30. A Day With Him

6.6K 1K 156
                                    

Aku mengerang kesal sembari mengusap kasar wajahku. Siapa sih bertamu di jam 5 pagi? Dia tidak punya etika ya?

Inginnya aku mengabaikannya. Tapi aku memilih untuk bangkit dari ranjangku ketika gedoran pintuku semakin menjadi. Aku masih sayang pintu apartemenku. Sayang uang lebih tepatnya.

Aku menatap datar sosok sinting yang ada dihadapanku. Lebih baik aku membanting pintu depan wajahnya.

"Wow, wow. Jangan tutup pintunya seperti tempo hari. Tidak bisakah kau memperlakukan tamu dengan manusiawi?"

Aku bersedekap, semakin menatapnya sengit. "Bisa. Tapi tidak untukmu"

"Tamu macam apa yang bertamu sepagi ini? Kau ini sinting atau bagaimana?"

Dia menggaruk tengkuknya-yang kuyakini tidak gatal sama sekali, lalu memamerkan kantong belanja yang ia bawa.

"How about having breakfast with me, hm?"

Aku mendengus dan memegang kenop pintu. Siap-siap untuk mengusir 'paksa' dia lagi. "No, thank's-Hei! Aku tidak mengizinkanmu masuk!"

Dia sedikit mendorong tubuhku, membuka sedikit celah untuknya bisa masuk ke dalam apartemenku.

Aku menutup pintu sedikit keras dan berjalan gontai menuju dapur. Dia seenaknya menaruh semua belanjaannya dia atas table top, tanpa izin dariku. Seperti rumahnya sendiri.

"Hyomin, wajannya ada dimana?" Aku memilih bungkam. Toh juga dia tidak melihat kearahku.

"Ah, dapat!" Dia meletakan wajan diatas kompor yang sudah menyala. Aku bahkan tidak sadar kompornya menyala sejak kapan.

"Kalau kau disini hanya untuk menumpang masak, silahkan pergi dari apartemenku dan cari rumah yang mau menampungmu. Kau bahkan lebih dari sekedar mampu untuk membeli perlengkapan dapur, tuan"

Ia memutar tubuhnya cepat, menatapku datar dengan sendok kayu yang ada di tangan kanannya.

"Lebih baik kau mandi daripada mengomel di pagi hari dan mengganggu acara memasakku" Dia kembali memutar tubuhnya dan mengambil lada di rak khusus bumbu.

"Ck. Justru kau yang mengganggu tidurku. Kau sadar ini masih pagi buta?"

"Sadar. Kalau tidak, bagaimana bisa aku memasak, Hyomin?" Dia terlalu fokus dengan bawang merah yang ada ditangannya.

"Jika kau sadar, seharusnya kau tahu tidak sopan bertamu sepagi ini"

Dia mengecilkan api kompor, meletakkan sendok kayu dan mendorong tubuhku menuju kamarku.

Dia memutar tubuhku saat kami berada diambang pintu. Kepalaku mundur ketika wajahnya semakin dekat denganku. Sial.

"Sekarang kau pilih yang mana" Aku kesusahan menelan salivaku mendengar nada serak basah darinya. Double sial.

"Mandi sendiri...

...Atau mandi bersamaku?"

Blam.

"AW! Hyomin, hidungku sakit!"

Masa bodoh. Segera aku mengunci pintu kamarku, mewaspadai jika Jaehyun memasuki kamarku kapan saja. Aku menutup wajahku dan berusaha mengatur napasku.

Aku tidak tahu bahwa dia bisa membuat jantungku berdetak gila, lagi. Setelah sekian tahun lamanya, aku masih bisa merasakannya. Dasar lemah.

Aku berlari kecil menuju kamar mandi. Aku bersyukur tidak membatalkan niatku untuk membeli water heater setahun yang lalu. Ternyata ada gunanya juga.

Preserve | Jung Jaehyun [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang