32. They Get Hurt

6K 1.1K 253
                                    

Aku masih terbayang dengan isi diary mereka. Mungkin karna itu, aku tidak bisa konsentrasi dalam hal apapun. Termasuk bekerja.

"Kau terlihat kacau, ada apa?" Aku mengalihkan fokus dari makan siangku ke arah Jisung oppa yang ada di sebrangku.

Aku hanya menggerakkan kepalaku, memberi gesture seolah-olah baik-baik saja padanya. Aku kembali menyantap makan siangku tidak minat.

Aku meletakan sumpitku ketika ponsel disakuku bergetar. Aku mengernyit mendapati nomor tak dikenal terpampang di layar ponselku.

"Selamat siang, dengan siapa?"

"Iya, saya Orang tua dari Na Jaemin dan Na Jena"

Aku membeku mendengar berita dari salah satu ssaem anak-anakku. Dan aku masih sulit mencernanya.

"T-tolong kirim alamatnya sekarang"

"Mau kemana, Hyomin?" Seulgi-sunbae menatapku bingung yang tengah memasukan dompet dan ponsel ke tasku.

"Bisa izinkan aku pada Daepyonim? Aku harus pergi sekarang" Aku mengabaikan pertanyaan dari sunbaeku dan meminta tolong pada Irene-ssi.

"Tapi mau kemana?" Aku menghela napas ketika Jaehwan-sunbae menahan tanganku.

Jika seperti ini, mau tidak mau aku harus memberitahu mereka, jika ingin cepat pergi dari sini.

"Yonsei University Hospital"



.

.


.




Aku perlahan membuka pintu kamar inap, berusaha tidak membuat suara yang membuat mereka terkejut.

"Jaemin? Jena?" Mereka menatapku takut saat aku berada didepan mereka.

"Kenapa kalian bisa seperti?" Aku membelai wajah mereka hati-hati, takut melukai mereka.

Aku menatap pilu kearah mereka dengan kondisi yang tak seharusnya mereka rasakan.

Rambut berantakan, bekas tamparan yang memerah-sebentar lagi akan membiru-di kedua pipi Jaemin, cakaran di kedua pergelangan tangan Jena. Makhluk macam apa yang menyakiti mereka seperti ini?

"Tatap Mama jika sedang berbicara" Aku sedikit mengangkat dagu mereka, membuat mereka terpaksa menatapku.

"Katakan siapa yang membuat kalian terluka"

"Jangan takut, Mama tidak akan marah" Ujarku lembut.

Tok... Tok...

Aku membalikkan tubuhku ketika pintu kamar dibuka, memperlihatkan seorang guru yang kukenal, Choi ssaem dan sepasang orang tua.

"Hyomin-ssi sudah datang?"

"Ah iya" Jawabku berusaha tersenyum sealami mungkin.

"Bisa kita bicara diluar sebentar?" Aku mengangguk dan membiarkan mereka keluar terlebih dahulu.

"Mama pergi sebentar, ya?"

"Iya Mama" Jawab mereka kompak dengan lirih.

Aku mencium pucuk kepala mereka lalu berjalan mengikuti Choi ssaem.

Selain Choi ssaem dan kedua orang tua itu, ada juga dua anak berbeda jenis kelamin dengan luka-luka ditubuh mereka. Tetapi tidak separah buah hatiku.

"Mohon maaf sebelumnya Hyomin-ssi, saya memanggil Anda sebagai Orang tua dari Na Jaemin dan Na Jena untuk memperlurus permasalahan yang terjadi" Aku terdiam, membiarkan Choi ssaem melanjutkan ucapannya.

Preserve | Jung Jaehyun [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang