Destiny : You Deserve It

2.6K 412 53
                                    

Satu hal yang ia lihat begitu membuka mata yaitu sinar terang dari lampu yang langsung menyoroti matanya. Perlu waktu baginya untuk menyesuaikan pengelihatannya sembari berusaha mengenal aroma yang terasa tak asing.

Begitu sadar, ia langsung bertanya dalam hati. Kenapa dia bisa ada di rumah sakit?

Matanya bergulir melihat tangan kanannya tertusuk jarum infus dengan bingung. Semakin tidak mengerti alasan dibalik keberadaannya saat ini. Yang paling dia tak mengerti, mengapa sekujur tubuhnya rasanya sakit? Seperti baru terhatam oleh sesuatu yang berat?

"Sudah sadar?"

Suara berat dari sisi kiri membuat Hyomin terkejut, matanya bergulir melihat oknum yang ada disana, dan matanya kontan melebar.

"T-Taeyong oppa?"

Pria itu terdiam meski Hyomin memanggil namanya, tidak menyahuti ataupun menatap Hyomin. Matanya lurus kedepan dengan tangannya terlipat didepan dada.

Diamnya pria bermarga Lee itu semakin membuat Hyomin bingung, tidak mengerti reaksi dingin yang ia dapatkan dari Taeyong.

Perlahan, Hyomin mencoba bangun dari ranjangnya, berusaha menyandarkan tubuhnya pada headboard walau rasa nyeri masih ada ditubuhnya.

Perempuan itu sedikit terkejut mendapati sepasang tangan membantunya, tanpa suara. Dua tangan tersebut masih ada dibahunya meski Hyomin telah mendapatkan posisi yang nyaman untuknya. Belum lagi, si pemilik tangan mendudukkan dirinya diatas ranjang Hyomin, dengan jarak kurang dari satu meter.

Sebuah gelas menempel dibibirnya sebelum Hyomin sempat untuk berbicara. Mau tidak mau, Hyomin menegak isi gelas sampai habis agar ia bisa berbicara.

"Oppa"

"Oppa"

"Taeyong oppa"

Hyomin yakin meski suaranya masih parau, pria didepannya masih bisa mendengar suaranya. Lantas, mengapa Taeyong tidak menjawabnya?

Jujur, Hyomin takut dengan tatapan tajam yang ia dapatkan dari Taeyong. Ditambah raut wajahnya yang datar semakin membuat Hyomin mati kutu.

"Oppa, kumohon bicara lah"

Seperkian detik, hembusan napas kasar terdengar di ruang inap itu, bersamaan bergantinya raut wajahnya kini melembut, juga sorot matanya mulai teduh. Tanpa sadar, Taeyong mengelus kening Hyomin yang dibalut perban, membenarkan letak poni yang mengganggu pengelihatan Hyomin.

"Sudah merasa lebih baik?" Taeyong mulai bersuara dengan tangannya masih mengelus lembut surai Hyomin. "Masih sakit?"

Hyomin mengangguk pelan sebagai responnya. "Sebenarnya, apa yang terjadi?"

Taeyong tahu, Hyomin tidak ingat apa yang terjadi kemarin sore, saat dimana Taeyong mendapatkan panggilan dari pihak rumah sakit, menceritakan bagaimana bisa Hyomin ada disini.

"Kau kecelakaan"

"Kau tertabrak mobil saat menyebrang jalan, saat lampu penyebrangan berwarna merah"

Gerakan tangannya terhenti. Taeyong mencoba tersenyum walau denyutan sakit masih menyerang dadanya. "Hyomin"

"Mau sampai kapan kau akan seperti ini?"

"Mau sampai kapan kau hidup seakan tidak punya jiwa?"

Kening Hyomin mengkerut tajam, tidak mengerti apa yang Taeyong bicarakan. "Apa maksudmu? Aku baik-baik saja"

Taeyong mulai frustasi. "Jika iya, kenapa kau bisa ada disini?"

"Itu karna kau melamun saat menyebrang" Sentak Taeyong begitu Hyomin tidak kunjung bersuara. "Kau tidak sadar, 'kan?"

Preserve | Jung Jaehyun [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang