18. Thief

6.3K 1K 83
                                    

Aku tersenyum simpul melihat tingkah buah hatiku yang tengah memilih warna balon disalah satu toko khusus menjual perlengkapan ulang tahun.

Iya, besok mereka akan bertambah usia.

Aku tidak menyangka mereka tumbuh secepat itu. Rasanya baru kemarin aku mendengar tangisan mereka baru lahir, sekarang mereka bisa berlari dan menarikku kemana saja.

Dan aku bersyukur, mereka tumbuh dengan baik, meski hanya mendapatkan kasih sayang dariku. Itu tidak masalah.

"Mama, aku mau Choco Cheesecake" Aku mengangguk dan mengambil keju dan tepung terigu, memasukannya kedalam troli. Kurasa, mereka mulai bosan dengan Black Forest.

Ini sudah menjadi tradisi, dimana setiap mereka ulang tahun, aku selalu membuat kue untuknya. Aku bersyukur pernah belajar memasak bersama Eomma.

Setelah membayar semua belanjaanku, aku langsung ditarik oleh mereka. "Hei, pelan-pelan. Jangan tarik tangan Mama, nanti jatuh belanjaannya"

Setelahnya, mereka mulai berjalan perlahan dan menggenggam kedua tanganku. Bahkan mereka menampilkan cengiran mereka. Aku jadi ingin mencubit pipi mereka.

Aku menarik Jena yang ada disebelah kiriku untuk pindah ke sebelah Jaemin, sebelah kananku. Aku takut dia tersenggol dengan banyak orang lalu lalang disini.

"Pencuri! Tolong pencuri!"

Bahu kiriku terbentur keras dengan bahu seseorang yang tengah berlari itu, mengakibatkan belanjaanku terjatuh. Untung tidak sampai berceceran.

Aku melihat orang itu membawa tas mahal sambil berlari. Aku mendengar suara teriakan seseorang di belakangku.

"Tolong saya, tolong! Pencuri itu mengambil tas saya!" Aku melihat seorang wanita paruh baya terduduk dengan lutut yang terluka.

"Jaemin Jena" Panggilku pada buah hatiku yang tengah terbengong melihat wanita itu.

"Tolong bantu Halmeoni itu ya?" Mereka mengangguk dan berjalan kearah wanita itu dan membawa belanjaanku. Untung belanjaanku tidak berat dan banyak.

Aku berlari mencari pencuri itu, dia pasti belum kabur terlalu jauh.

Gotcha! I got you.

Aku berlari sekencang yang kubisa dan menendang bokong si pencuri itu.

Bruk!

Mampus.

Aku langsung menimpa tubuh pencuri agar tidak bisa kabur lagi. Menyesal aku tidak pernah ikut latihan Karate dengan Appa.

"Hoi! Sialan. Turun dari tubuhku!"

"Enak aja. Kembalikan tas itu"

"Tidak akan!"

"Ada apa ini?" Aku tersenyum bangga ketika pihak keamanan datang. Aku masih menahan tubuh pencuri-yang dari suaranya dia seorang lelaki.

"Dia pencuri pak. Dia mengambil tas wanita yang disana. Tangkap dia pak" Ujarku yang masih berada di posisi yang sama. Aku takut, ketika aku bangun dia akan kabur lagi. Dan itu merepotkan.

Tanpa banyak bicara, dua petugas keamanan itu memegang kedua tangan pria itu, dan salah satu dari mereka menyerahkan tas itu kepadaku.

Aku tersenyum mengejek kearah pria itu. Aku bahkan semakin menatap sinis kearahnya. Aku tidak takut dengan tatapan tajamnya.

Aku sudah kebal. Bahkan aku mendapatkan tatapan yang lebih parah dari itu, setiap hari.

Mereka mengucapkan 'Terimakasih' padaku dan membawa pencuri itu pergi.

Preserve | Jung Jaehyun [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang