31. Diary

6K 1K 124
                                    

Entah setan macam apa yang merasuki tubuh Daepyonim hari ini, hingga membiarkanku pulang lebih awal dari jam kerja rutinku. Biasanya, dia akan menahanku lebih lama di kantor.

"Kau pergi jemput Jaemin dan Jena sekarang, setelah itu langsung pulang. Tak perlu ke kantor lagi. Sampaikan salamku pada mereka"

Aku sih senang pulang lebih awal. Pegawai macam apa yang tidak suka pulang cepat? Pegawai sinting itu namanya.

Oh iya, Spongebob 'kan tidak suka pulang cepat dari Krusty Krab. Berarti dia sinting dong?

Aku menggeleng pelan sembari terkekeh, menghapus pikiran absrudku dan memilih fokus menyetir.

Sejak aku mulai bekerja, aku tidak memiliki kesempatan untuk mengantar ataupun menjemput buah hatiku. Aku berangkat kerja sebelum mereka pergi kesekolah, aku pulang ketika waktu makan malam.

Menyedihkan memang, tapi mau bagaimana lagi. Setidaknya aku bisa mempercayai si kembar Park untuk mengurus mereka.

Hari ini Kindergarten cukup sepi, padahal ini mendekati jam pulang. Tapi aku suka, aku bisa memarkirkan mobilku dekat pintu gerbang.

Aku mematikan mesin mobilku sekaligus mengambil tasku. Setelah memastikan semua pintu mobil terkunci, aku berjalan menuju tempat biasanya dulu aku menunggu mereka.

"Mau jemput keponakan ya?" Aku tersenyum ramah pada wanita paruh baya yang ada di sebelah kananku.

"Ah, bukan. Saya mau jemput anak-anak saya"

"Wah, benarkah? Kau terlihat terlalu muda untuk menjadi seorang Ibu" Aku masih mempertahankan senyumku dan tidak menanggapinya.

Beliau bukan orang pertama yang mengatakan hal semacam itu. Aku sudah biasa mendengarnya tiap kali aku bersama buah hatiku.

Wajar mereka berpikir seperti itu. Aku berusia 20 tahun saat memiliki si kembar. Ya, aku terlalu muda untuk menyandang status Ibu.

"Mama!" Aku menggulum senyumku melihat si kembar berlari kearahku. Ah, sudah lama aku tidak merasakannya suasana ini.

"Tumben Mama jemput kami, biasanya juga paman Woojin dan paman Jihoon yang jemput kami" Mereka menggandeng kedua tanganku dengan semangat.

"Lalu kenapa? Kalian tidak suka?"

"Mama bercanda ya? Tentu saja kami senang! Sering-sering seperti ini ya Ma"

Aku tertawa kecil lalu membantu mereka untuk duduk dengan nyaman di kursi belakang. "Iya, Mama usahain"

"Sekalian ajak Papa ya, Ma" Aku hanya tersenyum tipis menanggapinya. Aku tidak terlalu yakin bisa mengabulkannya.

Baru kali ini aku melihat mereka seriang ini ketika pulang dari sekolah. Sebenarnya mereka selalu suka jam pulang sekolah. Tapi kali ini berbeda, hari ini mereka terlihat sangat bahagia.

Mereka ikut bernyanyi ketika lagu kesukaan mereka kuputar di speaker mobil, bercanda satu sama lain walau pada akhirnya mereka akan saling memukul kecil. Intinya mereka sangat ceria hari ini.

"Mama"

"Hm, iya?" Aku hanya memperhatikan gerak-gerik mereka melalui kaca spion dalam. Terlalu berbahaya jika aku memutar tubuhku kebelakang dalam keadaan sedang menyetir.

"Di sekolah ada Ssaem baru loh"

"Ganteng banget, Ma. Tapi tidak seganteng Papa sih" Aku tergelak mendengar pujian secara tidak langsung dari Jena untuk Papanya. Memangnya Jaehyun setampan itu?

"Oh, jadi kalian sesenang ini karna ada Ssaem baru?" Aku mencoba menebak alasan mereka bertingkah seperti ini.

"Bukan, bukan" Mereka menjawab kompak sembari menggeleng kepala mereka cepat.

Preserve | Jung Jaehyun [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang