Musim Semi.
Meski musim semi telah berlangsung selama beberapa hari, namun taman kota di Tokyo masih ramai pengunjung, mulai dari sepasang muda-mudi, sekelompok teman, bahkan sampai satu keluarga. Canda tawa anak kecil menjadi backsound tersendiri ditengah teriknya sinar matahari dan angin yang tertiup pelan.
"Yak! Icung jangan lari!"
"Wle! Nono hyung gak bisa tangkap Icung! Uuu cemen"
"Yak! Beraninya bocah itu. Awas kalau sampai ketangkap, hyung bakal gelitikin Icung"
"Uuu gak takut"
"Ayo Injun, tangkap dia"
"Hahaha gak kena! Gak kena!"
"Icung hati-hati"
"Hahaha hahaha"
Bruk!
"Hueee"
"Tuhkan jatuh. Makanya jangan lari Icung"
"Hueee noona"
"Yaampun anakku kenapa? Icung jangan nangis lagi ya, nanti papa Nana beliin es krim"
"Jaemin! Jisung itu adikmu, bukan anakmu!"
"Wush, sabar. Jangan marah-marah"
"Tapi—" Ucapan perempuan itu terpotong berkat satu jari telunjuk berada tepat didepan bibirnya, memaksa Hyomin menelan kalimatnya yang sudah ada diujung lidah.
"Ingat kata dokter, kau harus mengontrol emosimu" Mendengar ucapan orang disebelahnya kontan membuat Hyomin menghela napas panjang seraya terus menenangkan dirinya yang akhir-akhir ini mudah emosi.
Menjadi ibu dari lima orang anak cukup menguras emosi Hyomin. Semakin bertambah usia kelima anaknya, akan ada banyak hal tingkah aneh nan lucu dari mereka yang tentu saja memicu perasaan gemas darinya.
"Mau kemana?" Hyomin nyaris saja bangkit dari duduknya jika saja tangannya tidak ditahan oleh pria tersebut. "Mau lihat Jisung. Aku takut ia terluka"
"Tidak usah" Pria itu menarik Hyomin mendekat kearahnya. "Tuh lihat, kalau dia bisa lari lagi berarti dia baik-baik saja" Pria tersebut mendekap Hyomin dengan satu tangannya seraya mengelus bahu Hyomin.
Sebuah susu kotak yang sudah tertancap sedotan kini berada diujung mulutnya. Hyomin tidak langsung meminumnya, melainkan menatap bingung pria yang masih setia memegang kotak susunya. "Kau lupa minum susu tadi pagi. Untung aku selalu ingat bawa susu untukmu"
Sejurus kemudian, Hyomin meneguk isi susu sampai habis, dengan senyum manis diwajah chubbynya. "Makasih"
"My pleasure, cherry"
Hyomin yakin, sangat amat yakin, wajahnya kini memerah mendapati perlakuan manis dari suaminya. Padahal dia sering; bisa dibilang setiap hari mendapatkan perlakuan manis darinya. Tetap saja, Hyomin akan bersemu malu karnanya.
Tanpa bicara, suaminya kini tidur dipahanya. Hyomin kembali kelabakan menghadapinya. "Ish, Jaehyun jangan tidur dipahaku!"
"Kenapa? Kau malu ya?" Jaehyun tak tahan lagi dengan tingkah imut istrinya, segera ia mencubit pipi Hyomin. "Kita sudah lama menikah, dan kau masih malu seperti saat kita baru menikah"
"Karna kita ada di tempat umum, banyak orang yang melihat kita nanti"
"Biarkan. Biarkan mereka tahu bahwa kau milikku, begitupun sebaliknya" Ucap Jaehyun acuh seraya memutar kepalanya, menghadap langsung perut Hyomin yang kini membesar. "Lagipula, aku ingin menyapa anakku, masa tidak boleh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Preserve | Jung Jaehyun [Complete]
FanfictionMenjadi orang tua tunggal itu, sebenarnya menyenangkan. Tapi, semua terasa berat Ketika, Jung Jaehyun mulai mengusik kembali hidupku, dan berusaha mengambil "paksa" buah hatiku ©️SiriusPeach - Start : 27/04/19 End : 13/04/20