WALA' DAN BARO'

171 8 0
                                    

Bab 62

بسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Salah satu dari prinsip akidah Ahlussunnah wal Jamaah adalah cinta karena Alloh dan benci karena Alloh, yaitu mencintai dan membela Alloh, agama-Nya, Rosul-Nya dan kaum mukminin, membenci dan berlepas diri dari semua yang Alloh benci, berupa kekafiran, kemusyrikan, dan para pelakunya. Akidah ini dikenal dengan *akidah wala dan baro* yang merupakan bagian dari tauhid uluhiyah.

Wala kepada Alloh, Rosul-Nya dan agama Islam adalah *wala yang mutlak*. Demikian juga baro terhadap kekufuran dan kaum kafirin adalah *baro yang mutlak*. Sedangkan terhadap ahlul maksiat dan orang-orang yang menyimpang dalam urusan agama, maka pada dasarnya yang berlaku adalah wala yang terkadang harus diiringi oleh baro yang nisbi, yaitu dia disayangi karena imannya, dan dimusuhi karena kemaksiatannya dengan tetap memberikan nasihat untuknya, memerintahnya pada kebaikan, melarangnya dari kemungkaran dan mengucilkannya bilamana pengucilan itu memang membuatnya jera dan malu sehingga mau kembali kepada kebenaran.

Wala dan baro adalah bagian tauhid yang penting sekali, karena ketiadaan keduanya pada diri seseorang bisa mengeluarkannya dari lingkaran Islam.

Wala dan baro merupakan bagian penting dari makna syahadat la ilaha illalloh yang termasuk prinsip utama yang selalu dipegang teguh oleh para nabi dan orang-orang sholih sebelum kita. Wala dan baro merupakan bagian dari ikatan iman yang paling kuat yang merupakan faktor utama yang menyebabkan hati dapat merasakan manisnya iman.

Di antara bentuk wala (loyalitas) terhadap kaum muslimin yaitu membantu dan menolong kaum muslimin, mencintai kaum muslimin sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri, menjaga kehormatan kaum muslimin dan bersatu dalam jamaah kaum muslimin.

Adapun di antara bentuk baro (berlepas diri) terhadap orang-orang kafir yaitu tidak menyerupai mereka dalam segala hal yang menjadi ciri khas mereka, tidak menolong dan membantu mereka untuk melawan kaum muslimin, tidak memuji mereka, tidak ikut berpartisipasi dalam perayaan keagamaan mereka atau mengucapkan selamat dalam rangka perayaan tersebut dan tidak memintakan ampunan Alloh untuk mereka.

Oleh karena itu, seorang muslim wajib untuk mencintai kaum muslimin dan membela mereka, sebaliknya ia harus membenci musuh-musuh Alloh dan berlepas diri dari mereka.

Sejarah IslamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang