74. Begin Again

4.7K 568 172
                                    

2 Years Later...

Menarik tuas rem tangan, aku membenarkan posisi stir kemudi seperti semula. Setelah dirasa sudah aman, aku keluar dari mobil bersama satu dus besar di kedua tanganku.

Dengan langkah santai, aku memasuki bangunan yang penuh dengan anak-anak berbagai usia.

Yap, tidak salah lagi. Aku sekarang berada di panti asuhan yang terletak di pinggir kota Seoul.

"Wah, Jeno, Papa dateng!"

"Papa!"

"Papa kenapa baru kesini? Lami kangen sama Papa, tahu!"

"Papa, Renjun jahat! Boneka Hina dirusakin sama Renjun. Huaaaa!"

Aku hanya bisa tersenyum pasrah begitu keempat anak asuhku mulai mengerumiku, satu persatu dari mereka mulai mengadu padaku. Tidak masalah, justru aku suka ketika mereka bercerita banyak hal.

Setidaknya, aku bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang Papa melalui mereka.

"Eits! Jangan diganggu Papa Jaehyunnya. Kasian Papa kalian lagi bawa barang berat" Suara feminim dari pemilik panti asuhan membuat keempat anakku berhenti bersuara. "Kukira kau tidak jadi datang, Jaehyun"

"Jadi, imo" Kepalaku menggeleng begitu wanita yang sesusia Mommy hampir mengambil dus ditanganku. "Tak apa imo, biar aku aja"

"Kalian main sama kak Nayoung dulu, ya? Halmeoni mau bicara sama Papa"

Tanpa banyak bicara, mereka segera berlari menuju taman bermain yang ada di panti asuhan.

Aku mengikuti langkah kaki Yoona imo menuju ruang kerjanya yang terletak tak jauh dari taman bermain. "Sepertinya mereka sangat suka denganmu, Jaehyun"

"Ah, aku senang mendengarnya" Aku meletakan dus penuh mainan dipojok ruangan, tempat dimana biasanya aku menaruh mainan atau pakaian tiap kali aku berkunjung.

"Terimakasih, nak. Maaf merepotkanmu selama ini"

"Jangan seperti itu, imo. Aku melakukan semua ini tanpa merasa terbebani" Ucapku setelah mendudukan diri diatas sofa ruang kerjanya.

Menjadi penyumbang tetap di panti asuhan milik sahabat Mommy bukanlah masalah bagiku. Selain aku bisa berbagi dengan anak-anak yang memiliki nasib kurang beruntung, aku juga ingin mengasah kemampuan berinteraksi milikku dengan anak-anak, mengingat aku sedikit susah dekat mereka.

Jadi, ketika aku bertemu dengan anakku, aku bisa langsung dekat dengannya tanpa merasa canggung lebih dulu.

"Bagaimana kabar ibumu? Sehat?"

"Sehat"

"Oh, ya" Ck, hampir saja aku lupa. Aku meraih selembar kertas dari saku kemejaku, selembar cek dengan nominal sudah tertulis disana. "Tolong diterima, imo"

"Ya ampun, nak. Kau selalu seperti ini" Awalnya Yoona imo menolak, tapi aku memaksanya dengan meletakan diatas telapak tangannya. "Terimakasih banyak"

"Ne, tidak masalah"

Selanjutnya, tidak ada percakapan diantara kami. Aku sendiri kehabisan topik pembicaraan. Biasanya, aku akan menyusul keempat anakku dan bermain sampai sore. Tapi dari raut wajahnya, sepertinya Yoona imo ingin membahas sesuatu.

"Jaehyun"

"Ya?"

"Maaf kalau imo membahas topik ini" Wanita didepanku menghela napas beberapa kali. "Bagaiamana dengan pencarian anak dan calon istrimu? Sudah ada perkembangan?"

Preserve | Jung Jaehyun [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang