Selamat membaca. xixi!
📍 Rumah (namakamu) ....
"H-hiks! sshh!"
Tangisan itu berasal dari seseorang yang sudah kita tau, siapa lagi kalau bukan (Namakamu). Gadis itu menangis didalam kamarnya dengan keadaan gelap tanpa pencahayaan sedikitpun padahal jam sudah menunjukkan pukul 8.15 pm itu artinya sudah larut malam
Pasti kalian kebingungan, apa yang telah terjadi pada (namakamu) sampai-sampai gadis itu menangis? Apa karna iqbaal? ataukah ada orang lain yang membuatnya jadi seperti ini?
hm..
Keadaannya saat ini sangatlah memperihatinkan, rambut yang acak-acakan, kedua mata yang sembab, serta hidung yang memerah. Persis ketika ia sedang menangis didepan iqbaal, pada saat itu ia mencyduk iqbaal di club! masih ingatkah kalian?
Ya, kurang lebih seperti itulah keadaannya saat ini. Lantas kenapa ia menangis? Kenapa!
*
"Kenapa yatuhan? kenapa musibah ini, bisa engkau berikan kepada keluarga aku?"
Keluarga?!
"Kasihan papah hiks! yatuhan... P-papah pasti S-sedih banget!" ucapnya sembari sesekali senggukan
Kenapa Papah (namakamu)? haduh!
(namakamu) memeluk kedua kakinya sembari duduk di atas ranjangnya. Hingga akhirnya suara ketukan pintupun terdengar
"sayang... P-papah udah pulang tuh!"
Setelah mendengar itu dengan cepat ia turun dari ranjangnya dan segera membuka pintu, dan ia menatap sang Bunda yang tersenyum nanar dan... Kedua mata Iren pun sembab sama sepertinya
(Namakamu) mengulurkan tangan kanannya, untuk menepis airmata yang sempat menetes di kedua mata Iren "Nda.."
"Kenapa sayang?" tanya Iren dengan suara yang serak
(namakamu) tersenyum kecil sembari menggeleng, ia menurunkan tangan kanannya. "Y-yaudah yuk nda, kita ke papah. Pasti dia udah nungguin kita,"
Sebelum menjawab, ia bisa melihat Iren yang mendongakkan kepalanya, seperti menahan air matanya yang akan menetes, "Yuk!"
*
"P-papah,"
(namakamu) terduduk disamping Rayhan yang telah terduduk di sofa dengan seragam kantor yang masih dipakai. Sementara Iren duduk di single sofa tepatnya di hadapan mereka
"Hai sayang," ucap Rayhan dengan lembut sembari mengecup kening (namakamu)
(namakamu) memeluk Rayhan dengan erat, ia tidak bisa menahan air matanya lagi, "Papah yang sabar ya!"
Senyuman kecil muncul di wajah Rayhan ia berusaha untuk tidak menangis dihadapan sang anak walaupun tak bisa ia pungkiri kedua matanya sudah memerah, "Makasih sayang. Papah sabar kok!"
Iren yang melihat adegan itupun, hanya bisa membuang tatapannya kesembarang arah sesekali ia menepis airmatanya, sungguh ia tak bisa menahan emosi tangisannya
"Pah,"
"Apa sayang?"
(namakamu) melepaskan pelukan itu lalu ia menatap Rayhan dengan tatapan sendu, "Kenapa ada yang berani nipu papah?"
Tunggu!
Nipu? Tertipu?
Bukannya menjawab, justru Rayhan menarik tubuh mungil sang anak untuk ia peluk kembali, "Gapapa sayang, Papah ikhlas kok... Papah ikhlas,"
(namakamu) mendecak kesal, ia melepas pelukan itu keras, seraya menatap Rayhan tajam "Papah kenapa sih harus ikhlas segala?! Papah abis aja ditipu, pah! it's okay kalo misalkan ditipunya cuman belasan juta atau puluhan juta! Tapi ini Triliunan pah! TRILIUN! papah mikir dong pah!"
"sayang, udah sayang!" ucap Iren mencoba menenangkan
Rayhan hanya bisa diam beribu bahasa, dalam hatinya ia memang sangat kesal terhadap orang yang sudah menipunya, dan orang itu adalah sahabatnya sendiri.
(namakamu) mendecak kesal, "Aku gak mau tau ya pah, papah harus dan segera laporin masalah ini kepolisi! Aku mau pelakunya di penjara, atau bahkan di tembak mati aja langsung!"
Rayhan mengangguk kecil, "Papah udah laporin kok."
"Trus? kata polisinya gimana?"
Rayhan mengangkat kedua bahunya, "Kita tunggu aja. Polisi sedang memburon pelaku,"
(namakamu) terdiam sejenak, "Papah.. Udah coba telfon dia?"
"Udah. Tapi ya gitu, udah gak aktif,"
(namakamu) menghela nafas beratnya, "Emang siapa pah pelakunya? papah kenal?"
Rayhan tersenyum nanar, ia mengangguk "Dia Rian. Sahabat papah,"
Setelah mendengar itu, (namakamu) terbelalak kaget, Iren? Dia sudah mengetahuinya ketika Rayhan menelfonnya tadi. (namakamu) memasang wajah tak percaya, Apa-apaa ini? Sahabat?
"S-sahabat? Papah bilang sahabat?"
Rayhan mengangguk, "Papah dan dia sudah bersahabat disaat kita masih menjadi Anak SMA."
(namakamu) menggeleng tak percaya, "Sahabat macem apaan kek gitu pah?! Bener-bener ya tu orang!"
"Kamu gak nyangka apalagi papah sayang," ucapnya
"Sayang,"
(namakamu) menoleh, "ya nda?"
"Kamu jangan pernah ceritain masalah ini sama siapapun ya? Termasuk iqbaal atau sahabat kamu yang lain,"
(namakamu) mengeryit namun akhirnya ia mengangguk paham. Namun sebenarnya ia bingung, kenapa Iren menyuruhnya untuk tidak menceritakan ini pada Iqbaal atau pada sahabatnya yang lain. Jika ada masalahpun ia selalu menceritakannya pada mereka, itu bisa membuatnya sedikit tenang, namun karna ini permintaan Iren jadi, mau tidak mau ia harus mengiyakannya. "Iya, bun."
****
Pendek?
Vote gais.
![](https://img.wattpad.com/cover/168743931-288-k745813.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐃𝐚𝐧 𝐏𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐚𝐧 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)
General FictionPEMERAN CEWEKNYA YEEN, KALO JIJIK GAUSAH BACA! GAUSAH KOMEN!! (𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀) (𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃) (𝐍𝐚𝐦𝐚𝐤𝐚𝐦𝐮) 𝐑𝐚𝐢𝐧𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐢𝐪𝐛𝐚𝐚𝐥 𝐑𝐲𝐚𝐧𝐬𝐲𝐚𝐡 '𝐒𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚? 𝐌𝐞𝐧𝐮𝐫𝐮𝐭...