Sudah hampir 2 jam aku terjebak di dalam mobil yang dingin, bersama orang yang tak kalah dingin.
Macet. Seharusnya aku terbiasa dengan kondisi macet kota Seoul. Tapi tidak kali ini.
Aku menghela napas panjang. Aku lelah. Aku ingin tidur. Tapi tidak bisa.
Bagaimana bisa aku tidur jika berada satu mobil dengan orang yang aku 'waspadai'?
"Kalau kau ingin tidur, tidur saja" Ucapnya masih terfokus pada jalanan. Bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Aku bisa saja tidak peduli, dan mengikuti perkataanya. Tapi, pikiranku saat ini tidak tenang. Aku memiliki banyak pertanyaan untuknya.
"Daepyeonim" Panggilku tanpa melihat kearahnya. Dia hanya bergumam sebagai respon.
"Apa alasan Anda mengaku sebagai suami saya?" Aku bisa merasakan bahunya menegang.
Cukup lama kami saling terdiam, sampai akhirnya dia mulai berbicara "Apa masalahnya?" Pertanyaannya membuatku melongo.
"Tentu ada masalahnya!" Seruku tak terima. "Hubungan kita hanya sebatas Daepyonim dan karyawan, jika Anda lupa"
"Justru itu. Kalau aku mengakui sebagai bosmu, mereka akan mengira kau terluka karnaku. Tentu mereka akan berspekulasi yang tidak-tidak denganku. Lebih baik, aku mengaku sebagai suamimu" Tidak masuk akal. Orang yang tidak rasionalpun tahu, bahwa alasannya tidak masuk akal.
"Loh? Memang benar kan? Saya sakit karna Anda?" Tanyaku sangsi. Aku bahkan lupa, dengan siapa aku berbicara.
Dia tidak menjawab pertanyaanku. Tapi aku tahu, dia menahan amarahnya. Bahkan rahangnya mengeras dan tangannya mengepal di roda kemudi.
Aku masa bodoh dengannya. Kali ini aku membiarkan rasa kantuk menyerangku.
Aku berusaha menyamankan posisiku dan mulai memejamkan mataku.
Aku semakin rileks, ketika ada sebuah tangan yang mengelus pucuk kepalaku, dengan lembut.
Aku rasa, aku mulai memasuki alam mimpi. Tapi kenapa masih mendengar sesuatu, yang bahkan tak bisa kupahami?
"Karna, aku benci dengan status kita, yang sekarang"
.
.
.
Aku terbangun ketika mencium aroma kue yang baru matang. Aromanya nikmat. Aku baru sadar, kalau aku terbangun karna lapar.
Aku bangun dan melihat jalanan didepanku. Ternyata hampir dekat dengan apartemenku.
Kursi kemudi, tempat seharusnya Daepyonim berada itu kosong. Aku pikir dia keluar mencari sesuatu.
Aku menemukan sumber aroma lezat itu. Aku menemukan toko kue dengan gaya klasik khas Perancis.
La Précieux.
Aku memandang toko itu dengan senyum miris. Sudah lama aku tidak datang ke toko itu. Toko dengan berbagai kenangan bersamaya.
Aku melihat jam digital yang berada di dashboard mobil. Jam 8 tepat. Untung aku sempat menghubungi Woojin, memberitahunya bahwa aku akan pulang telat.
Aku terkejut melihat Daepyonim berada di kerumunan orang yang ada di toko kue itu. Aku tidak mau berspekulasi tentangnya. Tidak peduli lebih tepatnya.
Aku pura-pura tertidur, ketika Daepyonim keluar dari toko kue itu. Aku bingung, kenapa aku harus bertingkah seperti ini?
Aku bisa mendengar suara mesin mobil yang menyala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Preserve | Jung Jaehyun [Complete]
FanfictionMenjadi orang tua tunggal itu, sebenarnya menyenangkan. Tapi, semua terasa berat Ketika, Jung Jaehyun mulai mengusik kembali hidupku, dan berusaha mengambil "paksa" buah hatiku ©️SiriusPeach - Start : 27/04/19 End : 13/04/20