78. Propose

2.7K 449 58
                                    

Hari minggu. Seharusnya hari minggu ini aku pergi ke pantai, mencari sunrise bersama buah hatiku. Musim panas memang pas untuk ke pantai.

Tapi itu hanya rencana, yang pada akhirnya tidak terealisasikan.

Karna kenyataannya, kini aku tengah berkutat dengan peralatan dapur milik keluarga Jung. Kalian bisa tebak siapa orang yang memaksaku sampai bisa ada disini.

"Katanya Jeje, kalian mau ke pantai"

"Iya, Mom" Sahutku melirik beliau sebentar, sebelum aku fokus pada adonan kue di tanganku.

"Maaf ya nak, Mommy mendadak memintamu kesini"

"Ah, tidak apa" Jawabku pelan. "Toh juga mereka rindu dengan grandpa dan grandma"

Aku tidak berbohong. Buktinya kedua anakku langsung bersorak gembira begitu grandpanya mengajak mereka jalan-jalan.

"Habisnya hampir dua bulan kalian tidak kesini" Balas wanita cantik disampingku. Aku tidak berkutik ketika beliau mengambil adonan kue di tanganku dan menuangkan ke dalam loyang yang sudah dilapisi mentega.

"Kau tidak berani kemari kalau tidak bersama Jaehyun ya?" Mommy Jessica tersenyum begitu selesai memasukkan beberapa loyang kue ke dalam oven. "Tanpa Jaehyun pun, kau bebas kesini"

Responku hanya tertawa kikuk. Kenapa akhir-akhir ini semua orang tahu isi kepalaku? Atau mereka mendadak menjadi seorang cenanyang?

Kini satu tangan halusnya menarik tanganku, mengikuti langkah anggunnya meninggalkan dapur dan mendudukkan tubuhku diatas kursi kayu diteras belakang rumah.

Yah, bisa dibilang kunjunganku kemarin ke rumah ini bisa dibilang kunjungan pertama sekaligus terakhir. Aku tidak punya alasan apapun untuk main kembali ke rumah ini.

Sudah tak terhitung berapa kali wanita cantik dihadapanku ini menghubungiku untuk mampir kerumahnya, memintaku dan kedua buah hatiku bermain di rumahnya.

Meski aku ibu dari kedua cucunya, tetap saja aku tidak berani berkunjung tanpa bersama anak semata wayangnya. Malu lebih tepatnya.

"Bagaimana hubungan kalian, nak?" Aku tersentak mendengar pertanyaan tiba-tiba darinya.

"Hubungan? Siapa?"

"Kau dan Jaehyun"

"Sudah sejauh mana hubungan kalian? Apa Jaehyun menyakitimu lagi?"

Dua pertanyaan sederhana, sangat sederhana, tapi aku memerlukan waktu untuk menjawab, tenggorokkanku mendadak terasa kering.

"Yah... Seperti Mommy lihat. Sejauh ini Jaehyun bersikap baik padaku" Tolong ingatkan aku untuk tidak berbohong lagi dengan orang yang lebih tua. Ingat karmamu, Hyomin.

Aku tidak mungkin bilang 'kan berapa kali Jaehyun membuatku terluka sejak pertemuan pertama kami setelah sekian tahun aku kabur darinya?

Helaan napas terdengar jelas darinya. "Aku lega tahu kau baik-baik saja. Bilang padaku jika dia menyakitimu lagi. Tyler pasti tidak segan menghukumnya lagi"

Aku hanya bisa tertawa lirih sembari menggaruk tengkukku yang tidak gatal sebagai respon.

Aku tidak tahu harus merasa senang karna masih ada orang yang membelaku atau merasa kikuk karna orang yang membelaku kali ini adalah orang tua Jaehyun.

"Hyomin"

"Ya, Mom?"

Mommy terdiam sebentar, jemari tangannya yang lentik itu tiba-tiba sudah bertengger di pipiku, mengelusnya dengan pelan nan lembut. Elusannya mengingatkanku pada mendiang Eomma. Sudah lama aku tidak merasakannya.

Preserve | Jung Jaehyun [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang