DelapanTujuh 'Ponakan'

605 50 0
                                    




pukul 10.27 am

"Halo baay,"

"Halo sayang, aku mau main kerumah boleh?"

(namakamu) mengeryit, "mau ngapain?"

Terdengar desahan kecil, "ya main lah!"

"Ohh, main."

"Boleh gak?" pertanyaan itu membuat (namakamu) terkekeh kecil, "yaboleh lah! silakan aja mau mainmah! Gak ada yang larang, keleus!"

"yaudah deh, aku 20menitan lagi nyampe!"

(namakamu) memutarkan bolamatanya malas, "Mau lama juga gapapa kali,"

"ehh-- kok gtu? tumben sewot!"

(namakamu) tercengir yang sudah dipastikan iqbaal tak akan melihatnya, "hihi, bercanda baay! yaudah, aku tunggu! Jangan lupa bawain ice cream sama cokelat ya!"

"Uangnya?"

"ish! Gitu aja pake perhitungan segala! Ntar--"

"iya, iya. sayangggg... aku bercanda juga!"

(namakamu) mengerucutkan bibirnya, "canda mulu!"

"yaudah, aku siap-siap dulu ya! bye!"

(Namakamu) menyimpan kembali ponselnya disaku bajunya, kemudian ia bergegas keluar kamar. Hari ini seperti percakapan tadi, iqbaal kekasihnya akan bermain kerumahnya, baguslah kalau begitu lagipula ia sedang malas keluar rumah, apalagi sekarang sekolah lagi libur. pikirnya

Gadis itu turun dari tangga dengan sesekali ia bersiul pelan, setelah sampai di anak terakhir ia berjalan menuju bundanya yang sedang terduduk manis didepan TV

"Bun," panggilnya seraya duduk di single sofa tepat disamping sang bunda

Bunda berdehem tanpa mengalihkan pandangannya, "iqbaal mau kesini,"

"ya terus?"

"enggak. Aku cuman ngasih tau aja,"

"oh,"

(namakamu) merogoh ponselnya yang ada disakunya, lalu ia memainkannya. Tak lama kemudian, telfon Bunda berdering tanda ada telfon dengan segera wanita paruh baya itu mengangkatnya, (namakamu) hanya melirik tak peduli

"Oh, iya, iya. Tante tunggu ya!"

(...)

"Oke, Hati-hati dijalan yah putri. Walaikumsalam,"

Mendengar nama yang diucapkan oleh sang bunda, membuat (namakamu) menatapnya cepat, "Kak putri mau kesini bun?" tanyanya cemas

"iya, kamu kenapa sih? kaget banget keknya!" kekeh bunda

"ck! Duhh, gawat nih!"

"Kenapa sih sayang? Gawat kenapa? heum?" tanya bunda dengan lembut

(namakamu) mengusap wajahnya kasar, "Bundaa, kalo kak putri main kesini, otomatis Rey ikut dong?"

Bunda merogoh remot TV lalu mengarahkannya pada TV, guna mencari channel TV lain, "iyalah! Rey kan anaknya, gimana sih kamu! Kaya yang gak tau aja!"

Lagi, lagi (namakamu) mendesah kesal, "yahh bun. Kenapa gak sama kak Rio aja sih si reynya? Nanti dia ngacak-ngacakin rumah lagi? Tu anak kan rese!"

"hush! Gaboleh gitu kamu! Gitu, gitu juga kan keponakan kamu,"

(namakamu) menggaruk tekuknya yang tak gatal, "y--yaiyasih! Tapikan, Rey rese bunda! Aku gak suka sama dia,"

𝐀𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐃𝐚𝐧 𝐏𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐚𝐧 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang