Hyomin.
Na Hyomin.
Bagaimana kabar gadis-ralat, wanita itu sekarang? Apakah dia baik-baik saja? Apakah anak yang ada di dalam kandungannya sehat? Apakah dia bahagia tanpaku?
Aku harap, seperti itu. Aku harap dia bisa melupakanku, melupakan pria brengsek yang telah menghancurkan hidupnya.
Aku harap anak kami, bisa tumbuh dengan baik, meski tanpa aku-ayahnya disisinya.
Pfftt,
Kau lucu sekali, Jaehyun.
Kemarin, didepannya, kau menolak kehadiran anakmu, menghinanya layaknya wanita yang tidak memiliki harga diri. Dan sekarang kau mengakui anak yang ada di perutnya?
Brengsek sekali kau, Jung Jaehyun. Dasar manusia hina!
"Jaehyun-ssi, tolong keluar dari kelas saya. Saya tidak menerima mahasiswa yang sikapnya seperti zombie, hidup susah matipun enggan"
Interupsi dari Mr. Kris menyentakku keras. Sial. Lagi-lagi aku melamun di kelas akuntansi; salah satu kelas termuak yang pernah kuambil.
Masa bodoh dicap mahasiswa kurang ajar, aku membalas tatapan tajamnya dengan sorot datar, mengabaikan semua mahasiswa di kelas yang kini memusatkan perhatiannya padaku. Aku terlalu malas untuk meladeni sindiran pedas dari pria keturuan China satu ini.
Setelah merasa bosan menatapku, dia kembali fokus dengan papan tulis di depannya, menulis angka-angka yang sama sekali tidak menarik minatku.
Suasana hening di ruang 4.7 membuatku makin bosan dan ingin segera pergi dari sini, belum lagi mata kuliahnya sangat amat tidak penting bagiku. Andaikan Mr. Kris Wu itu lebih pintar menerangkan materi yang ia bawa, paling tidak aku akan mendengarnya walau berujung tidak akan pernah mengerti. Namun sangat amat disayangkan, dia memang dosen pintar disini, tapi dia sama sekali tidak bisa membuat mahasiswanya pintar seperti dirinya.
Brak!
Kesunyian di kelas mendadak pecah begitu seseorang mendobrak paksa pintu kelas. Siapapun yang berani berbuat gaduh di kelas Mr. Kris, aku akan berdecak kagum sekaligus meringis kasihan. Dia bahkan tidak segan-segan mematahkan tangan orang tersebut sekalipun itu wakil Rektor.
Gila? Memang.
Dan orang yang menjadi sumber keributan ialah Kim Mingyu, mahasiswa si tukang onar yang beruntungnya ia adalah sahabatku.
"Sepertinya kau pasti tidak pernah ikut kelas Personality Development, tuan Kim Mingyu. Attitudemu payah sekali, bahkan untuk ukuran mahasiswa semester akhir"
"Sorry, sir. Saya kesini tidak ingin diceramahi oleh Anda" Dia mengatur napasnya yang ngos-ngosan. Matanya bergulir ke seluruh seisi kelas dan berhenti ketika ia menemukanku.
"Jaehyun, dia dalam bahaya"
Awalnya aku tidak mengerti ucapanya, aku juga berusaha mengetahui subyek yang dia maksud. Namun, seperkian detik kemudian mataku membulat sempurna begitu tahu siapa orangnya.
Tanpa permisi, aku langsung meninggalkan kelas bersama Mingyu, menghiraukan peringatan Mr. Kris yang memintaku untuk kembali ke kelas.
"Dimana dia sekarang?" Tanyaku seraya berusaha menyamai langkah kakinya yang menjurus ke lari. Firasatku semakin tidak enak ketika Mingyu mengajakku ke gedung Africa.
"Dia, tadi aku melihatnya diseret oleh Johyun dan teman-temannya ke toilet lantai satu"
Sial. Mau apa perempuan sinting itu lagi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Preserve | Jung Jaehyun [Complete]
FanfictionMenjadi orang tua tunggal itu, sebenarnya menyenangkan. Tapi, semua terasa berat Ketika, Jung Jaehyun mulai mengusik kembali hidupku, dan berusaha mengambil "paksa" buah hatiku ©️SiriusPeach - Start : 27/04/19 End : 13/04/20