KAROMAH SUFI

171 7 0
                                    


بِسْــــــــــــــــــمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Karomah adalah kejadian di luar kebiasaan tabiat manusia yang Alloh anugerahkan kepada seorang hamba tanpa disertai pengakuan pemiliknya sebagai seorang nabi. Karomah terjadi pada seorang hamba yang shalih yang konsisten dengan syariat-syariat Islam sebagai bentuk pemulian kepada hamba tersebut.

Adapun dalam dunia tasawuf, mereka pun meyakini adanya karomah yang terjadi pada orang-orang yang dianggap wali oleh mereka, yang pemahaman mereka tentang hal ini berbeda dengan apa yang difahami para ulama Ahlussunnah wal jamaah.

Secara umum karomah ada dua, yaitu Karomah Hissiyah dan Karomah Maknawiyah.

Karomah Hissiyah adalah kejadian yang biasa disebut secara umum oleh manusia dengan ‘kemampuan luar biasa’. Karomah jenis ini termasuk kategori pemberian yang bersifat ‘bendawi’. Biasanya karomah ini datang secara tiba-tiba pada saat wali-wali membutuhkan. Dalam dunia para sufi karomah jenis ini termasuk kategori pemberian Alloh yang dianggap biasa-biasa saja.

Sedangkan Karomah Maknawiyah yaitu karomah yang dianggap para wali sebagai karomah yang sesungguhnya. Yaitu berupa kemampuan hebat dalam melaksanakan ibadah kepada Alloh yang belum tentu bisa dilakukan oleh orang pada umumnya. Karomah seperti inilah yang didamba oleh para sufi. Seperti seseorang bisa menghilang sesaat untuk sholat Jumat di masjid Al Haram kemudian kembali saat itu juga dan contoh semisalnya.

Menurut kaum Sufi, karomah menjadikan seorang wali memiliki derajat kema’shuman atau terbebas dari dosa dan kesalahan. Salah satu fungsi karomah yang dimiliki oleh para wali menurut kaum sufi yaitu agar mereka selalu mendapat taufik untuk berbuat taat dan makshum dari perbuatan maksiat dan penyelisihan syari’at. Pemahaman ini adalah pemahaman yang rancu dan menyimpang dari keyakinan Islam, karena karomah seorang wali tidak pernah menjadikan seorang wali mencapai derajat maksum. Hanya para nabi dan rosul saja yang diberikan derajat kemaksuman.

Ahlus Sunnah wal Jamaah meyakini bahwa hal-hal yang terjadi di luar kebiasaan manusia belum tentu sebuah karomah. Jika hal tersebut terjadi pada orang ahli bid’ah, pada hakikatnya adalah istidroj atau penangguhan Alloh agar mereka lebih terpuruk di dalam dosa.

Sejarah IslamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang