34. Mr. Huang

6.5K 1K 389
                                    

So whenever you ask me again

How I feel

Please remember

My answer is you

We'll be alright

I want to try again

Astaga! Aku tidak pernah bosan dengan lagu ini. Bisa dibilang, lagu ini candu bagiku.

Aku mengoper gigi dua ketika mobilku semakin dekat dengan sekolah baru buah hatiku.

Namsan International Kindergarten, salah satu sekolah rekomendasi dari Mommy Jaehyun.

Jaehyun sama sekali tidak membiarkanku ikut andil mengurus semua keperluan anakku. Membuatku hanya bisa menuruti semua keputusannya. Toh, dia yang akan membayar semuanya.

Aku bersikap seperti ini bukan karena senang, semua biaya keperluan sekolah si kembar akan ditanggung oleh Jaehyun. Kalau masalah biaya, aku masih mampu menanggungnya sendiri.

Tapi ini lebih kepada tanggung jawab. Aku memberi dia tanggung jawab yang wajib dilakukan orang tua pada umumnya. Bukankah itu yang dia inginkan selama ini?

Selain itu, Jaemin dan Jena sangat suka dengan sekolah barunya. Karna ada anak panti bersekolah disini. Seperti Jeno, Renjun, Lami, dan Hina.

Mereka bisa bersekolah disini berkat Jaehyun, selaku ayah asuh mereka. Aku tidak mau membayangkan seberapa kayanya dia.

"Menyekolahkan mereka semua tidak akan membuatku mendadak jatuh miskin"

Awalnya aku protes ketika Jaehyun memilih sekolah ini. Bagiku, biayanya terlalu mahal dan sedikit berlebihan.

"Tidak adil dong aku menyekolahkan anak asuhku di sekolah berintegritas baik, sedangkan anak biologisku berada disekolah biasa"

Sebenarnya tidak masalah anakku akan sekolah dimana. Bagiku sekolah itu sama, tergantung dari anak itu sendiri dan bagaimana budaya pergaulannya.

Tapi orang yang kulawan itu Jung Jaehyun, orang dengan pendirian paling kokoh yang pernah kutemui.

Aku mengoper gigi netral dan menarik rem tangan begitu mobilku sudah terparkir lurus.

Aku bersyukur memilih pakaian terbaikku saat pergi ke kantor tadi. Banyak orang tua disini menggunakan pakaian yang mencolok, yang membuat mataku sedikit sakit.

Inilah salah satu alasanku menolak membiarkan buah hatiku bersekolah disini. Aku harus menggunakan pakaian baik yang terlihat berkelas, jika tidak ingin mendapat tatapan aneh atau jijik dari mereka.

Ponselku bergetar di saku celana, ada satu pesan dari Jaehyun yang menanyakan apa aku sudah sampai atau masih dijalan.

Aku mendengus geli sebelum akhirnya membalas pesannya. Akan merepotkan jika aku tidak membalasnya.

Sekarang aku terbiasa dengan semua tingkahnya, termasuk sikapnya seperti remaja yang sedang pendekatan, padahal dia sudah menjadi Papa beranak dua. Tidak sadar diri.

"BAA!" Astaga! Aku hampir melempar ponselku saking kagetnya. Anak siapa sih ini?

Eh iya, mereka 'kan anakku. Gimana sih?

"Hayo, kenapa Mama senyum seperti itu? Pasti lagi chatting sama Papa ya?" Jaemin tersenyum jahil sembari menaikkan kedua alisnya berulang kali. Dia pandai menggoda ternyata.

Aku berjongkok dan mengetuk pelan keningnya. "Anak kecil gak perlu tahu" Selanjutnya dia mengembungkan pipinya sembari mengerucutkan bibirnya. Ini kenapa saudari kembarnya ikutan juga sih?

Preserve | Jung Jaehyun [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang