42 kejujuran

835 61 1
                                    

Sore ini, setelah pulang sekolah (Namakamu) dan iqbaal akan pergi kesebuah cafe. Mereka akan mengerjakan tugas kelompok perbangku.

"Baal, soalnya gue bagi 5 aja deh ya, lo 1 sampe 5, gue 6 sampe 10. Oke!" Ucap (namakamu) sembari memegang pensilnya

Iqbaal mengangguk sembari mengunyak french friesnya "oke. Kuy kerjain,"

Mereka mulai mengerjakan tugas kelompoknya dengan tenang ditambah dengan suasana dalam cafe yang tidak terlalu ramai dan juga diiringi lagu-lagu yang slow dan juga easy listening

Namun tiba-tiba saja, iqbaal terdiam kala mendengar lagu yang diputar di cafe tersebut

"Kasih maaf bila aku

Jatuh cinta...

Maaf bila saja ku suka

Saat kau ada yang punya

Ohh ohh...

Haruskah ku pendam rasa ini saja

Haruskah ku teruskan saja

Hingga kau meninggalkannya

Dan kita bersama..."

(Namakamu) masih berkutat dengan soal yang ia kerjakan, dan belum tersadar ketika iqbaal terdiam

"Ngapa pake lagu ini sih?!" Gumam iqbaal kecil

(Namakamu) menoleh "kenapa baay?"

Iqbaal tersentak pelan "ahh-- enggak! Gak pa-pa,"

(Namakamu) hanya berOh ria

"Larutan dapat menghantarkan arus listrik? Betul dong," kata iqbaal sembari membaca soal

"Saat, kau ada yang punya. Dan kita bersama," (namakamu) bersenandung mengikuti lagu

Iqbaal berdecak "ck! Jangan nyanyiin lagu itu dong (nam)," kesal iqbaal diikuti kedua alis yang mengerut

"kenapa emang?" Tanya (namakamu) bingung

Iqbaal diam sembari menatap (namakamu) dengan cemberut

(Namakamu) terkekeh "lagunya terlalu sensitif ya baal?"

Iqbaal bersandar dengan menghembuskan nafas beratnya "au,"

(Namakamu) tersenyum ke arah iqbaal sembari menopang dagunya "lo lagi ngalamin?" 

"Ya gitu deh!"

(Namakamu) mengubah posisi duduknya menjadi tegap diiringi dengan kedua bibir yang ia lipat sekilas "eumm-- baal. Gue bukannya ke ge-eran yah! Tapi... gue boleh gak nanya sesuatu sama lo?"

Iqbaal mengangguk ragu "nanya apaan?"

"Masalah tadi lagu, apa ituu-- karna gue? Gue bukannya ke ge-eran ya baal, tapi to be honestly itu yang gue liat dan gue rasain,"

Iqbaal terdiam membisu

"Jawab baal. Apa itu karna gue?"

Iqbaal tersenyum kecut "tanpa perlu gue kasih tau pun, lo bakalan tau sendiri."

(Namakamu) tersenyum simpul "kenapa? Kenapa lo bisa nge--"

"Karna gue suka sama lo (nam)! Gue sayang sama lo," kata iqbaal lembut dengan kedua mata yang ikut berbicara

(Namakamu) tersentak kaget dengan ekspresi yang tak bisa dideskripsikan

"See? Sekarang lo udah tau kan? Dan gue harap lo gak benci sama gue," ucap iqbaal lembut

Tiba-tiba saja suasana di cafe tersebut menjadi dingin dan canggung

(Namakamu) tersenyum miris "Sejak kapan lo suka sama gue?"

Iqbaal mengangkat kedua bahu "dunno!" Balas iqbaal terkekeh

"Maaf ya baal, gue gak peka sama prasaan lo."

Iqbaal mengangguk "lo gak usah minta maaf! Lo gak salah. Gue yang memulai semua ini, dan gue pula yang harus ngakhirin ini semua. Gue gak bisa terus-terusan berharap sama lo. Kita ditakdirkan cuman sebatas sahabat doang. Lo udah punya marcell, dan mungkin besok atau lusa gue udah punya cewek yang sayang sama gue. Kita punya orang yang harus kita sayangi masing-masing." Ucap iqbaal

"Jangan baal,"

Iqbaal mengeryit "kenapa?"

"Jangan maksain perasaan lo buat ngilangin itu semua. Karna gue tau, itu berat banget dan yang pastinya sakit. Yang terpenting sekarang, gue udah tau prasaan lo yang sebenernya sama gue. Lo tenang aja baal, gue gak akan ngebenci lo. Gue gak mungkin tiba-tiba ngejauhin lo apalagi ngebenci lo cuman karna salah satu diantara kita ada yang suka. Gue gak se-childish itu," balas (namakamu)

Iqbaal menatap (namakamu) tak percaya. Ia fikir (namakamu) akan membencinya

"Lo gak marah?"

(Namakamu) menggeleng "enggak lah. Ngapain gue mesti marah? Justru gue bersyukur, karna apa? Karna lo udah mau jujur sama gue. Jadi diantara kita, gak ada yang perlu ditutup-tutupin lagi." Kata (namakamu) diakhiri senyuman tulus

Iqbaal tersenyum manis "thanks (nam),"

"Gue salut sama lo baal, Lo udah berani jujur sama gue tentang prasaan lo. Mungkin cuman beberapa orang yang mau ngelakuin sama hal nya kek lo. Dan gue sendiri pun, belum tentu bisa ngelakuin hal kaya gitu. I'm so proud of you baal,"

Apa? (Namakamu) bangga terhadap dirinya? Yatuhan, iqbaal semakin sayang terhadap gadis yang ada dihadapannya ini

"Lo fikir gue gak bangga gitu sama lo?" Tanya iqbaal

"Bangga? Karna apa coba?"

"Karna, lo udah menerima kejujuran gue ini. Gue fikir lo bakalan marah dan ngejauhin gue, tapi nyatanya... Semua itu cuman khayalan terburuk gue doang. Gue terlalu mengedepankan negatif thinking terhadap lo." Balas iqbaal

(Namakamu) terkekeh "makanya! Jadi orang tuh jangan nethink dulu." Cibir (namakamu)

Iqbaal mengerucutkan bibirnya "ahh! Lo merusak suasana aja sih (nam),"

(Namakamu) tertawa kecil "udah yuk. Kerjain lagi,"

~~~

𝐀𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐃𝐚𝐧 𝐏𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐚𝐧 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang