DelapanLima 'Menjauh'

628 61 3
                                    

Pagi harinya, (namakamu) sudah berada disekolah dengan wajah yang pucat. Ntahlah, mungkin karna semalaman, setelah kejadian kemarin ia menangis didalam kamar?

Sekarang ia sedang berjalan dikoridor dengan wajah tanpa ekspresi, sampai-sampai teman yang ia kenalpun tak ia hiraukan ketika temannya itu menyapanya. Menghiraukan dalam artian, ia sedang melamun, menatap dengan tatapan kosong

Tadi ia diantar oleh supir papahnya, itu yang ia minta pada papahnya, padahal papahnya itu membutuhkan bantuan dari pak pak joko, namun anaknya itu bersihkukuh, jadi sebagai ayah yang baik, akan mengalah.

pluk!

Ada sebuah tangan yang menepuk bahunya, dengan segala kesadaran yang minim, ia sama sekali tak bergeming, ia masih terus melangkahkan kedua kakinya dengan pelan, dan membuat seseorang itu menggerutu kesal

"(nam)!"

(namakamu) masih belum sadar, ia terus saja berjalan

"ck! Ni anak kudu di ruqyah dah!"

Karna sudah kehabisan akal, akhirnya ia mencubit pergelangan tangan (namakamu), "Sadarrrr luuu!!"

"awss! sakit anjirr--" ia menengok pada siapa yang mencubitnya, ketika sudah mengetahui siapa yang mencubitnya, ia memasang wajah kesalnya, "Deann!! ih! Lo apa-apaansih? kenapa pake nyubit segala!!! Sakit tauuu!!" cerocosnya sembari mengusap bekas cubitan

Ya, yang barusaja mencubit (namakamu) adalah Deandra. Gadis itu bukannya kembali marah, malah tercengir. Ia mengangkat jari tengah dan jari telunjukkan keatas "V"

"sorry elah! Lagian lo sih, pake ngelamun segala! Masih pagi ini,"

(namakamu) kembali melanjutkan langkahnya pelan, ia mengeryit "emang gue ngelamun?"

Deandra meliriknya malas, "kagak!"

(namakamu) terdiam, tak membalas ucapan deandra

"Lo pucet (nam)," ucap deandra sembari membenarkan rambutnya

(namakamu) melirik sekilas, "Gue lupa gak pake makeup."

"Lo fikir, gue gak bisa ngebedain apa, antara lo pake makeup sama enggak? nih ya, asal lo tau aja..." ia menggerakkan kedua tangannya berbarengan dengan ucapan yang akan ia lontarkan, "Mau lo pake makeup atau engga juga, lo tetep B aja tuh. Muka lo B aja. Gak sepucet hari ini," cerocos deandra membuat (namakamu) malas menatapnya, ia lebih memilih untuk diam seribu kata

Dirasa tak ada tanggapan dari (namakamu), membuat deandra mendesah, "ck! Gue tau lo lagi galau, gara-gara kejadian kemarin. Tapi, please lah jangan ampe gini juga?!"

(namakamu) lagi, lagi diam. Ia melirik sekilas pada deandra yang yang memasang wajah kesalnya

"Emang bener-bener kudu di basmi tuh si iqbaal!" sahut deandra jengkel

(namakamu) menghentikan langkahnya, disusul dengan Deandra yang menatapnya kebingung, "kenapa (nam)?"

Tanpa membalas pertanyaan itu, (namakamu) membalikkan badannya menjadi kearah semula, yang awalnya berjalan menuju kelas, kini berbalik arah

"Loh (nam)--"

"(namakamu)!"

Deandra mengalihkan pandangannya kearah sumber suara, dan medapati iqbaal yang tengah berlari kearahnya, ia mengangguk paham

"(namakamu)!"

iqbaal berhenti tepat disamping Deandra, membuat gadis itu enggan untuk berlama-lama didekat pria itu, namun baru melangkahkan kakinya, ia ditahan oleh iqbaal

𝐀𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐃𝐚𝐧 𝐏𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐚𝐧 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang