ha ... gue benar! Loe bini keduanya, ya Allah kok bisa, terus gimana?" ucapnya heboh.

Aku yang stress menghadapi dia yang kepo abis dengan segala macam pertanyaan dicerca olehnya, kepala tambah pusing dan hanya bisa geleng-geleng doang apalagi menanyakan tentang bagaimana goyangnya si ustadz di ranjang, Masyaallah!

Sumpah aku merasa gila dan otakku masih terasa panas mengingat adegan hot kiss semalam itu diluar dugaan, pengen gue tampar tapi nanti semakin dia berang dan memperkosa aku, ah gila mana ada suami perkosa istri.

Dan sontak mata Luna melebar besar dengan senyum merekah ketika aku bahas masalah ciuman dan mendoakan agar aku segera merasakan adik kecilnya Vidi. Membayangkannya aja aku gak mau apalagi disuruh minta. Belum lagi bisikkan setan si Karin yang baru datang.

"Loe, setia sama Vido. Vido udah tenang di alam sana, nikmati yang ada aja mumpung yang bawah masih becek entar ketuaan pelumasnya gak ada lagi dan kendur. "

Nih dia belum tahu kalau gue udah menjajal ciuman Vidi yang hot peres, apalagi tau, behhh! Bakal tu lidah bergoyang hina mencecar gue habis-habisan.

Double V SucksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang