71. Letter

3K 558 164
                                    

Kukira, kehidupan di militer akan seseram yang diceritakan kakek Yunho dulu. Nyatanya, kehidupan yang kujalani sekarang tidak ada bedanya dengan kehidupanku sehari-hari. Bedanya, latihan fisik disini jauh lebih intens.

Suara nyaring dari peluit yang ditiupkan Kapten Minho mengisyarakatkan aku bersama anggota lainnya untuk lari, mengambil rute sejauh 20 kilometer. Lebih berat ketimbang bulan-bulan awal militer, sejauh 10 kilometer.

Tidak hanya lari, kami juga melakukan pemanasan lainnya, seperti push-up, sit-up, dan lainnya. Sudah biasa.

"Aduh! Payah sekali! Baru push-up 50 kali sudah lemas?! Cupu!"

Aku memutar kepalaku, mengedarkan pandangan ke sekitar dan menemukan sekelompok pria; yang kutebak juniorku tengah tengkurap dibawah teriakan seorang Kapten Minho.

Berusaha tidak peduli, aku kembali melanjutkan lariku menuju kamar dormku. Aku harus mandi lebih awal dari hari biasanya.

"Jaehyun, sisakan air hangat untukku!"

"Ne!"

Well, kukira akan menjalani militer sendirian, tanpa bersama seseorang yang kukenal. Meleset. Pada nyatanya, aku satu tim bersama Kim Mingyu. Benar-benar beruntung, pikirku sinis.

"Mandimu lama sekali, seperti perempuan" Dumelnya begitu aku keluar dari bilik kamar mandi. "Berisik"

"Kalian itu, tidak bisa ya sehari tidak bertengkar?" Tanya Minhyuk hyung pelan, sembari memakai kemeja militernya, dan terkekeh kemudian.

"Bisa sih" Aku juga mengenakan pakaian sejenis dengannya. "Kalau dia mulai waras atau memiliki kekasih"

Kembali, ia tertawa karna ucapanku, malah lebih keras. "Kau berkata seolah dia tidak pernah memiliki kekasih sejak lahir"

"Itulah faktanya" Yah, aku sebagai temannya juga kaget. Sejak dulu, Mingyu dikenal sebagai perayu kelas kakap, tapi tidak pernah sekalipun dia menggaet perempuan. Miris memang, tapi lucu.

"Yak! Kalian menggosipku ya?" Teriakan orang yang baru saja kami bicarakan terdengar lantang dari pintu kamar mandi. Kapan dia bisa mengontrol mulutnya itu? Pantas saja Minhyun dan Daniel selalu memukul mulut anak satu itu.

"Percaya diri sekali kau, Mingyu!" Balas Taehyung hyung tak kalah lantang. Berada di satu tim dengan orang-orang berisik itu ribet, apalagi sampai satu kamar. Sinting.

"Minhyuk hyung, aku duluan ya. Hari ini jadwalku masak" Ia mengangguk cepat tanpa kata.

Ketimbang berada di bagian adminitrasi, aku justru memilih bagian dapur. Selain aku mulai suka memasak, aku juga menghindari kerusakan telinga dengan berada satu bagian dengan Mingyu dan Taehyung hyung. Demi apapun, aku masih sayang tubuhku.

"Jaehyuniee, jadwalmu hari ini ya? Waw, senangnya! Makanan buatanmu pasti enak"

"Eh ada Jaehyun. Gimana masaknya? Lancarkan? Tidak ada yang luka 'kan?"

"Harusnya kau dibagian administrasi saja bersama Mingyu. Daripada disini, wajah tampanmu kena asap, 'kan kasihan"

"Betul itu. Tapi wajahmu terlihat baik-baik saja ya? Bagi rahasianya dong"

Mataku mengerling bosan mendengar ocehan-ocehan dari segerombolan fans-menurut Minhyuk hyung-mengusik telingaku. Inilah sebab lain kenapa aku tidak mau berada di bagian tersebut. Bagian administrasi terkenal dengan para tentara wanita cantik disana, tapi mulutnya, lemes.

"Iya. Jadwalku sekarang" Jawaban singkatku mengundang pekikan girang layaknya gadis labil yang bertemu dengan pacarnya. Menjengkelkan.

"Omo! Omo! Lihat lesung pipinya, manis sekali!" Salah satu gadis itu nyaris menyentuh wajahku jika saja aku tidak memukul tangannya dengan spatula panas di tanganku. "Jangan berani bertingkah kurang ajar"

Preserve | Jung Jaehyun [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang