"kenapa kalian tawuran?"
Refleks mereka bertiga menoleh, dengan tatapan yang tercengang, "(namakamu), deandra." ucap mereka secara bersamaan
(Namakamu) dan deandra berdiri dihadapan mereka dengan tatapan marah, "jawab!" bentak deandra
"De, (nam). kalian harus dengerin dulu penjelasan--" ucapan reno terpotong kala (namakamu) berucap
"KENAPA KALIAN TAWURAN?!"
Mereka bertiga tertunduk, tak berani menatap kedua gadis yang ada dihadapannya ini
"Gue sama deandra sebagai sahabat kalian, kecewa!" ucap (namakamu) dingin
"termasuk lo baal," lanjutnya dengan tatapan sengit, membuat iqbaal mengadahkan kepalanya untuk menatap (namakamu)
"enggak (nam..)," lirihnya dengan tatapan sendu
(namakamu) menarik tangan iqbaal keras, ia membawa pria itu ke belakang sekolah yang sepi, tempat ini sangat cocok untuk memarahi dan membentak pria yang ada disampingnya, sementara itu Dendra masih terdiam dengan tatapan kesal pada reno dan hans
"kalian liat kan? hubungan (namakamu) sama iqbaal lagi ada diujung tanduk, gara-gara masalah ini." ucap deandra kesal
"tapi de, kita ngelakuin ini karna ada alesannya juga, lo harus dengerin de," ucap hans lembut
Deandra menghelai nafasnya, mungkin ia harus mendengar penjelasan dari mereka "yaudah, kalian jelasin pas nanti istirahat aja." ucapnya kemudian pergi meninggalkan reno dan hans
"ren, gimana itu soal si iqbaal?"
Reno mendengus, "auu, gue juga bingung ini."
*
"(nam), lo harus dengerin dulu penjelasan gue."
(namakamu) melepas genggaman itu dengan keras ketika mereka sampai di belakang sekolah, ia menatap sengit iqbaal, "apa?! jelasin apa lagi?!"
Iqbaal terdiam, jujur ia takut dibentak seperti ini oleh sang kekasih
"Lo pasti tau kan resikonya kalo lo ngelakuin hal gila kek gitu? TAU KAN!" bentaknya
iqbaal mengangguk kecil, "iya, tapi lo harus dengerin dulu penjelasan gue (nam..)," ucap iqbaal melemah
(namakamu) mendecak, "kalo lo sampe ditangkep polisi gimana? kalo lo dikeluarin sekolah gimana? inget baal, ada bunda sama ayah! lo gak mau kan bikin mereka sedih? hah!" ucap (namakamu) sengit
iqbaal memilih bungkam, dengan kedua mata yang masih menatap (namakamu) yang menampakkan raut wajah amarah
"Gue gak sudi ya, punya cowok brandal kek lo!" ucapan itu mampu membuat iqbaal teriris hatinya
iqbaal menatap tak percaya pada (namakamu), sementara (namakamu) hanya tersenyum miring "kenapa? kaget? Kagetan mana sama gue yang tau, saat cowoknya tawuran? kagetan mana heum?"
Iqbaal menggeleng lemah, ia meraih kedua tangan (namakamu) namun dengan cepat (namakamu) tepis "jangan pegang-pegang gue!" bentak (namakamu)
"Lo gak sayang sama diri lo sendiri baal, lo gak sayang!" ucap (namakamu) dengan nada yang menurun
"ibaay (nam), bukan iqbaal," pinta iqbaal
"enggak! ibaay yang gue kenal, gak sebrandal ini, ibaay yang gue kenal, enggak suka ikut tawuran kek gini," sarkas (namakamu)
"sayang, gue lakuin ini semua, karna sekolah mereka yang ngeduluin, mereka ngejelek-jelekin sekolah kita (namakamu),"
"trus? apa harus dengan cara kekerasan nyelesein masalahnya gitu? apa gak ada cara lain? iya?!"
"bukan gitu (nam),"
(namakamu) terdiam
ia menggenggam kedua bahu kekasihnya itu, "maafin gue (nam), gue terpaksa ngelakuin ini semua,"
(namakamu) menepis kedua tangan iqbaal dengan keras, "GUE BILANG! GAUSAH PEGANG-PEGANG GUE!!" bentak (namakamu) dengan amarahnya
Iqbaal menghelai nafasnya, "aku minta maaf sayang,"
(namakamu) terdiam, ia mengalihkan pandangannya
iqbaal seperti mendapat ide jailnya, dengan cepat ia tersenyum kecil, "awss! aduhh!"
"ehh-- lo kenapa?"
iqbaal tersorak dalam hatinya, "engga tau nih? sakit banget ni muka," ringisnya sembari memegang wajahnya yang terlihat lebam
(namakamu) menangkup wajah iqbaal dengan kedua tangannya, tak lupa kedua jempolnya mengelus pipi sang kekasih, "sakit banget ya emang?"
iqbaal menurunkan bawah bibirnya, seperti anak kecil yang ingin menangis, "iyalah! makanya, kamu jangan marahin aku mulu, udah tau lagi sakit," sebal iqbaal
(namakamu) memutarkan kedua bola matanya malas, "ya, siapa suruh--"
"iya-iya maaf, yaudah sih," iqbaal menempatkan kedua tangannya di pinggang sang kekasih-- lebih tepatnya memeluk sang kekasih dari depan, sehingga membuat (namakamu) mendekat pada tubuh iqbaal, "jangan marah lagi ya?"
(namakamu) mengangguk kecil, "tapi kamu jangan tawuran lagi ya?" pintanya sembari mengelus wajah tampan iqbaal
iqbaal tersenyum manis, "aku gak janji, soalnya ini menyangkut paut sekolah kita (nam..), tolong kamu ngertiin aku, ya?"
(namakamu) menghelai nafasnya pelan, ia mengangguk "iya, yaudah kita kekelas yuk? nanti istirahat aku obatin di UKS," ucap (namakamu) berusaha melepaskan pelukan itu, namun iqbaal tahan
"bentar dulu sayang, aku mau kek gini dulu,"
(namakamu) terkekeh, ia mengulurkan tangan kanannya untuk mengelus rambut iqbaal, "jangan deket gini baay, disekolah ini."
Bukannya menjawab ia malah mempererat pelukan itu dengan kedua mata yang terpejam, "biarin,"
"yuk masuk yuk, kita harus belajar, sayang!"
iqbaal membukakan kedua matanya diselingin dengan senyuman, "apa tadi? kamu bilang apa?"
(namakamu) memasang wajah pura-pura tak tau, "enggak,"
Dengan gemas, ia mencium bibir (namakamu) secepat kilat, alhasil membuat (namakamu) terpekik "ehhh-- ehh! apa tadi? sembarangan aja sih lo,"
iqbaal tercengir, "biarin. Kamu juga suka kok,"
"kata siapa?" ia berusaha melepaskan pelukan itu, "udah ah lepas, ayo kekelas ibaay," rengeknya
iqbaal terkekeh seraya melepas pelukan itu, "lucu banget sih kamu,"
"iyalah! baru nyadar?" tanya (namakamu) seraya pergi meninggalkan iqbaal
"Sayang gue sama lo," gumamnya
***
![](https://img.wattpad.com/cover/168743931-288-k745813.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐃𝐚𝐧 𝐏𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐚𝐧 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)
Aktuelle LiteraturPEMERAN CEWEKNYA YEEN, KALO JIJIK GAUSAH BACA! GAUSAH KOMEN!! (𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀) (𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃) (𝐍𝐚𝐦𝐚𝐤𝐚𝐦𝐮) 𝐑𝐚𝐢𝐧𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐢𝐪𝐛𝐚𝐚𝐥 𝐑𝐲𝐚𝐧𝐬𝐲𝐚𝐡 '𝐒𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚? 𝐌𝐞𝐧𝐮𝐫𝐮𝐭...