Sudah berapa lama aku tidak menginjakkan kakiku disini? Setahun? Dua tahun? Ah tidak, lebih dari itu.
Ada banyak hal yang berubah sejak kepergianku, entah dari bangunannya ataupun dari masyarakatnya, dan aku sama sekali tidak terkejut dengan perubahan ini.
Namun, ada dua hal yang tidak berubah dari tempat kelahiranku, masih terasa sama. Suasana, dan juga kenangannya.
Aku, pulang.
"Kita mau kemana dulu? Langsung ke tempat paman Leeteuk?"
"Iya, Yukhei"
Tanpa banyak bicara, Lucas yang tengah mengemudi langsung memasuki gigi perseneling begitu traffic light berwarna hijau, menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang ditengah padatnya kendaraan di pusat Korea Selatan.
Persiapan Lucas bisa dibilang sangatlah matang, dimulai dari penyewaan mobil dari jauh-jauh hari, mencari alamat kantor paman Leeteuk saat kami masih di Macau, sampai tempat tinggal untukku dan anak-anakku di Korea.
Menurutnya, perjalanan dari Incheon International Airport menuju kantor paman Leeteuk membutuhkan waktu paling tidak 2 jam perjalanan; itupun kalau tidak macet.
"Kita sampai"
Mobil yang kami tumpangi terparkir rapi di parkiran di sebuah gedung yang berukuran sedang dengan tulisan 'Park Jeong-su & Partners' terpampang jelas dibangunannya.
"Kau tidak ikut?" Tanyaku pada Lucas yang malah santai memainkan ponselnya, bahkan sabuk pengamannya masih terpasang dengan kuat. "Tidak. Aku diam disini"
Mengangguk, aku lalu membuka pintu mobil untukku dan anak-anakku, mengajak mereka ikut masuk ke gedung bercat serba putih itu. Harusnya aku tahu, Lucas tidak akan mau ikut menapakkan kakinya di gedung yang berbau 'hukum', entah itu kantor pengacara, hakim, ataupun notaris. Mungkin dia muak karena sering mengunjungi kantor Papa Henry yang notabene seorang pengacara.
"Nana, Jeje, nanti jangan nakal ya? Kalau ada apa-apa bilang sama Mama" Mungkin buah hatiku akan bosan mendengarnya, tapi aku tidak bisa untuk tidak memberitahu mereka. Sikap mereka kadang tidak bisa di prediksi itu sungguh merepotkan, satu kali bisa menjadi anak yang baik nan menggemaskan, satu kali juga mereka bisa menjadi anak super duper nakal dan ribut.
"Selamat pagi, nyonya. Ada yang bisa saya bantu?" Seorang resepsionis menyambutku ramah dengan senyum tipisnya. "Saya ingin bertemu dengan Park Jeong-su, saya sudah membuat janji dengannya"
"Dengan atas nama siapa kalau boleh saya tahu?"
"Na Hyomin"
"Tunggu sebentar ya, nyonya" Perempuan cantik yang kuperkirakan lebih tua dariku mengetik sesuatu di komputer didepannya. "Hari ini beliau ada di ruangannya. Ruangannya ada di pojok kanan" Jelasnya seraya menunjuk sebuah ruangan dengan pintu berwarna hijau.
Setelah mengucapkan 'Terimakasih' padanya, aku menggandeng tangan kedua anakku, mengikutiku berjalan keruangan paman Leeteuk.
"Siang, paman!" Sapaku riang setelah menutup pintu ruangannya. "Hai, nak Hyomin. Kapan kau sampai?" Beliau langsung bangkit dari kursi kebesarannya, memelukku erat walalu hanya sebentar kemudian memeluk kedua anakku. "Hallo, kakek"
"Kami baru sampai sekitar jam 9 pagi"
"Dan kau langsung kesini?" Aku mengangguk sebagai jawabannya. Paman Leeteuk mempersilahkan kami untuk duduk di kursi tamu yang berada tepat didepan meja kerjanya. "Aku kira kau tidak akan secepat ini datangnya. Pasti kau merindukan Korea ya?"
"Tidak juga" Merindukan Korea, huh? Bolehkah aku tertawa terbahak-bahak? Karna nyatanya, aku justru takut kembali kenegara asalku.
Pria paruh baya didepanku tertawa renyah, padahal aku tidak tahu dimana letak kelucuannya. Setelah merasa puas tertawa, beliau mengambil beberapa kertas di lacinya. "Ini berkas-berkas yang harus kau isi, berikan padaku paling tidak lusa siang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Preserve | Jung Jaehyun [Complete]
FanfictionMenjadi orang tua tunggal itu, sebenarnya menyenangkan. Tapi, semua terasa berat Ketika, Jung Jaehyun mulai mengusik kembali hidupku, dan berusaha mengambil "paksa" buah hatiku ©️SiriusPeach - Start : 27/04/19 End : 13/04/20