54. Almost Lost

2.7K 503 31
                                    

"Oh jadi itu yang namanya Hyomin?"

"Iya, kudengar dia hamil anaknya Jaehyun"

"Wah, pantas saja perutnya buncit"

"Yah, kalau aku jadi Jaehyun aku tidak akan mau menikahinya. Dari penampilannya saja seperti orang miskin"

"Nah itu, pasti dia menjual tubuhnya. Jaehyun mana mungkin mau dengannya"

"Kudengar dia itu pintar, nilainya selalu diatas rata-rata. Entah dia memang beneran pintar atau tidak"

"Sepertinya tidak, aku dengar juga dia sering 'main' dengan ssaem disini, biar nilainya selalu bagus"

"Kasihan ya Jaehyun, terjebak dengan perempuan macam dia. Malah, mungkin saja itu bukan anaknya Jaehyun"

"Hahaha, kalau itu bukan anaknya Jaehyun, dia pasti malu banget"

"Sssttt... Jangan berisik. Tuh tuh, dia lewat"

"Biarin aja dia tahu, aku tidak peduli"

Aku mengeratkan pelukanku pada map yang ada didadaku, berusaha bersikap tak acuh, tidak peduli dengan omongan mereka, walau aku mati-matian untuk tidak menangis disini. Perkataan mereka terlalu jahat untuk aku dengar.

Sudah dua bulan aku menjadi bahan pembicaraan dikampus. Berita kehamilanku tersebar begitu cepat, beserta rumor-rumor palsu yang ditebar dimana-mana.

Percakapan tadi merupakan satu dari sekian banyaknya hinaan yang aku terima. Dan sayangnya, aku tidak terbiasa dengan hal itu.

Meskipun semua teman-temanku mengelak isu-isu yang tidak jelas itu, meskipun banyak member NCT membelaku, tidak serta merta membuat orang mudah percaya denganku.

Meskipun ada yang percaya denganku, toh mereka tidak bisa melakukan apa-apa. Lagipula, siapa yang berani melawan Jaehyun; yang notabene anak dari donatur tetap dikampus ini, anak dari seorang Tyler Kwon, keponakan dari dosen berbakat dikampus ini, Krystal Jung?

Jawabannya, tidak ada.

"Hello, bitch"

Seketika bulu kudukku merinding mendengar suaranya yang berada dibelakangku. Kumohon jangan lagi. Aku lelah menghadapinya. Please, sehari saja mereka berhenti menggangguku.

"Aku baru tahu orang hamil bisa langsung tuli, atau hanya kau saja yang seperti itu?"

Sekarang mereka ada dihadapanku, dengan senyum miring dan bersedekap, seolah mengejekku, memandangku sebagai manusia lemah.

"Memang ya, sekali jalang, tetaplah jalang. Mau bagaiamanapun, kau tetaplah sampah disini"

Aku menatap kearah mereka dengan sengit, berusaha menutupi ketakutanku. Ayolah, 3 lawan 1, aku pasti kalah dengan mereka.

"Wow Johyun, sepertinya jalang satu ini mulai menatang kita ya?"

"Hahaha, tidak mungkin dia berani dengan kita, Doyeon. Dia 'kan pengecut"

"Aku setuju denganmu, Yiren. Dia 'kan lemah. Sudah lemah, perebut kekasih orang pula"

Demi apapun, seumur hidupku aku tidak pernah sekalipun merebut kekasih orang. Siapa? Mark? Lucas? Tidak mungkin.

"Berkat kau jalang, Taeyong dan Chungha putus. Taeyong lebih memilih kau, manusia brengsek ini ketimbang bersama perempuan sebaik Chungha"

Aku tidak bisa menutupi rasa keterkejutanku. Tidak, tidak mungkin. "Alah, tidak perlu memasang wajah sok lugu, kau pasti tahu itu. Kau pasti senang, 'kan?"

Preserve | Jung Jaehyun [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang