Hayooo masih inget aku gak?
Apa aku sudah bilang bahwa Lucas sangat sayang pada buah hatiku? Jika iya, aku ingin mengatakannya sekali lagi. Aku tidak berbohong, faktanya Lucas begitu perhatian pada si kembar, melakukan apapun untuk membuat baik Jaemin maupun Jena tersenyum lebar dan memamerkan gelak tawa khas anak kecil pada umumnya.
"Jaemin! Jena! Ayo gayuh sepedanya lebih kuat! Fighting Haeya Dwae!"
"Fighting!" Seru mereka kompak sembari kembali mengayuh pedal sepeda yang sempat terhenti, mengabaikan terik matahari yang semakin menyengat di kulit mereka, mengelilingi Nam Van Lake dengan sepeda untuk tiga orang yang Lucas sewa tiga puluh menit yang lalu.
Sedangkan aku? Aku memilih duduk di bangku taman berada tepat dibawah pohon maple, memperhatikan bagaimana interasksi mereka dan sesekali melirik pemandangan yang ada disini. Pilihan Lucas untuk mengajak kami bermain Nam Van Lake tidaklah buruk, ketimbang kami diam mendekam di apartemen, terjebak dalam kegiatan monoton dan tidak tahu harus pergi kemana untuk menghilangkan rasa bosan-mengingat aku belum mengenal Macau dengan baik. Hanya Lucas yang bisa kuandalkan untuk jika ingin pergi ke suatu tempat. Ya, saat ini, hanya dialah orangnya.
Hendery. Meski aku datang ke Macau bersamanya, memberiku tempat tinggal yang layak, tidak serta merta membuatnya selalu berada di sisiku. Seperti sekarang. Terhitung sepuluh hari sejak kepergiannya kembali ke New Zealand, mengurus beberapa hal dan mengambil dokumen yang tertinggal di apartemen lamanya. Aku sendiri tidak bertanya lebih banyak padanya, karena sekali lagi, itu bukan urusanku.
"Mama, haus" Suara lelah Jena membuyarkan lamunanku. Napas tidak beraturan mengindikasi kalau ia benar-benar kelelahan. Saudara kembarnya, Jaemin pun sama, lebih parahnya lagi ia mengibaskan bajunya berulang kali. Aku membuka tas belanja yang kudapatkan dari mini market dekat parkiran, mengambil susu rasa coklat untuk Jena dan susu rasa peach untuk Jaemin. Dengan anteng mereka mengambil posisi duduk disebelahku, menyandarkan pundak kecil di lenganku.
Untuk Lucas? Dia termasuk orang jarang minum minuman perasa, paling hanya kopi atau air mineral. Maka dari itu ketika aku memberinya air mineral, dia langsung menerima tanpa ragu. "Kukira kalian akan bersepeda sampai jam 2"
"Tidak" Dia menandaskan isi botol airnya dalam waktu singkat. "Aku kasihan mengajak mereka bersepeda terlalu lama. Satu jam saja sudah lelah, apalagi tiga jam?"
Sejak dia duduk didepanku, ia sama sekali tidak menatapku, justru ia menatap intens kedua anakku yang mulai mengantuk setelah menghabiskan susu kesukaannya. "Kau peduli sekali dengan mereka, ya?"
Pertanyaanku sukses membuat perhatiannya tertuju kearahku. "Tentu. Sebagai paman yang baik, kami pasti peduli dengan mereka"
"Kami?"
"Iya, aku dan Mark"
Mark ya? Aku benar-benar merindukan pria Kanadaku. Rasa bersalah tiba-tiba menyerangku begitu mendengar satu nama yang jarang terdengar ditelingaku.
"Yukhei"
"Hm?"
"Bagaimana Korea sekarang?" Aku tidak tahu, kenapa bisa secara spontan membahas negara kelahiranku, membahas satu topik yang selalu kuhindari selama tiga tahu terakhir, dan sekarang dengan mudahnya aku melontarkan pertanyaan sederhana ini.
Respon pertama yang kulihat dari pria didepanku adalah kedua matanya membulat selama 5 detik sebelum dia bisa mengendalikan tubuhnya. "Korea?" Ulangnya dengan suara yang terdengar tidak senang.
Aku tahu, dari sisi manapun, pertanyaanku seharusnya tidak pernah terlontar, pada Lucas sekalipun. Karna aku melihat sorot sendu nan pedih dari manik hitamnya, meski dia berusaha menutupinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Preserve | Jung Jaehyun [Complete]
FanfictionMenjadi orang tua tunggal itu, sebenarnya menyenangkan. Tapi, semua terasa berat Ketika, Jung Jaehyun mulai mengusik kembali hidupku, dan berusaha mengambil "paksa" buah hatiku ©️SiriusPeach - Start : 27/04/19 End : 13/04/20