24. Be A Good Dad

6.9K 1.1K 155
                                    

Aku tersenyum kecut melihat pemandangan yang ada dihadapanku. Melihat bagaimana buah hatiku menarik kedua tangan Jaehyun kemana saja. Seolah-olah aku tidak ada disini.

Tahu gitu, aku tidak perlu ikut, ya. Runtukku dalam hati.

Sejak Jaehyun menjemput kami tadi pagi, anak-anakku lebih menempel dengan Jaehyun ketimbang aku. Mamanya.

Bahkan mereka terlalu asik dengannya, sampai-sampai aku tertinggal jauh dibelakang.

Aku menghembus napas kasar melihatnya. Tujuan mereka mengajakku kesini itu apa? Toh, aku tidak diperhatikan sejak tadi.

Aku terdiam, lalu memutar tubuhku. Lebih baik aku membeli sesuatu yang membuatku lebih tenang.

Aku membeli secangkir coklat hangat dan memilih duduk di bangku dekat minimarket. Aku menghirup aroma coklat pekatnya dan menyesapnya sedikit. Aku lebih suka coklat pahit ketimbang coklat susu.

Seharusnya aku tidak disini. Aku bisa memanfaatkan waktuku untuk beristirahat, mengingat selama di rumah sakit, aku tidak bisa tidur nyenyak.

Aku memejamkan mataku, melamun dan memikirkan kegiatan yang bisa kulakukan jika tidak berada di tempat ini.

Aku bisa tidur seharian, memasak dan membuat kue, aku sedikit rindu dengan peralatan pembuat kueku, atau bahkan aku bisa menonton kartun kesukaanku seharian. Membayangkannya membuatku ingin segera pulang.

"Disini kau rupanya"

Aku membuka mataku malas dan menatap datar orang yang ada dihadapanku.

"Kau membuat mereka panik mencarimu"

Aku menatap buah hatiku yang tengah menggandeng kedua tangan Jaehyun dengan erat. Wajah mereka memerah dan ada bekas air mata yang belum kering.

"Mama... hiks... kenapa pergi?"

Oh, masih ingat aku rupanya.

Aku menatap mereka sebentar lalu mengambil tisu yang selalu ada di tasku. Aku menunduk dan memegang hidung Jaemin dengan selembar tisu di antara ibu jari dan jari telunjukku.

"Keluarkan" Pintaku dengan sedikit mengurut hidungnya agar mempermudah mengeluarkan lendir yang menganggu laju pernapasannya.

Hal sama yang sama aku lakukan pada Jena, bahkan Jena lebih parah kondisinya.

Aku sedikit kaget ketika mereka melepaskan tangan Jaehyun dan memelukku erat. Bahkan bajuku sedikit basah, karna mereka menangis lagi.

Aku bisa mendengar seseorang didepanku menghela napas panjang dan berjongkok, menenangkan buah hatiku dengan mengusap punggung kecil mereka lembut.

"Kau jangan menghilang seperti tadi"

Aku mengabaikannya dan mengelus pucuk anak-anakku dengan kasih sayang.

"Kau membuat mereka cemas"

"Termasuk, aku"

Aku menghentikan kegiatanku sebentar, lalu mendongak kearahnya yang tengah menatapku khawatir.

Cukup lama kami saling bertatapan, sampai dia berdiri dan pergi ke minimarket.

Dia kembali dengan membawa dua botol air mineral dan beberapa makanan kecil.

"Sudah, jangan nangis lagi. 'Kan Mama sudah ketemu" Jaehyun membalikkan badan si kembar dan membuka minuman untuk mereka.

"Sudah ya? Sekarang kita main lagi, ya?" Mereka tidak membalas ucapan Jaehyun dan berbalik kearahku.

Preserve | Jung Jaehyun [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang