Kata siapa hamil besar bisa mengganggu aktivitas seorang ibu? Siapapun kau, you've got prefect score.
Demi apapun, bahkan untuk berjalan saja napasku ngos-ngosan, padahal belum lima menit. Belum lagi punggungku mulai nyeri. Tidak heran kenapa aku mudah lelah padahal hanya melakukan aktivitas ringan. Untung lorong kampus masih sepi.
"Good morning" Sapaku begitu memasuki ruang bagian keuangan di kampusku. Akhirnya sampai juga.
"Morning, eh Annchi? Why you here? You haven't taken maternity leave yet?" Miss Aubree membalas senyumku meski dia sempat terkejut melihatku. Apa aku semenyeramkan itu? Bahkan tadi dosen pengawasku juga kaget melihatku di kelas tadi.
"Nope. I have my last exam today. Oh and i want to take my scholarship money. Can i?" Satu tanganku terulur padanya, memberikan secarik kertas berisi nominal uang yang akan aku terima.
"Sure. Wait a minute"
Sembari menunggu, aku memperhatikan ruangan ini dengan perasaan kagum. Jika orang awam masuk keruangan ini pasti tidak mengira bahwa ruangan ini biasanya menangani masalah keuangan di University of Waikato. Bagaimana tidak, ruangan ini penuh dengan lukisan-lukisan dengan berbagai jenis aliran, dan jangan lupa furniture penuh corak yang memberi kesan tempat ini cocok sebagai ruang kesenian, bukan ruang keuangan.
"Here your money. Maybe you need anything else?"
"No, thanks" Balasku dengan senyum lebar kutujukan padanya. Tanganku terulur mengambil uang dan secarik kertas, lalu memasukan di sling bagku.
"Can i ask you something?" Miss Aubree memajukan kursinya semakin dekat denganku sampai tidak ada celah antara dia dan meja yang berada didepannya, sebagai pembatas diantara kami. Dari raut wajahnya ketara sekali dia penasaran. "Do you have any relationship with Mr. Hendery?"
"Oh, yes-eh what?"
Dalam seperkian detik, dia memasang seringai jahil, menatapku dengan kedua alisnya naik turun berulang kali. "Aaa, i knew it"
"Wait, what kind of relationship are you talking about?"
"You know what i mean" Masih dengan ekspresi yang sama, ia mengangkat kedua jari telunjuknya dan mempertemukan tepat didepan hidungnya. "Dating"
Kontan mataku membulat mendengar. Hah? "Why you think we have a 'relationship'?" Aku tidak habis pikir kenapa dia sampai punya pemikiran sejauh itu. Tidak masuk akal.
"I dunno" Tanganku memijat pangkal hidungki sembari mendengus kasar. "Everyone thinks you're dating because your interactions are very close. Mr. Hendery never wanted to talk to another woman for 5 minutes, you're the exception"
Yang hanya bisa kulakukan tersenyum canggung, tentu saja dalam hati aku tertawa terbahak-bahak. Ini terlalu pagi untuk mendengar sebuah gosip, apalagi aku sebagai objek yang digosipkan. Sinting.
"Want to hear a little secret?" Telingaku terpasang baik-baik mendengar apa yang akan ia bahas selanjutnya. Jika yang ia bahas itu diluar akal sehat, aku akan keluar.
"Hendery" Ada jeda beberapa detik, perasaanku mulai tidak nyaman. "He always looks at you with his soft eyes. In his eyes, you're special"
Oke, cukup. Aku tidak mau mendengar hal konyol apapun lagi, tidak mau kehilangan kewarasanku karna topik aneh semacam ini.
"Hahaha, but I don't think so" Tubuhku terbangun sembari mempertahankan senyum tipisku. "I'm sorry, but i have to go right now. Bye Miss Audbree"
KAMU SEDANG MEMBACA
Preserve | Jung Jaehyun [Complete]
FanfictionMenjadi orang tua tunggal itu, sebenarnya menyenangkan. Tapi, semua terasa berat Ketika, Jung Jaehyun mulai mengusik kembali hidupku, dan berusaha mengambil "paksa" buah hatiku ©️SiriusPeach - Start : 27/04/19 End : 13/04/20