79. Doubt

2.6K 450 99
                                    

"Hhh... Maaf membuatmu menunggu lama, oppa"

"Hei, aku baru saja sampai" Katanya, berdiri dari posisi duduknya dan membantuku untuk duduk di kursi hadapannya. "Tarik napas dulu, Hyomin. Kau seperti habis dikejar setan saja"

Mengikuti instruksinya, aku mulai mengatur napasku agar senormal mungkin. Benar-benar payah sekali aku. Baru lari 10 menit sudah ngos-ngosan.

"Ini, minum air dulu" Aku mengangguk pelan dan menerima gelas yang ia berikan, meminumnya sampai isinya tandas. "Gomawo"

"Ne"

"Mau pesan apa? Aku traktir hari ini"

Tanpa pikir panjang, aku langsung memberitahu pesananku. "Hot chocolate"

Kedua alisnya mengkerut tajam mendengar pesananku. "Kau yakin memesan itu? Cuaca lagi panas loh" Aku segera mengangguk yakin.

Kemudian pria didepanku beranjak dari kursi dan menuju meja pesanan. Sedangkan aku masih mengatur deru napasku seraya memperbaiki pakaianku.

"Sekali lagi, terimakasih oppa" Aku tersenyum begitu gelas penuh uap itu ada didepanku. "Maaf juga menyita waktumu"

"Aish, kau tidak perlu merasa sungkan begitu" Kekehnya kemudian. "Kau sudah kuanggap sebagai adikku, dan sebagai kakak tugasku adalah melindungi adikku" Matanya menyipit seiring lebarnya senyum diwajahnya.

Selanjutnya, tidak ada percakapan diantara kami. Mataku fokus pada jalanan kota yang terpampang di jendela restoran disebelahku, memberi waktu bagi pria didepanku menghabiskan makan siangnya.

Diamnya aku bukan berarti aku tidak memikirkan apapun. Otakku kini tengah bekerja keras untuk merangkai kata-kata yang tepat saat aku membahas permasalahanku nantinya.

"Hyomin"

"Hm?"

"Ada apa?" Ekor mataku melirik isi piringnya, makanannya tinggal beberapa suap. "Habiskan makanmu dulu, oppa"

"Aku bisa mendengarmu sambil makan" Aku menggeleng pelan. "Pembicaraanku nanti membuatmu tidak menyentuh makananmu lagi, dan aku tidak mau itu"

"Seberat itu, ya?"

"Dari sudut pandangku, iya"

Ia kembali melanjutkan makan siangnya yang sempat tertunda. Akupun mengambil hot chocolate milikku yang masih beruap, meniupnya sebentar lalu menyeruputnya sedikit. Aku lakukan terus menerus sampai bunyi gesekan antara sendok dan piring tidak terdengar jelas di telingaku.

"Aku sudah selesai" Ucapnya final.

"Jadi ada apa, Hyomin?" Tanyanya sekali lagi, menatapku dengan sorot hangat dan teduh dari manik coklatnya. "Kau pasti ada masalah, kalau tidak mungkin kita akan berakhir di taman bermain"

Aku langsung tergelak pelan mendengarnya. Dia masih ingat kebiasaanku rupanya. Dulu, kalau aku bosan, aku pasti menyeretnya ke taman bermain, tapi jika aku mengajaknya bertemu di restoran atau kafe yang sepi, ia pasti tau aku sedang ada masalah.

"Oppa"

"Ya?"

"Bagaimana reaksimu kalau Jaehyun beneran melamarku?"

Ia terbatuk kemudian saat meminum sodanya. Salahku kenapa tidak menunggunya menyelesaikan minumnya. "Ya aku senang. Berarti dia serius dengan ucapannya"

"Lalu? Kenapa kau terlihat murung?" Jedanya, semakin menatapku intens. "Bukannya ini yang kau mau? Dia menikahimu?"

"Iya" Tanganku bergerak mengaduk hot chocolate dengan asal. "Tapi itu dulu"

Preserve | Jung Jaehyun [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang