Season 2 9. Menyesal?

372 45 22
                                    

DELMIRA

Harusnya kaki ini melangkah riang dengan suka cita karena akan bertemu teman dan kumpul bersama setelah sekian lama tak bertemu.

Dari jauh aku sudah bisa melihat 2 medusa itu yang sedang memperhatikanku.

Bakal ... bakaaaal, aku habis dicerca nih. Dan saat kaki ini sampai di depan meja.

"Assalamualaikum Aisyah."
"Waalaikumsalam wahai medusa. "

Luna langsung reflek nepuk bahuku dengan daftar menu diatas meja,

"Sejak kapan?" tanya Karin yang bengong sedikit syok lihatin aku.

"Perdana, " Aku jawab singkat dan mereka berdua geleng - geleng.

"Kemauan loe? "

Ya elah, sejak kapan aku mau begini karena ya -- aku belum bisa menjadi seorang muslimah taat banget.

"Kemauan si ustadz gara gara gue sebut ada Kiki, Jimmy eh -- dia langsung warning, wajah gue hanya dia yang boleh lihat full."

Dan benar, mereka berdua cekikikkan sampai wajahnya memerah seperti udang rebus apalagi Luna sampai megang kepala karena gak bisa berhenti tertawa.

"Eh, Na ... Na, Luna -- loe ingat gak berapa tahun yang lalu. Di mol ini di tempat makan ini, eh gak deng ... diatas atau di depan ya. Pokoknya di mol ini deh dia bilang ... 'Ugh istri kedua Vidi pasti pakai cadar' Wkwkwkwkwk, gue ngakak asli dan itu ucapan loe ya Mir, dan akhirnya terkabul untuk diri loe wkwkwkw."

"Ih, iya bener loh Mir ... wah mantap. Ucapan memang adalah doa, gue salut sama loe! "

Aku anggap nyamuk lewat wara-wiri ucapan mereka, males nanggapi. Tetapi emang benar ya, kok omonganku semua jadi kenyataan dari jadi orang kaya, bos, dan ini yang aku gak siap.

"Udah loe ketawa, puas loe berdua, keselek sedotan baru tahu loe."

"Eh, Vidi sebenarnya gak perlu takut sama cowok luar, harusnya yang dia takutin itu Vido. Ancaman terbesar hanya ada di Vido. "

"Sembarangan loe ngomong!"

"Eh, loe gak usah muna' ya ... gue tahu kalau loe sebenarnya cinta hanya sama Vido tapi karena dia nyakiti loe dan loe berusaha kuat depak dia dalam hati loe dan gue gak yakin, kalau loe udah mati rasa sama dia, benar gak terkaan gue? "

"Salah!" Sahutku ketus dan buang muka tapi dibalasnya lagi,

"Bohong! dari mata udah bisa gue baca, loe malas bahas karena emang iya. "

Emang kenapa sih dengan mata aku, Vido juga bisa nebak. Eh, Karin nih ya, aku keluarin kartu AS baru tau.

"Eh, apa kabar diri loe, ngapain loe pindah takut 'kan karena Andrea bakal netap tinggal disini."

"Ya gak lah, gue mau cari udara baru. "

"Gak usah ngelak!"

Aku terus nge-debat Karin, gak mau kalah. Karena kami berdua memang musuh dan juga teman akrab, paket komplit.

"Eh, kalian berdua, kenapa sih bahas mantan melulu. Buanglah mantan pada tempatnya, susah amat! Nih lihat gue, aman ... laki gue tentram gak takut kalau gue ketemu sama mantan gue. "

Aku sama Karin pandang - pandangan, terus Karin nyeletuk minta aku untuk balas omongan Luna karena kami berdua, Gak terima! Dikatakan gagal Move on, meski pun sepertinya iya.

"Mir, absen mantan dia siapa?"

"Yang tinggi kayak tiang listrik, pakai kaca mata, yang suka kedip kedip kayak orang cacingan tapi IQ-nya setara Einstein, jelas laki loe gak perlu cemburu sama dia karena dia yakin, loe dicium sama tu cowok juga gak mau karena loe cuma manfaatkan otaknya doang 'kan! "

"1 lagi Mir, ada yang lebih parah, " ucap Karin ngompor lagi dan aku coba ingat ingat sedangkan Luna pasang tampang cuek, gak ngaruh -- dasar muka wall.

"Ooo, yang kulitnya kelebihan eksotis itu, ngakunya pengusaha karena mau pergi kerja selalu rapi dengan jas dan dasi lengkap seperti manajer kantoran gak tahunya -- "

"Pengusaha tahu alias jual tahu, nah suami loe juga gak bakal peduli kalau loe ketemu dia karena tu pengusaha tahu gak akan mampu bayar arisan loe sebulan 1 M, " sambung Karin dan telak.

Tapi wajah si medusa satu ini masih slow saja, gak ada kesal sama sekali tapi pas dia buka mulut,

"Setidaknya gue gak bego' untuk memahami mana suami mana mantan suami. "

Sialan banget, gue disindir lengkap dengan lirikkan mata sipitnya itu pengen gue ganjel pakai biji kacang ijo. Eh, Karin ngompor lagi pindah kubu

"Mira mah gitu, bego' nya di upgrade melulu, di delete Mir, ngerti delete gak sih, erase tuntas! "

"Loe gak merasa sih punya hubungan dengan duo kembar identik cuy, identik yang gak ada tanda beda di wajah, tahi lalat  tahi cicak atau apa pun. Semua sama, tinggi dan besarnya eum -- sama, " ucapku ngebela diri meski emang aku bego'banget untuk membedakan mereka berdua.

"Sebenarnya gak susah Mir, wajah dan body sama tapi aura mereka berbeda, gue bisa bedakan karena keluarga mereka udah jadi langganan butik gue selama bertahun - tahun. "

Aku tertawa geli , "Aura negatif dan positif hanya dari senyuman maksud loe? "

"Makanya kenali mereka lewat depan bukan belakang, coba loe pikir dan ingat baik baik sikap mereka. Vidi itu cenderung ramah, kalau melihat orang yang dia kenal atau gak dia pasti menundukkan kepala terus senyum tapi Vido, Ya Robbi! Boro boro nundukkan kepala, jangan harap! Dia melangkah tegap seolah dia cowok paling ganteng sedunia, kalau kita yang gak senyum duluan, dia gak bakal senyum apalagi sama gue. Dia merengut terus kalau ketemu gue sekarang. Jadi aura Vidi itu menunjukkan kalau dia murah hati dan Vido penuh intimidasi tapi gue salut, dia jatuh cinta sama cewek jenis kayak loe. "

Masa' sih, aku gak gitu memperhatikan mereka berdua, apa Vido sengaja jadi Vidi depan aku, jadinya aku sering tertipu.

"Jadi, wajar kalau Vidi selalu dilamar emak - emak untuk anak perempuan mereka karena mereka yakin Vidi gak mungkin nyakitin dan itu kebalikkan dari Vido, pantas kalau bokap loe dulu gak setuju. "

Aku hanya bengong dengerin celoteh Karin yang cukup bermutu. Tapi sepertinya mulutnya belum mau diam, masih ada yang mau dibahasnya.

"Afi loe izinkan ke Australia, kalau dia dijodohkan sama anak mantan Vido gimana?"

"Wah, gue amputasi burungnya kalau berani dia jodohi anak gue sama tu anak jalang yang gak tahu malu."

"Atau jadi ibu tiri Afi, jangan - jangan tinggal serumah, nah loh - wkwkwk. "

"Nah, benerrrr itu emang kemauan Si Vido Dido 'kan. "

Hati ini jadi semakin panas saat mereka terus ngompor, "Gue tarik Afi dari sana, gue masih mampu ngurusin dia ngapain dia diurus wanita lain. "

"Mending loe Video Call deh. "

"Udah, serin.g"

"Minta Afi berkeliling rumah siapa tahu disembunyikan. "

Benar juga ya, selama ini aku hanya video call anakku wajah ke wajah dan gak pernah tahu dia tinggal dengan siapa saja.

"Mir, gue minta sama loe, apa yang udah loe pilih jangan loe ubah hanya karena nafsu. Pilihan loe udah tepat ke Vidi, sekalipun otak loe nyerah pada titik terendah karena terbalut nafsu. Vidi bisa mengalah demi kebahagiaan loe tetapi, .
loe bakal jadi perempuan yang gak punya hati nurani meninggalkan sosok pria yang menggiring loe ke surga, tahan -- tahan nafsu loe!"

Sekian banyak perdebatan yang sepertinya sepele hanya saling olok tapi aku sedikit dapat pencerahan.

Semua gak bisa diulang, aku sudah memilih meski aku tak tahu apa yang akan terjadi nanti.

Mungkin saat hatiku masih sayang
Salahku memutus cinta
Dan kini menyesal
Rindu hanya di dalam hati

NEXT

🌠🌟🌠
⤵️⤵️




Double V SucksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang