*Warning! Jika kalian masih dibawah umur atau tidak nyaman dengan adegan dewasa, aku saranin buat skip chapter ini!
Satu fakta yang baru aku ketahui yaitu, aku dan Jaehyun lahir di bulan yang sama, di jam yang sama, dan dirumah sakit yang sama. Hanya berbeda satu tahun denganku dan ulang tahunku lebih awal 3 hari darinya.
Karna fakta itulah, banyak orang berspekulasi bahwa kami sudah ditakdirkan berjodoh sejak awal.
Respon Jaehyun? Dia tentu dengan semangat menyetujui statement konyol itu, meski aku sudah menolak mentah-mentah. Itu hanya kebetulan, itu saja.
Tapi sekali lagi, Jaehyun tetaplah Jaehyun. Orang paling keras kepala yang pernah ada.
"Lepaskan tanganmu dari perutku, Jung"
"Kau memanggilku apa? Coba ulang sekali lagi"
"Jung-Yak! Berhenti! Kau membuatku geli! Kumohon, berhenti!" Tubuhku mengeliat begitu tangan jahilnya menggelitiki pinggangku, membuatku tidak fokus dengan masakanku.
Mau tidak mau aku harus menyikut otot perutnya dengan kuat, itu cukup membuatnya menjauhkan dirinya dariku walau tidak ada raut kesakitan darinya. Justru aku yang meringis kesakitan karna otot perutnya yang keras.
"Aku kira selama ini Mark berbohong tentangmu" Hhh, apa lagi bocah itu ceritakan tentangku? "Kau memang anarkis seperti Mark katakan"
Mati-matian aku menahan diriku untuk tidak memukul kepalanya dengan spatula ditanganku. Serius ya, dia tuh tidak pernah kapok, sudah berapa kali dia percaya dengan omongan Mark yang bahkan tidak bisa dibuktikan.
Sabar Hyomin, sabar. Orang sabar memang banyak cobaannya. Sabar.
"Aku tidak akan galak kalau aku tidak diganggu lebih dulu" Aku meliriknya tajam sebentar sebelum memotong lobak putih.
"Salah sendiri kau tidak membiarkanku ikut membantumu" Rengeknya dengan mengerucutkan bibirnya dan mengembungkan kedua pipinya, aku harus menahan diriku untuk tidak mencubit pipi chubbynya. Sok imut.
"Tolong ya, sekali saja Anda itu sadar diri" Aku mengecilkan api kompor, memindahkan sup ayam ke mangkok. "Jangan menambah luka lagi. Luka yang lama saja masih basah"
"Sudah ganti plester?" Aku harus segera menyelesaikan masakanku, perut Jaehyun sudah berbunyi, dan dia akan super duper menyebalkan jika sedang lapar.
"Belum lah" Dia memamerkan kesepuluh jarinya dengan rasa bangga. "Mana bisa aku menggantinya sendiri"
Aku mendengus geli mendengarnya. "Dasar manja"
"Aku sama sekali tidak keberatan bersikap manja denganmu"
"Ah sayang sekali, aku yang keberatan disini"
Aku tertawa geli saat dia meniup-niup tengkukku dengan napasnya yang hangat. Sialan.
"Cepat selesaikan masakanmu. Aku sudah lapar" Dia menepuk pelan perutnya berulang kali, seolah memberitahuku bahwa ia benar-benar lapar.
"Aduh, bayi besarku kelaparan ya? Kasihan" Ujarku dengan nada seimut mungkin sembari mengelus perutnya. "Bayi besar harus duduk disana ya" Aku menunjuk kearah meja makan yang sudah ada beberapa makanan disana.
"Siap Mama, aku tunggu disana ya?"
Aku menahan napas begitu tiba-tiba dia mencium pipiku kilat. Double sialan. Dia belajar modus dari siapa sih?
Dan dia memanggil aku apa barusan? Mama? Oh damn! Dia membuatku merinding geli sekarang.
-Preserve-
KAMU SEDANG MEMBACA
Preserve | Jung Jaehyun [Complete]
FanficMenjadi orang tua tunggal itu, sebenarnya menyenangkan. Tapi, semua terasa berat Ketika, Jung Jaehyun mulai mengusik kembali hidupku, dan berusaha mengambil "paksa" buah hatiku ©️SiriusPeach - Start : 27/04/19 End : 13/04/20