13. His (Best)Friend

6.5K 1K 60
                                    

Aku memijat keningku pelan. Akhir-akhir ini pekerjaanku semakin bertambah. Wajar sih, menjelang akhir bulan. Jadi banyak dokumen yang aku urus.

Sudah terhitung 11 karyawan keluar-masuk dari ruanganku. Membawa dokumen, meminta laporan, meminta tanda tangan Daepyonim untuk proposalnya. Untungnya, mood Daepyonim sedang baik.

Aku mulai membereskan meja kerjaku. Aku tidak mau kena 'semprot' oleh Daepyonim hanya karena meja kerjaku berantakan.

Ceklek.

"Selamat siang, Nyonya. Ada yang bisa saya bantu?" Aku berdiri dan menyambut ramah pada wanita yang aku rasa lebih tua dua tahun dariku.

Wanita itu memandangiku dari ujung rambut sampai ujung kaki, dengan tatapan yang aku tidak suka. Tajam dan meremehkan.

"Aku ingin bertemu dengan Jaehyunie" Ucapnya dengan melipat kedua tangannya.

"Apa Anda sudah membuat janji?" Tanyaku sembari melihat jadwal Daepyonim di tabletku. Hari ini, jadwalnya kosong. Tidak ada kunjungan dari siapapun.

"Untuk apa aku buat janji hanya untuk bertemu Jaehyunie" Ucapnya dengan senyum sinis terpasang diwajahnya.

Aku menghadangnya ketika ia berjalan menuju pintu ruangan Daepyonim.

"Maaf Nyonya, Anda boleh masuk jika sudah memiliki janji dengannya" Aku berusaha mengontrol intonasi suaraku. Aku berusaha menjaga sikap baikku terhadapnya.

"Kau tidak berhak melarangku!" Serunya tak terima. Aku tidak peduli.

"Dengar ya, tidak ada satupun orang yang bisa melarangku bertemu dengan Jaehyunie. Termasuk kau!" Serunya dengan mengacungkan jari tepat didepan wajahku.

Aku masih mempertahankan senyumku. Dia kira aku takut dengan ancaman kecilnya itu?

"Ada apa ini? Kenapa ribut-ribut?" Daepyonim keluar dari ruangannya. Yang berarti, suara wanita ini terlalu keras sampai Daepyonim mendengarnya.

"Jaehyunie" Wanita itu memanggil Daepyonim dengan nada manjanya. Bahkan seenak jidatnya menggelayuti lengan Daepyonim.

Kantong plastik dimana ya? Aku membutuhkannya sekarang.

"Perempuan jahat itu melarangku untuk menemuimu. Dia jahat. Pecat saja dia" Ucapnya semakin menempelkan wajahnya dilengan Daepyonim. Dasar Hiperbola.

Aku menatap iba kearah Daepyonim. Kasian jas mahalnya kotor karna make up tebal wanita itu menempel disana.

"Sudah tidak apa. Hyomin, lanjutkan pekerjaanmu" Aku mengangguk dan tetap mempertahankan senyum ramahku.

Aku bisa melihat wanita itu menampilkan senyum liciknya kearahku.

Aku tidak peduli. Itu bukan urusanku.

Aku kembali melanjutkan pekerjaanku. Mengarsip dokumen dari berbagai departemen.

Waktu menunjukkan hampir jam 12. Aku sudah berjanji pada duo Kim untuk makan siang bersama mereka. Jadi, aku harus buru-buru membereskan mejaku dan mengambil barang penting yang harus kubawa.

"Ada apa, Hyomin?" Tanya Daepyonim ketika aku masuk keruangannya.

Aku tidak memperdulikan wanita itu, yang tengah duduk di atas meja Daepyonim dan menghadap ke arah atasanku. Oh, jangan lupakan pakaian minim bahan itu.

Dasar, tidak tahu sopan santun.

"Permisi Daepyonim, saya izin untuk makan siang" Ucapku menatap langsung ke arah mata Daepyonim.

Preserve | Jung Jaehyun [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang