37. 1st Hot 💋

2.3K 141 10
                                    

ALVIDI

Emang benar kata Mira setelah aku bercinta lagi malam ini dengan Hilda, suara Hilda lebih dominan. Kukendurkan sedikit hentakkan itu dan suara Hilda pelan mendesahnya tapi aku yang ngerasa gak plong jadi ya sudahlah teriak keras juga gak apa kan hanya Mira yang dengar, para asisten rumah tangga kamarnya di bawah dan di belakang pasti gak kedengaran. Sengaja gak pakai peredam suara karena kalau ada apa-apa nanti malah repot.

Selesai ibadah aku keluar dengan celana pendek, boxer maksudku. Seperti biasa menuju dapur karena haus banget dan kulihat lampu terang benderang pasti mira kapok minum disaat gelap gara-gara gue peluk.

Gimana gak on lihat tubuh mungilnya yang seksi dari belakang, suami mana yang gak on lihat istri secantik dia pakai baju seksi, pengennya macam-macam tapi sayang belum dapat SIM Surat Izin Menyetubuhi.

"Ahhhh, seger -" cetusnya setelah meneguk segelas penuh air dingin dan kali ini dia menggunakan kimono satin padahal aku berharap dia pakai baju seperti kemarin.

"Masih panas di kamar kamu sampai kehausan gitu atau kamu main solo? " tanyaku sambil mengambil minuman kaleng ber ion di dalam kulkas dan meneguknya sembari melirik ke arahnya sedikit ternyata dia sedang memperhatikan tubuhku ini, kalau tertarik bilang dong Mir ... aku masih kuat sampai subuh meskipun hanya di dapur karena Hilda sudah tidur pulas tapi jawabnya malahan,

"Gue udah berhasil punya anak, jadi gue gak butuh gituan lagi. "

Otakku jadi segar banget ... banget emosiku terkumpul semua.

"Ya, kamu benar saking belum berhasilnya Hilda terus aku genjot tiap hari makanya teriak-teriak gitu, kamu gak kasihan, bisa coba bantu kami mewujudkannya?" ucapku vulgar untuk ngebalas omongannya karena aku sedikit tersinggung dengan omongannya dan jika aku tersinggung maka,

"Banyak cara untuk mewujudkannya, pergilah ke dokter untuk program, " jawabnya dan akan melenggang pergi tapi aku langsung menahan lengannya dan kupaksa mendorong tubuhnya hingga mentok pada cooking bar.

Aku semakin mendekatkan diri padanya, ternyata adik kecilku ini langsung bangun tanpa aku suruh dan Mira semakin memundurkan tubuhnya saat wajahku semakin mendekat dan milikku kini mungkin terasa baginya karena aku mendengar deru nafasnya yang gak beraturan mungkin menahan hasrat.

"Vidi!!!" tegasnya lagi mengingatkan dengan plototan mata yang berusaha mengintimidasiku.

"Apa kamu merasakannya?"

"Apa kamu menginginkannya?"

"Mungkin mereka ingin bersua ... mari kenalan. "

"Bekas Hilda aku gak minat!" ucapnya tegas tapi matanya mengatakan iya, how could it be?

"Udah aku cuci Mir ... dan udah kesat, " ucapku tepat didepan bibirnya tapi dia berusaha melakukan perlawanan dengan cara ingin mendorong perut kotakku yang lengket dengan keringat percintaan tadi tapi tangannya bukannya mendorong ke belakang tapi seperti meraba dengan tangannya yang bergetar kemudian diurungkannya lalu dia berusaha kabur dari samping tapi tanganku menahannya kuat dan langsung merengkuh tubuhnya.

"Vidi!" tegasnya kembali tapi aku langsung menutup mulut itu dengan bibirku dan melumatnya habis.

Karena bibirnya yang tadi masih merekah dan terasa manis, sungguh manis aku mencecapnya hingga ke dalam, aroma sirup leci yang diminumnya tadi sungguh membuatku tidak ingin melepaskannya.

Ini ciuman hot pertamaku dengannya meski dia sedikit berontak tapi akhirnya dia pun membalasnya dan aku tidak ingin melepasnya apakah bisa kami?

"Want to try," tawarku setelah melepaskan pagutan kami meski aku sebenarnya tidak ingin tapi kami butuh oksigen, dengan menatap matanya dan mengusap bibirnya berharap keinginanku malam ini menjadikan dia istriku yang sesungguhnya dalam melayaniku, namun --

Double V SucksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang