57. Inappropriate

2.8K 560 87
                                    

Semenjak aku mengandung si kembar, kata kelelahan sudah hal biasa untukku. Jalan sedikit lelah, naik tangga sedikit lelah, terlalu lama berdiri lelah, intinya setiap aktivitas yang kulakukan selalu membuatku kelelahan. Padahal porsi makanku selalu cukup-lebih dari cukup malah. Yah, setidaknya aku harus berterimakasih pada Hendery karna memaksaku memakan semua hidangan ditujukan untuk ibu hamil, termasuk hidangan laut yang masih menjadi musuh bebuyutanku hingga saat ini.

Oh, jangan lupa dengan emosi yang tidak stabil membuatku semakin lelah tiap kali menahannya. Seperti sekarang. Aku tidak tahu dulu Mama Sunmi dan Mama Fei ngidam apa sampai bisa memiliki anak yang super duper rese seperti Mark Lee dan Huang Xuxi atau Wong Yukhei. Serius ya, terkadang aku merasa kasihan pada mereka. Beliau itu cantik, anggun, dan kalem tapi memiliki anak dengan kepribadian 180 derajat berbeda dengannya.

"Humm tteokbokkinya lembut banget, iya 'kan Mark?"

"Jelas. Apalagi kimchinya, hmm rasanya pas. Gak asam, seperti wajah bumil satu ini"

"Duh, pasti dia cemburu karna kita bisa makan jajangmyeon. Kasihan jangan?"

"Janganlah. Untuk apa kita kasihani dia. Selama dia tidak disini, kita bisa puas makan semuanya"

"I love you, kimchi"

"I love you, jajangmyeon"

"I love you, ramenyeon"

Bodoh amat, dokter Taeyeon ataupun dokter Adora pasti setuju dan membiarkanku memaki mereka. Mentang-mentang di New Zealand susah mencari makanan Korea, mereka seenak jidatnya memamerkannya dihadapanku.

Tahan Hyomin, tahan. Jangan sampai kau benci dengan Lucas dan Mark, jangan. Memangnya kau mau nanti Nana dan Jeje prilakunya sama seperti mereka? Tidak bukan? Makadari itu, sabar, sabar.

"Sudah selesai acara pamernya?"

Bukannya takut, mereka justru tertawa kencang. Hhh, lagipula apa yang bisa kuharapkan dari mereka? Ketakutan sampai tubuh mereka bergetar hebat karnaku? Jangan mimpi.

Aku terpekik kecil tidak sengaja mematikan sambungan teleponnya. Dalam sekejap, ruang tamu apartemenku yang tadinya berisik karna mereka mulai senyap, menciptakan suasana tenang yang sejak tadi aku harapkan. Akhirnya.

Tapi, itu hanya sementara. Ponselku kembali berdering kencang menandakan ada seseorang menelponku. Seseorang yang kuduga tidak akan menghubungiku lagi.

"Hyomin! Apa kabar? Kau baik-baik saja disana?"

Suara lembutnya tidak serta merta membuatku mengeluarkan suara, membalasnya dengan nada yang sama dengannya. Ayolah, aku tidak pernah menyangka dia akan menghubungiku, dan aku tidak memiliki persiapan apapun untuk menghadapinya. Ini terlalu mendadak.

"K-kabarku baik, sunbae" Demi apapun, bahkan suaraku bergetar hanya sekedar melontarkan kalimat yang sederhana. Aku takut.

"Hei, bukannya kita sepakat untuk tidak memanggilku 'sunbae' lagi? Aku sudah bilang, panggil aku Chungha" Protesnya masih dengan nada yang sama, ramah dan lembut, tidak berubah sedikitpun.

"Kudengar kau pindah ke luar negeri. Tapi Taeyong merahasiakan nama negaranya" Napasku tercekat mendengar betapa mudahnya dia menyebut nama mantan kekasihnya. "Meski aku sangat penasaran, tapi Taeyong pasti punya alasan kuat kenapa merahasiakannya"

"Bagaimana kondisimu dan kandunganmu? Sudah berapa minggu?"

"26 minggu, dia baik-baik saja, begitupun denganku"

"Syukurlah kalian baik-baik saja. Jenis kelaminnya apa?"

Bergeming, ada beberapa hal yang tidak boleh semua orang tahu tentang anakku. "Aku belum tahu. Lusa aku akan memeriksanya" Termasuk jenis kelamin dan fakta bahwa anakku kembar. Menurutku, dia tidak perlu tahu sedetail itu.

Preserve | Jung Jaehyun [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang