Season 2 18. Yang Terdalam

376 49 23
                                    

Tok

Tok

Tok

Pintu dibuka tak selang berapa lama, keduanya saling menatap canggung. Ini sudah larut malam tepat pukul 12 malam tapi mereka masih terjaga.

"Aku tahu kamu pasti gak bisa tidur, bisa kita bicara ... aku ingin damai. "

Mira membuka pintu lebih lebar, membiarkan Vido untuk masuk.

Hari ini benar benar menguras emosinya, lelah dalam pikiran, lelah juga di dalam hati untuk menyingkirkan dendam dan sakit hati.

Vido duduk di atas sofa kecil yang ada di balkon dan Mira duduk di sebelahnya.

"Mau bicara apa?" Mira bertanya tanpa melihat ke arah Vido, tatapan matanya menjurus ke depan.

"Besok kita pergi sama - sama begitu juga Inka. "

Pembahasan saat makan malam tadi belum selesai karena tidak ada yang menolak hanya mengiyakan omongan Afi dan kali ini Vido memperjelas keadaan.

Mira hendak berdiri tapi bahunya ditahan oleh Vido.

"Aku gak ngajak debat. "

"Dan aku gak mau ribut ... cukup untuk tadi pagi ...."

"Aku ngantuk mau tidur. "

"Bohong, mata kamu bengkak karena banyak nangis dan kamu masih terlihat segar untuk diajak bicara. "

Mira tak mampu mengelak hanya bisa menyanggah, "Mr. ALVIDO MAHESRA RASYID. "

"Iya Nyonya Delmira Mahesra Rasyid ada apa ... katakan ... gak usah dipendam, aku gak suka rahasia hati, keluarkan jika itu perlu. "

Mata Mira mendelik, namun sedetik kemudian kembali normal karena nama sang suami juga serupa dengan yang disebutkan.

"Aku malas ngebahas lagi. "

"Aku juga gak mau bahas tetapi aku mau ngasi tahu kalau selesai acara itu dia aku antar ke tempat yang tepat untuk dititipkan ... jadi kamu jangan marah lagi ... aku capek musuhan sama kamu ... please damai. "

Mira menyentakkan tangan Vido lalu menghela napas ... masih tidak ingin menatap Vido.

"Aku merasa dejavu beberapa tahun silam ... sama ... seperti sekarang, bertengkar lalu baikkan tapi bertengkar lagi ...  apa kamu memang pantas untuk dibenci?"

"Aku sudah bilang kemarin ... jangan benci aku karena itu akan membuat kamu makin cinta sama aku. "

Mira menutup mata dengan kedua tangannya tak lama kemudian bahunya berguncang.

Vido menghela napasnya lalu menggeser mendekat ... merangkul bahu Mira mencoba untuk menenangkan.

"Mir ...."

"Aku benci dia, banget! Ibarat kertas aku ingin remukkan dia, harusnya aku benci juga sama kamu tetapi hati ini gak bisa, selalu ada tempat buat kamu ... kenapa sih kenapa Alvido!"

Vido merangkul erat bahu Mira yang terus menangis putus asa.Tak mampu menjawab pertanyaan Mira karena di pun merasakan hal yang sama.

Kenangan mereka begitu indah untuk dikubur dan sakit hati Mira begitu dalam hingga bergesek dengan rasa cinta di dalam dasar hatinya.

"Sakit ... Vido, sesak disini jangan paksa aku untuk berbuat baik pada mereka ... aku gak  bisa karena aku gak mau!"

Mira menepuk dadanya kuat hingga Vido menghentikannya, menarik tangan Mira untuk memeluk punggungnya dan langsung merengkuh tubuh yang rapuh itu.

Double V SucksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang