40. A Tutor

4.1K 739 45
                                    

Aku mengusap peluh dikeningku sembari mengatur napasku. Gila, kenapa jarak ruang Dekan dengan kelas begitu jauh.

Berterimkasilah dengan elevator yang tengah diperbaiki di gedung Asia; gedung tempat kelasku berada. Karna telah membuatku berlari menuruni tangga dari kelasku yang ada dilantai 5, menuju gedung Eropa-gedungnya para petinggi universitas yang berjarak hampir 500 meter.

Untungnya ruangan para Dekan berada di lantai 1. Aku tidak sanggup lagi menaiki tangga, untuk saat ini.

"Loh Hyomin, kenapa napasmu ngos-ngosan? Tenang dulu, ok?" Miss Krystal membantuku duduk disofa dan memberiku segelas air putih.

Dalam hati, aku merutuki diriku sendiri karna mudah lelah, padahal hanya lari. Sepertinya aku harus mulai sering olah raga bersama Lucas, biar kejadian memalukan seperti ini tidak terulang lagi.

"Oh, jangan bilang kau berlari dari kelasmu ke ruanganku?" Tanya beliau sedikit tidak percaya. Ya, semua warga universitas tahu elevator gedung Asia rusak hampir sebulan. Mungkin itu, salah satu alasan dari reaksi yang beliau tampilkan.

Aku menggaruk pipiku yang sama sekali tidak gatal dan menampilkan cengiranku. "Hehe, saya takut Anda marah. Saya tahu, Anda benci dengan orang yang molor dalam hal apapun, termasuk waktu"

Beliau mendengus sebelum akhirnya duduk disebelahku, dan merapikan poniku dengan jemari lentiknya. "Kau bertingkah seperti kita baru kenal kemarin sore"

"Kau adalah salah satu mahasiswi favoriteku. Seharusnya kau lebih santai denganku, karna kita sering berinteraksi"

"Justru karna kita sering berinteraksi, saya semakin menghormati Anda, lebih segan dengan Anda. Saya tidak mau, karna hubungan kita dekat, itu membuat saya bertingkah seenaknya dengan Anda" Belaku dengan satu tarikan napas. Hhh... Lelah.

Miss Krystal menggeleng pelan, lalu mengambil ponsel dari saku kemejanya dan menghubungi seseorang.

Aku menatap sekeliling ruang kerja Miss Krystal dengan bosan. Ini sudah hampir 20 menit, dan beliau masih menelphone. Tujuan aku dipanggil kesini tuh apa?

"Kudengar nilaimu mulai naik lagi ya?" Aku sedikit terkejut mendengar Miss Krystal berbicara denganku. Aku mengangguk dan kembali memainkan jariku.

Sebuah tepukan halus melayang dibahuku. "Selamat untuk nilaimu. Dan selamat, beasiswamu semester depan aman"

Senyum tulus aku berikan padanya. Beliau termasuk dosen yang jarang memberi pujian, dan aku sedikit beruntung mendapatkannya.

"Aku baru ingat, dulu kau pernah cerita ingin menjadi seorang dosen"

"Ah, iya" Sebenarnya aku heran dengan pembicaraan ini. Tidak biasanya beliau mengajakku basa-basi secara random. Meskipun hanya sekedar basa-basi, beliau selalu memiliki satu topik yang jelas.

"Nah, tepat sekali" Aku tersentak kaget saat beliau menepuk kedua tangannya. "Aku punya cara untuk membuatmu terbiasa mengajar mahasiswa"

Sejujurnya aku tidak paham apa maksudnya, dan kali ini perasaan tidak enak mulai menghinggap dibenakku.

"Tenang, mahasiswaku gak gigit kok"

Tuh 'kan, kali ini permintaan Miss Krystal pasti aneh-aneh dan tidak mungkin bisa ditolak.

"Bagaiamana, jika kau menjadi tutor dari salah satu mahasiswaku?"

"Dia sendiri yang memintamu menjadi tutornya selama satu semester, dan aku rasa tidak masalah kalau kau menerimanya"

"Tolong diterima ya, Hyomin" Ujarnya dengan menangkup kedua tanganku. Aku sedikit meringis melihat tatapan memohon darinya.

Cara menolak dengan halus, bagaimana ya?




Preserve | Jung Jaehyun [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang