BERTEMU NABI MUHAMMAD DALAM KEADAAN SADAR

127 10 1
                                    


بِسْــــــــــــــــــمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Bagi kaum sufi, cerita mimpi bisa menaikkan derajat atau menjatuhkan derajat si pelakunya. Karena itu, terkadang ada beberapa orang sufi yang mengaku bertemu Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam dalam kondisi sadar. Meskipun kita tidak tahu nilai kebenarannya. Bisa saja orang berdusta terkait mimpinya, hanya agar posisinya semakin diakui masyarakat. Karena itu, Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam memberikan ancaman keras bagi orang yang mengaku bermimpi sesuatu secara dusta, yang dia tidak pernah mengalaminya.

Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda, “Siapa yang mengaku bermimpi, padahal dia tidak mengalaminya, kelak di hari kiamat dia akan dibebani perintah untuk mengikat 2 biji gandum, dan tidak mungkin bisa melakukannya.” (HR. Bukhori)

Para ulama sepakat bahwa manusia mungkin saja mimpi bertemu dengan Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam. Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda,  “Barangsiapa melihatku dalam mimpi, maka sungguh dia telah melihatku secara benar. Sesungguhnya setan tidak bisa menyerupai bentukku. Barangsiapa yang berdusta atas diriku secara sengaja maka hendaknya dia mengambil tempat duduk dalam neraka.” (HR. Bukhori)

Untuk bisa membuktikan kebenaran mimpi itu tersebut, maka ciri-ciri fisik Nabi yang dilihat dalam mimpi haruslah sesuai dengan riwayat yang shohih.

Pertemuan dengan Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam setelah wafatnya beliau hanya berlaku dalam mimpi saja. Lalu bagaimana jika ada seseorang yang mengaku bertemu Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam dalam kondisi sadar? Dahulu ada orang yang mengaku pernah mengalami hal seperti ini. Maka para ulama mengingkari hal tersebut di antaranya al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahulloh.

Disebutkan bahwa beberapa orang sufi pernah melihat Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam dalam mimpi, kemudian setelah itu mereka melihat Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam dalam kondisi sadar, di luar mimpi. Maka Ibnu Hajar rahimahulloh pun berkomentar, “Ini adalah pemahaman yang sangat bermasalah, jika hadis itu dipahami sebagaimana zohirnya bahwa yang bertemu Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam di dalam mimpi juga bisa bertemu Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam di luar mimpi, tentu mereka semua menjadi sahabat Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam. Sehingga mungkin saja masa sahabat itu terus berlangsung sampai hari kiamat. Dan ini terbantahkan dengan adanya banyak orang yang bermimpi ketemu beliau  , namun tidak ada satupun di antara mereka mengaku bahwa dirinya melihat Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam di alam sadar.

Maka, siapa saja yang mengaku bertemu Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam dalam keadaan sadar bukan mimpi, maka ia adalah seorang pendusta.

Sejarah IslamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang