"Paman pasang balon warna pink di sebelah sana"
"Ih, paman Woojin jangan dimakan kukisnya"
"Mama, paman Jihoon jahat, gak kasih aku kado"
"Yak Nonna! Fantanya diminum sama Jeje"
Itu baru sedikit dari sekian keributan yang terjadi di apartemenku hari ini.
Aku mengabaikan mereka dan fokus menghias kue ulang tahun. Untung aku hanya membuat satu kue. Toh juga mereka tidak bisa menghabiskan kue dalam waktu sehari.
Aku terkikik mengingat bagaimana antusias buah hatiku hari ini. Meski kami tidak mengundang teman-teman mereka disekolah, setidaknya si kembar Park sudah lebih cukup.
"Woojin, tolong ambil kuenya" Panggilku yang tengah menaruh lilin angka 5 diatas kue. Selesai, aku sudah selesai mengurus kue dan sekarang tinggal mempersiapkan makanannya.
"Eh, eh. Jangan disentuh coklatnya"
"Aw, sakit Nonna" Aku memukul tangannya yang hendak menyentuh krim coklat kuenya.
"Hush, bawa sana kuenya" Aku mendorong bahunya pelan dan kembali melanjutkan masakanku. Aku rasa Bulgogi, Kimchi jjigae, Gimbap dan Mandu itu lebih dari cukup. Mengingat kapasitas perut si kembar Park, pasti makanan ini akan habis.
Aku mencicipi kaldu Kimchi jjigae. Pas, tidak terlalu asin, tidak terlalu pedas. Aman untuk buah hatiku.
"Mama mandi dulu ya" Aku menaruh Mandu di meja makan dan segera bergegas menuju kamar mandi. Aku tidak suka dengan peluh lengket yang menepel di tubuhku terlalu lama.
Aku mendengar suara bel apartemenku berbunyi, aku membiarkannya dan melanjutkan kegiatan mandiku. Toh juga ada Woojin dan Jihoon, pasti aman.
Aku keluar dari kamar mandi dengan menggunakan bathrobes dan sebuah handuk yang melilit rambutku. Aku biasanya mengeringkan rambut menggunakan handuk dan bantuan kipas angin. Aku tidak terlalu suka hairdryer.
Aku tersenyum kecil ketika mendengar tawa dari buah hatiku. Pasti Woojin tengah bertingkah konyol kali ini.
Aktivitas menyisir rambutku terhenti. Aku terkejut dan takut. Dengan cepat aku merapikan pakaianku dan bergegas keluar.
Seharusnya suara itu tidak ada disini.
Dan, ketakutanku ternyata terjadi.
"Siapa menyuruhmu untuk datang kemari?" Aku menatap tajam orang asing yang di apartemenku.
Dia melepaskan pelukan pada Jaemin dan berjalan mendekatiku. Dengan sorot mata yang lembut. Aku benci melihatnya.
"Aku kesini karna anak-anakku berulang tahun"
A-apa? 'Anak-anakku' dia bilang? Keterlaluan.
"Maaf, Anda tidak diundang"
"Dan, Anda bukan tamu yang diharapkan" Tatapanku semakin menajam dan menekan intonasiku.
"Mama, lihat deh. Paman Jaehyun bawa kado yang banyak buat kami" Perhatianku teralihkan dan menatap buah hatiku yang tengah menunjuk beberapa kado berukuran besar.
"Ma, kami boleh merayakan ulang tahun sama Paman Jaehyun, ya?" Mereka menatapku penuh harap. Bahkan mereka memajukan bibirnya, tanda mereka siap-siap merajuk jika aku menolaknya.
"Hyomin, ijinkan aku bersama mereka. Kumohon. Jangan merusak hari bahagia mereka"
Tapi, kau telah merusak kebahagiaanku, Jung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Preserve | Jung Jaehyun [Complete]
FanfictionMenjadi orang tua tunggal itu, sebenarnya menyenangkan. Tapi, semua terasa berat Ketika, Jung Jaehyun mulai mengusik kembali hidupku, dan berusaha mengambil "paksa" buah hatiku ©️SiriusPeach - Start : 27/04/19 End : 13/04/20