tujuhpuluhtiga '😄'

569 54 3
                                    

Hubungan antara (namakamu) dan iqbaal kini berjalan seperti biasanya. Bahkan, mereka berdua-- terlebih iqbaal, ia sekarang lebih posesif dan juga selalu mendekatkan dirinya pada (namakamu), sehingga membuat teman-temannya selalu mencibirnya

bucin lo bucinn!

baal, posesif banget lu!

lebay banget lu baal, gacocok ama muka lu!

ya begitulah cibiran dari teman-temannya, tapi iqbaal tidak ambil pusing toh! ia yang menjalaninya, dan (namakamu)pun tidak merasa terganggu, semenjak kejadian kemarin (namakamu) sekarang sadar,  ia tidak bisa ditinggalkan oleh pria ini, ia menyayangi iqbaal. yah iqbaal!

kejadian kemarin sudah cukup membuatnya MATI TAK KEPALANG! katakanlah ini lebay, tapi hey! itu memang adanya, itu yang ia rasakan kemarin. Dan ia harap, itu tak akan terulang kembali, ia tak ingin iqbaal meninggalkannya karna sebuah kesalahpahaman atau sebuah permasalahan kecil, mulai sekarang apapun yang ia rasakan hari ini, yang ia jalankan hari ini, esok dan selamanya, ia harus bercerita pada iqbaal, agar tidak ada kesalahpahaman lagi. Begitupun iqbaal, pria itu akan terus membuatnya bahagia-- intinya mereka sudah saling berjanji

Nah, sekarang mereka sedang berada di sebuah mall. (namakamu) menyuruh pada iqbaal untuk menemaninya membeli sepatu sneakers. Padahal mereka belum ganti seragam, mereka langsung saja CAW!

Mereka sudah berada di salahsatu toko sepatu yang menyediakan berbagai warna, ukuran, jenis, dan juga merk

"baay, yang ini bagus gak sih?"

iqbaal yang tengah memainkan ponselnyapun mengangkat kepalanya seraya melihat sepasang sepatu berwarna pastel yang ditunjukkan sang kekasih, ia mengeryit "eumm-- kurang cocok! warnanya jelek!"

(namakamu) mengangguk paham seraya melihat lagi sepatu yang ada digenggamannya "bener jelek? padahal warnanya lumayan sih kata akumah!" tanyanya seraya menengok kembali pada iqbaal

iqbaal mengambil sepasang sepatu itu lalu ia melihatnya dengan jelas seraya membolak-balikkannya, dan hal itu membuat (namakamu) terkekeh heran "ya kalo kamu mau inimah, yaudah! beli aja."

(namakamu) membasahi bibirnya sekilas lalu ia mengangguk seraya tersenyum "yaudah," ia mengambil alih sepasang sepatu itu, kemudian berjalan menuju kasir

iqbaal yang melihat itupun bangkit dari duduknya seraya menggendong tasnya hanya sebelah, tangan kanannya membenarkan rambutnya yang sedikit berantakkan

"mba, aku mau ini ya!"

Mba kasirnya langsung menerima sepatu yang (namakamu) berikan seraya memasukkan sepasang sepatu itu kedalam kardus khusus sepatu "ini harganya seratus limapuluh ribu. sudah saya kardusin."

(namakamu) mengangguk seraya memberikan kartu ATM "nih mba,"

5 menit kemudian...

"terima kasih ya mba sudah mau belanja,"

(namakamu) tersenyum seraya mengangguk "iya mba, makasih juga. permisi." ia menghampiri iqbaal yang sudah siap untuk pergi, "ayo baay!" ajaknya seraya memainkan kantong kresek yang isinya kardus sepatunya

iqbaal menghelai nafas pelan "berapa harganya?"

"seratus limapuluh ribu. kenapa sih?"

"harusnya--"

"ahh-- udah deh! emangnya aku mau apa terus-terusan diteraktirin kamu? enggak ya!" omel (namakamu) sedikit kesal

iqbaal terkekeh "loh? kok marah marah? aku cuman nanya sayang,"

(namakamu) menatap iqbaal dengan tatapan tajam, iqbaal yang mengertipun mengangguk paham "iya-iya. yaudah ayo!" tak lupa ia menggandeng tangan kanan (namakamu)

𝐀𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐃𝐚𝐧 𝐏𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐚𝐧 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang