MENERIMA WAHYU PERTAMA

2.2K 174 1
                                    

Bab 5

بسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Ketika usia Rosululloh SAW mendekati usia 40 tahun, beliau telah banyak merenungi keadaan kaumnya dan menyadari banyak keadaan kaumnya yang tidak sejalan dengan kebenaran serta bertentangan dengan fitroh manusia. Di antara kegemaran kaumnya adalah menyembah berhala, suka berperang, meminum khomr, berzina dan kemaksiatan lainnya.

Rosululloh SAW pun mulai sering mengasingkan diri dari kaumnya. Beliau biasa beribadah di malam hari di gua Hiro yang terletak di Jabal Nur, dengan membawa bekal air dan roti gandum. Beliau tinggal di dalam gua tersebut selama bulan Romadhon. Beliau menghabiskan waktu untuk beribadah di sana dan banyak merenungi kekuasaan Alloh SWT di alam semesta yang begitu sempurna. Selama perenungan itu juga beliau semakin menyadari keterpurukan kaumnya yang masih terbelenggu oleh keyakinan syirik. Namun ketika itu beliau belum memiliki jalan yang terang dan petunjuk yang jelas mengenai bagaimana jalan yang harus ditempuh.

Ketika usia beliau genap 40 tahun, tanda-tanda kenabian semakin nampak dan bersinar. Di antaranya ada sebuah batu di Mekkah yang mengucapkan salam kepada beliau.

Kemudian di antara tanda lainnya adalah mimpi-mimpi beliau semakin jelas yang memberikan petunjuk kepada kebenaran. Hal ini merupakan salah satu tanda kenabian.

Ketika kegiatan mengasingkan diri beliau memasuki tahun ketiga, tepatnya di bulan Romadhon, Alloh SWT menakdirkan ketika itu turun wahyu pertama kepada beliau dan diangkatnya beliau menjadi Nabi. Malaikat Jibril AS turun kepadanya dengan membawa wahyu pertama, yaitu surat al-Alaq ayat 1 sampai 5.

Peristiwa ini terjadi pada hari Senin tanggal 21 Romadhon di malam hari, bertepatan dengan 10 Agustus 610 Masehi. Nabi SAW saat itu berusia 40 tahun, 6 bulan, 12 hari menurut kalender Hijriyah. Atau sekitar 39 tahun, 3 bulan dan 20 hari menurut kalender masehi.

Setelah beliau SAW menerima wahyu yang pertama, beliau kembali ke rumah istrinya yaitu Khodijah RA dalam keadaan takut dan tubuhnya menggigil lalu beliau diselimuti oleh istrinya dan dihibur.

Sejarah IslamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang