56. "Their" Presence

2.9K 541 38
                                    

Ketika aku menginjakkan kakiku untuk pertama kalinya di New Zealand, entah bagaimana aku bisa jatuh cinta dengan negara ini. Banyak hal yang kusukai disini, termasuk banyak taman yang tersebar hampir setiap tempat.

Pilihanku untuk tinggal di kota Waikato tidaklah buruk. Meski disini jarang kutemui orang Asia, setidaknya masyarakat disini ramah.

Aku berhenti sejenak setelah berjalan cukup lama. Dokter Taeyeon menganjurkan untuk banyak beraktivitas, banyak jalan, dan mengelilingi taman kota menjadi rutinitas pagiku setelah aku menetap disini.

"Hei sayang, cukup sampai sini kita jalan-jalan ya? Lain kali kita akan ke pantai, bagaimana?" Senyumku tidak pernah luntur sejak tadi, apalagi saat mengelus perutku yang semakin membesar.

Aku memutar tubuhku, berjalan kembali ke apartemenku yang berada tak jauh dari sini. Bersyukur aku mendapatkan apartemen yang dekat dengan segala tempat, termasuk universitasku.

"Morning grandma" Sapaku pada salah satu tetangga disini, Grandma Stephani.

"Hey, good morning honey"

"May i help you, grandma?" Aku iba melihat seorang nenek yang setua ini membawa bahan belanjaannya sendirian. Pasti berat.

"Is it okay? Because you're pregnant" Awalnya beliau menolak, menarik kantong belanjaannya. Tapi aku menarik lagi dan tersenyum lembut padanya. "It's okay, let me help you"

"Thank's honey"

"No problem" Beliau menggandeng sebelah tanganku yang bebas, mengajakku berjalan menuju lift.

"How long have you been pregnant?" Pertanyaan darinya membuatku sedikit terperanjat, aku tidak sadar kalau kami sudah di dalam lift. Sepertinya aku harus mengurangi sifat melamunku.

"About 25 weeks" Menurut prediksi dokter Taeyeon, usia kandunganku berkisar 20 minggu. Itu berarti sekarang sudah berusia 25 minggu.

"Is it boy or girl?" Beliau menarikku pelan keluar dari lift dan menggenggam tanganku lembut. Telapak tangannya yang halus itu mengingatkanku pada nenekku.

"Hmm, im still dunno" Yah, sejujurnya aku belum melakukan USG untuk mengetahui jenis kelaminnya. Awalnya aku menolak, tapi Taeyeong oppa memaksaku untuk melakukannya.

"Aaa, i hope u're doing fine" Aku hanya membalasnya dengan tersenyum

Ketika kami sampai didepan pintu apartemennya, aku memilih pamit menuju apartemenku. Apartemennya berada dua lantai dibawah apartemenku, membuatku harus menaiki tangga untuk ke apartemenku, walaupun ada teknologi bernama lift.

Setelah memasukkan password apartemen, aku segera pergi ke kamar mandi, membasuh tubuhku yang lengket penuh peluh setelah berjalan-jalan selama 3 jam, itu durasi terlama yang pernah kulakuan, biasanya 1 sampai 2 jam. Pantas saja sekarang aku sangat lapar. Mungkin sepotong sandwich extra ayam bukan pilihan yang buruk untuk sarapan menjelang makan siangku.

"E-eh? Morning" Hampir saja aku memaki jika saja tidak ingat bahwa aku sedang hamil. Kenapa dia selalu mengagetkanku dengan menepuk bahuku dan ekspresi wajahnya yang datar itu?

"Annyeonghaseyo"

"Annyeonghaseyo" Aku lupa satu hal, bahwa dia aktif dalam berbahasa Korea padahal dia tidak memiliki darah Korea sedikitpun ditubuhnya.

"Mau kemana?" Dia memperhatikan penampilanku dari kepala hingga ujung kakiku dengan intens, membuatku sedikit risih, takut penampilanku ada yang salah dimatanya.

Preserve | Jung Jaehyun [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang