SembilanTiga 'Dingin'

551 59 0
                                    





bruk!

"Pagi baay,"

"Pagi," Jawab iqbaal dengan malas

(Namakamu) mengeryit ketika mendengar jawaban iqbaal, "Kamu kenapa sih baay? Kaya yang bete gitu,"

Iqbaal menggeleng pelan, ia lebih memilih untuk menjalankan mobilnya dengan laju yang seperti biasa. Sekarang mereka akan menuju sekolah

Dirasa ada yang janggal, akhirnya (namakamu) angkat bicara, "baay, kamu kenapa sih?"

"enggak!"

(namakamu) mendengus kecil, "Kamu gak biasanya loh, cuek gini sama aku."

Iqbaal bungkam, ia menghiraukan ucapan (namakamu). Memang benar sejak dulu ia tidak pernah cuek sepertu ini pada (namakamu)

"Kamu kenapa sih? Coba jujur sama aku," lirih (namakamu) dengan nada ssperti ingin menangis

Iqbaal mendesah, ia memukul pelan stir mobil, ia meminggirkan mobilnya disisi jalan, lalu ia menatap pada (namakamu)

"Bisa diem gak?" tanyanya dengan wajah datar

Bukannya takut, (namakamu) justru memasang wajah kesalnya pada iqbaal, "Gue cuman tanya sama lo, Lo kenapa! Apa salah hah?"

Iqbaal terdiam, namun tatapannya masih pada (namakamu)

"Lo aneh tau gak! Lo tiba-tiba aja cuek sama gue, dingin sama gue tanpa ada sebab!" sambar (namakamu)

Iqbaal tersenyum miring ketika mendengar 'tanpa ada sebab' yang dipaparkan oleh (namakamu), "Gue gak mau bahas," ucapnya hendak menarik persneling mobil, namun dengan cepat (namakamu) tahan

"Jujur sama gue bisa gak sih!" bentak (namakamu) kesal

"ya, tapi gue gak mau! Gue gak mau debat sama lo!" sahut iqbaal dengan emosi yang mulai meninggi

(namakamu) mendecih, "Gak mau debat sama gue, Tapi lo mancing-mancing!" desisnya

"Siapa yang mancing-mancing sih? Lo'nya aja kali yang lagi sensi," celetuk iqbaal melirik sinis

"Ck! Udahlah! Kesel gue," ucap (namakamu) keluar dari mobil iqbaal, ia lebih memilih untuk naik Taxi atau angkot

Iqbaal tidak menahannya, ia sudah terlalu kesal ada kekasihnya itu, Bisa-bisanya dia menyelingkuhinya. pikir iqbaal


*

"Loh (nam), kok sendiri? Iqbaal mana?" tanya Deandra ketika gadis itu melihat (namakamu) yang masuk kekelas hanya sendiri

(namakamu) hanya mengangkat kedua bahunya acuh, ia duduk dibangkunya namun ia belum melepas tas ranselnya

"Berantem?" tanya Deandra yang sudah mengubah posisi duduknya menjadi menghadap (namakamu)

(namakamu) tak menjawab. Dan itu bisa Deandra simpulkan, kalau kedua sahabatnya ini sedang bertengkar

"Siapa yang berantem?" Sahut Hans yang barusaja datang, disusul dengan Reno dibelakangnya yang masih memakai helm

Deandra melirik pada (namakamu), "Siapa lagi kalau bukan Couple terhits!" cibir Deandra yang tak dihiraukan oleh (namakamu)

"Kenapa lagi sih? Gara-gara apa?" tanya Reno mendudukan dirinya didepan (namakamu) sembari menopang dagunya menggunakan kedua tangannya

"iya, kenapa? Ceritalah!" lanjut Deandra

"Dia tiba-tiba aja marah sama gue, Cuek gitu! Padahal, kemarin kita baik-baik aja!" ketusnya

Deandra, Hans, dan Reno saling melirik keheranan. "Konyol banget kalo dia tiba-tiba aja marah sama lo, tanpa ada sebab!" sahut Hans

"y-ya, Gue juga gatau! Udahlah, gue males bahas!" kesalnya

"Trus, trus-- sekarang dia kemana?" tanya Deandra

"Tau!"

"Kok gak tau?"

"Kan tadi ditengah jalan, Gue turun dari mobilnya dia! Males banget semobil sama cowok ngeselin. Pagi-pagi udah ngajak debat aja!" Cibir (namakamu) sembari melipat kedua tangannya di dada

"Trus, tadi lo naik apa dong?" tanya Hans

"Taxi,"

"Lah? Berarti, seharusnya dia lebih dulu dateng kesini (nam), tapi kok lo duluan ya?" Tebak Deandra

(namakamu) mengangkat kedua bahunya acuh

"Dia gak nahan lo gitu tadi?" tanya Reno

"Enggak! Lagian, gue gak ngarepin dia buat nahan-nahan gue kok! Gue udah terlalu males buat semobil sama dia!" ketusnya

"Lo gak nyadar kali (nam..), Siapa tau aja, ngebuat dia kesel tanpa lu sadar kan?" tanya Reno

(namakamu) terdiam, ia berusaha untuk mengingat-ngingat, namun nihil ia merasa tidak membuat iqbaal marah, "Enggak, Ren! Gue inget kok, kalaupun gue bikin dia marah, gue pasti bakalan minta maaf duluan," Ucapnya penuh keyakinan

Ketiga teman-temannya hanya terdiam, "trus kenapa dong?"

"Lo punya janji kali pas hari minggu kemarin, Tapi lo lupa!" sambar Deandra

Mendengar itu, (namakamu) mengganguk paham, "Sebenarnya, Pas hari minggu kemarin tuh.. Gue sama dia bakalan CFD'an bareng, Tapi, karna temen lama gue dateng ke jakarta, y-yaa.. Mau gak mau, gue harus ngecancel!" Jelas (namakamu)

"Pantes aja marah!" Cibir Hans

"Gue sebenernya juga, gak mau ngecancel hans, Cuman temen gue ini tuh dadakan dateng ke jakartanya, trus juga gue kasian sama mereka yang udah jauh-jauh dateng dari Yogyakarta! Jadi, alesan gue makesense dong," Belanya

"Iya juga sih, Masuk akal!" setuju Deandra

"Emang lo pernah tinggal di yogyakarta (nam)?" tanya Reno

(namakamu) mengangguk, "iyaa,"

"Kalau iqbaal marah cuman karna ini, menurut gue itu terlalu lebay deh guys! Soalnya, masa sih dia tiba-tiba aja marah segede itu sama lo, (nam)?" sahut Deandra

"Lo waktu pulang ketemuan sama temen-temen lo itu, kapan (nam)?" tanya Reno

"eum-- Sekitar jam 4 sore!"

"Trus, lo ngabarin dia?" tanya Reno dan dibalas anggukan oleh (namakamu)

"Telfonan juga cuman 10menitan, soalnya gue capek banget! Itu terakhir kalinya, kita telfonan, sebelum akhirnya tadi dijalanan kita ribut!" Jelasnya

"Oke, oke. Trus, Selama lo jalan sama temen lo itu, Lo sempet telfon dia?" tanya Reno

"Bukan gue yang telfon dia, Tapi dia yang telfon. Itu juga gak lama, Soalnya udah keburu mau foto box!"

"Menurut yang gue denger, Selama seharian full itu, Lo sama iqbaal gak bener-bener lost contact dan gak ada yang harus didebatin!" Simpul Reno

"Trus, kenapa dia marah coba? Apa dia lagi PMS?" kekeh Hans

"Ck! Yakali," Cibir Deandra malas

Tak lama kemudian, Bell masuk pun berbunyi, dan bertepatan dengan iqbaal yang datang. Dan hal itu membuat Teman-temannya melihat kearahnya, sementara (namakamu)? ia berusaha untuk mengalihkan pandangannya

"Kemana aja lu?" tanya Reno kepada iqbaal yang sudah duduk disampingnya

"Kantin,"

Reno mengangguk paham, "baal," bisiknya

"paan?"

"Lo lagi ribut ya sama (namakamu)?" bisiknya lagi

Iqbaal bungkam, ia mengalihkan pandangannya untuk mengeluarkan alat-alat pembelajaran keatas meja

Reno yang mendapatkan perlakuan itu, hanya mengangguk paham


Bersambung...

𝐀𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐃𝐚𝐧 𝐏𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐚𝐧 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang