Destiny : The Truth Untold

2.2K 398 113
                                    

Perpaduan aroma tanah basah akibat hujan—atau sering disebut petrichor itu mulai menyapa indra penciuman perempuan yang tengah membawa sebuket bunga peach lily, memasuki area pemakaman dengan senyum tipis diwajahnya.

Didepannya, kedua anak kembarnya berjalan cepat menuju salah satu gundukan tanah yang selalu mereka kunjungi setiap akhir pekan.

Sedang disampingnya, ada seorang pria yang tengah menggandeng tangannya yang bebas, melangkah saling beriringan.

Begitu sampai, perempuan itu langsung berjongkok disamping makam pria yang telah memberinya dua anak. Meletakan bunga diatas batu nisan yang tertulis nama si pemilik makam.

Jung Jaehyun.

"Papa apa kabar?" Padahal, Jaemin dan Jena rutin datang ke makam papanya, namun tetap saja mereka tidak bisa menyembunyikan kesedihan yang mereka rasakan. "Semoga papa baik-baik aja disana" Meski tidak menangis, suara yang bergetar cukup mengindikasi betapa rindu dan sedihnya mereka atas kepergian papanya.

"Papa"

"Kami rindu papa" Jaemin dan Jena berusaha menahan air matanya yang sudah ada dipelupuk matanya. Hyomin selalu meminta mereka untuk tidak menangis didepan makam papanya, dengan dalih agar papanya tidak ikut merasa sedih dan tidak tenang di sana.

"Apa papa rindu kami juga?" Kini, kedua tangan mungil mereka mengelus batu nisan milik papanya. "Kata mama, kalau papa rindu pasti papa bakal datang ke mimpi kami"

"Kami harap papa bakal datang ke mimpi kami lagi. Karna kami ingin bermain sama papa lagi, setiap malam"

Hyomin tahu, sangat tahu, kedua anaknya menyimpan kerinduan yang besar untuk papanya, kerinduan yang tak akan bisa terobati sepenuhnya, sampai kapanpun.

"Papa"

"Makasih udah lindung Nana dan Jeje. Makasih papa udah sayang kami selama ini. Maaf kami sering nakal sama papa, sering minta banyak hal sama papa"

"Kami sayang papa. Selalu"

Mereka merasakan pucuk kepalanya diusap penuh kasih sayang dari mamanya, membuatnya merasa lebih tenang. Sedang Hyomin, mempersiapkan dirinya untuk membicarakan sesuatu pada Jaehyun.

"Jaehyun"

"Aku tahu, hari ini bukan hari minggu, hari biasa dimana kami selalu mengunjungimu"

"Dan aku kesini, ingin memberimu kabar"

"Dua bulan lagi, aku dan Hendery akan menikah" Ucap Hyomin lirih. "Aku dan Hendery meminta restu darimu"

"Sebelumnya aku sudah meminta izin dari mommy dan daddy. Awalnya mereka sedih dengan keputusanku, tapi pada akhirnya mereka setuju dan membiarkanku memilih jalan hidupku sendiri"

"Tenang, walau kami sudah menikah, aku dan Hendery tidak akan memutus hubungan anak-anak dengan kakek-neneknya"

"Jadi, izinkan aku menikah dengannya"

Sakit, meski Hyomin memilih menikah dengan Hendery, tetap saja rasa sakit karna tidak bisa menikah dengan Jaehyun itu masih ada. Jauh dari lubuk hatinya, Hyomin masih mencintai Jaehyun, tidak peduli pria itu sudah tertidur dalam damai selama tiga tahun.

Preserve | Jung Jaehyun [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang