Ketika ponselnya berdering nyaring pukul tiga dini hari, Hyomin tahu—jauh dari lubuk hatinya berkata padanya; ada kabar buruk dibalik panggilan itu. Maka begitu dia memilih mengangkat telepon tersebut dengan tangan bergetar, dia hanya bisa mematung beberapa saat dengan jantung yang berpacu lebih kencang dari biasanya begitu mengetahui alasan dibalik orang tersebut menghubunginya.
Dia tidak ingat pasti perjalanannya dari rumah ke rumah sakit, dini hari dijalanan sepi, traffic light yang berganti warna silih berganti, rambu lalu lintas mengabur dipengelihatannya, pergantian setiap detik terasa lama, dan kerja jantungnya mulai menggila. Dia bahkan lupa apakah ia dan Mark sudah mengunci pintu rumah atau belum, bahkan Hyomin yang mengambil alih kemudi, karna dia tahu, Mark adalah pengemudi yang lambat.
Suara gesekan antara sandal rumahan miliknya dengan lantai keramik bergema disepanjang lorong rumah sakit yang kosong. Hyomin terus berlari, mencari ruang unit gawat darurat, meninggalkan Mark tertinggal jauh dibelakangnya.
Mata sembabnya menemukan Johnny dan Taeyong tengah duduk di kursi tunggu dengan gelisah didepan ruang unit gawat darurat. Dia mempercepat larinya dan berhenti dengan napas tidak teratur.
"Oppa"
Kedua pria dewasa itu menengadahkan kepalanya secara serempak, tatapan terkejut sekaligus sendu mereka perlihatkan begitu melihat penampilan kacau seorang Na Hyomin.
Mereka berdiri, Taeyong menarik tangan Hyomin untuk mendekat kearahnya. "Katakan apa yang sebenarnya terjadi"
Johnny spontan berdeham pelan seraya melirik kearah Mark yang baru saja sampai. Kini pandangannya fokus tertuju pada Hyomin yang tengah menunggu Johnny untuk berbicara.
"Aku ada dua berita untukmu" Johnny akhirnya mulai bersuara.
"Jaemin dan Jena sudah ditemukan di pelabuhan Incheon, dengan kondisi tubuh terlumuri darah dan suhu tubuh mereka dingin, wajah mereka memucat"
"Kami mengira, mereka sudah meninggal"
Andaikan Mark tidak sigap dibelakangnya, sudah dipastikan tubuh Hyomin terperosot jatuh. Batinnya terguncang hebat.
"Tapi kami melihat ada pergerakan dada, mereka masih bernapas meski itu pelan. Jadi kami berpikir, mereka bisa diselamatkan"
"Sekarang dokter sedang menangani mereka"
Johnny melirik kearah Taeyong yang kebetulan juga tengah melihatnya, seakan sedang melempar kode apakah pembicaraan ini tetap berlanjut atau berhenti begitu melihat reaksi shock dari Hyomin. Dan Taeyong memilih mengangguk.
"Untuk kabar kedua..."
Johnny tidak bisa melanjutkan ucapannya ketika dokter Ong Seungwu keluar dari salah satu ruangan seraya membuka maskernya. "Apa disini ada orang tua dari Na Jaemin dan Na Jena?"
"Saya, dok" Hyomin kontan berjalan mendekati dokter tersebut. "Bagaimana kondisi anak saya?" Suara bergetar darinya cukup memberitahu bahwa dia berusaha menahan kesedihannya.
Dokter Ong tersenyum simpul. "Anak nyonya baik-baik saja. Mereka hampir terkena hipotermia dan dalam pengaruh obat bius. Itu sebabnya tubuh mereka terasa dingin dan tidak sadarkan diri. Sekarang mereka masih menjalani perawatan"
"Lalu, bagaimana dengan darah yang ada ditubuh mereka?"
"Itu darah sintetis" Jelas dokter Ong. "Bukan darah yang berasal dari tubuh mereka"
"Dan juga, tidak ditemukan adanya luka baik sayatan maupun lebam ditubuh mereka"
"Untuk saat ini, kami tidak mengizinkan Anda untuk menemui mereka karna mereka masih dalam masa pemulihan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Preserve | Jung Jaehyun [Complete]
FanfictionMenjadi orang tua tunggal itu, sebenarnya menyenangkan. Tapi, semua terasa berat Ketika, Jung Jaehyun mulai mengusik kembali hidupku, dan berusaha mengambil "paksa" buah hatiku ©️SiriusPeach - Start : 27/04/19 End : 13/04/20