DELMIRA
Sadar Mira ... sadar ... dia bukan Karin yang bisa dibencadain langsung ngomel, bukan juga Luna yang bisa nge-prok wajah kalau udah keterlaluan, bukan juga Vidi yang mungkin akan langsung diterjang pasrah di atas ranjang ... Ini Vido Mir ... Ini Vido.
Meskipun matanya belum menggelap dengan hawa nafsu yang membara tetapi wajahnya sudah kian mendekat.
"Mmm, maksud aku ... kamu kan bisa nambah anak jika nikah lagi ... gitu."
"Kamu lupa aku kan gak bisa punya anak lagi atau Vidi belum cerita ke kamu? "
"Oh. Masalah pergeseran tulang dan sistem hormon, bukannya semua itu bisa diobati apalagi sudah bertahun-tahun kan. "
"Males," jawabnya singkat terus turun dari ranjang. Sikapnya slow aja seperti gak ada passion gitu.
"Ini rumah terlalu besar, kalau punya anak cewek yang lucu, bawel--"
"Kayak kamu, aku mau -- carikan orangnya dan nawa kemari, langsung ijab kabul, sah"
Aku diem gak bisa ngomong, jangan hanya karena omongan aku tadi malam terus jadi gayung bersambut.
Tadi malam itu aku benar - benar gak sampai hati saat dia bilang 'jangan cintai aku yang cacat ini'.
Itu adalah karma bagi dia yang selalu sombong akan ketampanannya tetapi aku kasihan ... aku gak tega ... mending dia gak ada sama sekali dari pada hidup dengan kecacatan yang membuat hati ini tergerak mengasihani.
Cara berjalannya sih normal, aku gak tahu apa saja kesulitannya selama ini.
"Mir ... tadi malam Vidi telepon."
"Haaaa ... terus"
"Ya, aku bilang kamu lagi tidur ... ya udah telepon aja nanti dia salah paham lagi. "
OMG padahal aku udah kasi tahu kalau aku udah sampai terus mau jemput Afi lalu ke hotel.
Bergegas aku ambil ponsel dan banyak notifikasi pesan masuk, jangan ditanya apa isinya ... tentulah omelan kecemburuan disertai dengan emoticon ber-api api, maafkanlah aku ... suamiku.
Setelah selesai teleponan dan membujuk dengan susah payah akhirnya aku bergerak dari ranjang untuk segera mandi, kepalaku menoleh kesana kemari mataku terpanah dengan pemandangan sekitar.
Jendela terbuka di 3 sisi, aku seperti berada di ruangan terbuka hijau yang di luar terlihat padang rumput yang luas, asri dan indah.
Saat aku masuk ke dalam kamar mandi, aku dikejutkan kembali dengan keramik dinding yang terukir foto momen kebersamaan aku dengannya saat berbulan madu.
Hati ini perih kembali, saat itu adalah saat saat terindah yang aku tidak ingin berakhir seperti rangkaian foto ini.
Yang mana dia memelukku, menciumku dengan sayang dan itu terlihat jelas di sana. Memori itu berputar kembali diotak ini.
Tawaku dan tawanya melebur jadi satu, bernyanyi bersama, berenang bersama, dan bercinta tentunya yang tiada henti. Kebersamaan kami dan kebahagiaan kami hanya seumur jagung.
Tak terasa air mata ini menetes, aku sudah memilih dan yang namanya pilihan tidak mungkin ada yang sempurna sesuai apa yang kita mau.
Selalu ada positif dan negatifnya jika sudah merasakannya. Manusia hanya berencana ingin hidup tenang dan bahagia.
Sama seperti bersamanya dulu, aku ingin dia yang pertama dari merenggut kesucianku hingga menua bersama namun apa dikata jika takdir memisahkan kami.
![](https://img.wattpad.com/cover/181090190-288-k497134.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Double V Sucks
Romance18+ bijak dalam membaca Delmira seorang gadis lugu, cuek dan apa adanya tidak menyadari bahwa telah diselingkuhi pacarnya yang telah menjalani hubungan dengannya sekitar 6 tahun. Alih-alih menerima pertolongan dari seorang temannya yang bernama Vidi...