75. Family

3.1K 442 216
                                    

Surprise?

"Are you ready kids?"

"Aye, Aye Captain!"

"I can't hear you"

"Idih, kaptennya budeg"

"Papa jangan berisik deh!"

Aku-yang tengah berada di dapur hanya bisa tertawa mendengar keributan si kembar dengan Papanya. Aku mulai terbiasa dengan keributan mereka yang bisa dibilang tiada hari tanpa kerusuhan mereka.

"Mama! Papa nakal!"

Oke, tetap saja aku tidak terbiasa dengan teriakan dari kedua anakku. Jantungan.

Mengabaikan kegaduhan yang masih berlanjut di ruang tamu, aku tetap melanjutkan kegiatan menumis bumbu untuk Yangmyeon dan memotong beberapa sayuran yang akan kubuat menjadi sup.

Nyaris saja pisau yang kupegang mengiris jariku, mati-matian aku menahan diri untuk tidak mengumpat kearah orang yang seenak jidatnya memelukku erat. Jangan lupa dengan hidungnya menempel di tengkukku. Ah, sial.

"Bisa tidak, sehari saja kau tidak membuatku hampir memaki, hah?" Satu tanganku yang bebas berusaha melepas dekapannya. Namun, semakin aku berusaha, semakin erat pelukannya. Bahkan ia sekarang mengedus leherku. Geli.

"Tidak" Jawabnya tengil seraya meniup-niup tengkukku.

Tahan Hyomin, tahan. Orang sabar tidak boleh mukul orang. Tapi demi apapun, Jaehyun memang pantas di pukul.

"Hyomin"

"Hm?" Ini yang kadang tak suka darinya, menggangguku disaat aku sibuk dengan pekerjaanku.

"Aku mau punya anak lagi"

Tak!

"AW! Kenapa kau memukul kepalaku?!"

"Ya, menurutmu?!" Aku menatapnya sengit sembari berusaha mencubit perutnya. Refleks, dia beringsut mundur dengan tangannya masih mengelus kepalanya bekas pukulan tanganku.

Serius ya, sejak tadi pagi tingkahnya benar-benar aneh. Mulai dari mengganggu tidur si kembar, mendusel di lenganku setiap saat, dan sekarang tiba-tiba dia mau nambah anak. Dia kira mengurus anak itu gampang apa?

Oh ya, dia 'kan tidak pernah mengurus si kembar dari bayi.

"Hyomin"

"Apalagi, Jaehyun?" Balasku kesal seraya melanjutkan kegiatanku. Aku harus menyiapkan makanan ini tepat waktu. Semua orang di apartemenku mulai kelaparan, terutama orang dibelakangku.

Pelukannya terlepas begitu masakanku sudah selesai, ia membantuku menaruh makanan yang sudah selesai diatas meja makan tanpa bicara.

Setelah selesai, kini ia memutar tubuhku kembali kearahnya, menatapku dengan serius. "Hyomin" Panggilnya lagi. Aku berdeham sebagai jawabannya.

Kedua tangannya sedikit mencengkram pinggangku, memberi dampak negatif untuk kinerja jantungku saat ini. Belum lagi tatapan tajam namun teduh miliknya membuatku tidak bisa mengalihkan fokus darinya.

Ck, kenapa aku kembali seperti Hyomin si lemah itu lagi, sih?

Ayolah! Aku harusnya bersikap biasa saja didepannya.

Aku tidak tahu sejak kapan satu tangannya sudah ada di pipiku dan sekarang sedang mengelusnya, yang jelas tindakkannya memaksaku untuk tersadar dari khayalanku. "Sudah lama ya kita tidak berkunjung ke tempat Eomma dan Appa"

"Ya"

"Kapan terakhir kali kita kesana?"

Keningku langsung mengernyit, berusaha mengingat kembali kapan terakhir kali aku pergi ke makam orang tuaku. "Sehari setelah si kembar pulang dari rumah sakit"

Preserve | Jung Jaehyun [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang