33. Koma berakhir Sah

1.9K 122 7
                                    

Sebuah pesawat jet pribadi tipe bombardier global 8000 kepemilikkan an. Muhammad Aldino Rasyid yang ditumpangi oleh putranya bernama Alvido Mahesra Rasyid beserta 4 orang lainnya jatuh dan meledak ditepian barat hutan Australia. Kabarnya kelima orang itu dikatakan tewas ditempat karena badan pesawat hangus terbakar

_______________________________

Mira yang asik mengunyah keripik dan lengannya yang memeluk toples keripik langsung terhempas berderai dengan mulut yang terbuka menatap televisi dihadapannya beserta tetesan air mata yang mulai membasahi pipinya

Ya Allah ini mimpikan!
Ya Allah gak mungkin kan ini!
Bangunkan aku ... bangunkan aku!

Vidoooooo

Vidoooooo

Vidoooooooooo

"Mir, Mira ... kenapa nak?"

Sang bunda yang lagi masak di dapur kaget dan langsung berlari mendatangi Mira yang lagi menonton berita pagi tapi sekarang berteriak-teriak.

"Bund, Vidooo bund. Aghhh, bund ... sakit, " Mira menangis sambil menunjuk televisi didepannya kemudian memegang perutnya dan merintih kesakitan.

Bundanya tidak melihat berita itu tapi fokus dengan tubuh sang anak yang sudah terduduk di lantai.

"Ya Allah Mira kamu berdarah, tunggu bunda telpon supir dulu."

Sebelum berangkat Vido menelpon bundanya Mira agar menemani sang istri saat dia berangkat dan supirnya ada selalu untuk mengantar Mira dan bundanya kemana saja.

Sepanjang jalan Mira terus menangis menyebut nama Vido sampai akhirnya dia pun pingsan. Sang bunda diminta Mira untuk menelpon Vidi tapi belum juga bisa dihubungi. Karena Mira sudah pingsan duluan maka Mira dan anaknya harus diselamatkan oleh dokter yang bertindak langsung untuk mengoperasinya.

Dan bayi itu lahir dengan selamat, sehat dan tampan seperti sang ayah tetapi Mira kini berada difase kritis tidak sadarkan diri, syok dengan berita yang dilihatnya tadi pagi.

Analisis dokter menyatakan bahwa Mira terserang depresi berat membuat sistem kinerja otaknya berhenti meskipun jantungnya masih berdetak. Mata itu tertutup rapat dengan raut wajah sedihnya.

****

3 tahun kemudian

Tubuh itu masih terbaring lemah dengan alat-alat yang tertempel dikulitnya, bunyi alat monitor hemodinamik dan saturasi masih yang tujuannya untuk mengetahui gelombang denyut jantung, tekanan darah, oksigen yang diserap tubuh, temperatur, frekuensi pernapasan.

Alat ini dipasang agar tahu bahwa Mira masih bernapas, Mira masih bisa hidup meski beberapa kali sempat kehilangan napasnya. Selama ini pun segala usaha telah dicoba, dari melakukan simulasi penyentakkan saraf otak untuk menyadarkan si pasien tapi tetap tidak juga berhasil.

"Sayang, bangunlah ... ini sudah masuk tahun ke-3 loh, anak kamu sudah besar kamu gak pengin lihat hmm ... Miraaaa, " ucapnya dengan lemah sambil mengenggam tangan putih mulus pucat itu karena dinginnya suhu ruangan.

"Papah ...." teriak anak kecil yang baru saja turun dari gendongan.

"Eh, Afi datang ... jenguk bunda ya?"

"Iya, bunda belum bangun lagi Pah. lamanya bund, bunda bangun, " ucapnya dengan polos sambil menggoyang-goyang kaki Mira.

"Mas, makan dulu ya nanti adiknya Mira katanya mau datang dan jaga, jadi mas pulang aja dulu habis ini. "

Double V SucksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang