44

715 52 1
                                    

Hembusan angin di malam ini berhasil membuat rambut panjang gadis ini sedikit berantakan. Ya (namakamu).

Gadis itu sedang berdiri terdiam di balkon. Sepertinya ada yang dipikirkan oleh gadis itu. Hmm author saja gak tau apa yang dipikirin

(Namakamu) menyibakkan rambutnya ke daun telingan yang menghalangi wajahnya. Ia tengah melihat bintang-bintang yang berkedip indah di langit biru

"Gue gak nyangka, ternyata iqbaal punya prasaan sama gue." Gumam (namakamu) terkekeh kecil

'Karna gue suka sama lo (nam)! Gue sayang sama lo'

(Namakamu) tersenyum kecil ketika memikirkan itu

Kata-kata itu terngiang-ngiang di telinga (namakamu). Seakan-akan menyuruhnya untuk tetap memikirkan pria itu

"lo gak usah minta maaf! Lo gak salah. Gue yang memulai semua ini, dan gue pula yang harus ngakhirin ini semua. Gue gak bisa terus-terusan berharap sama lo. Kita ditakdirkan cuman sebatas sahabat doang. Lo udah punya marcell, dan mungkin besok atau lusa gue udah punya cewek yang sayang sama gue. Kita punya orang yang harus kita sayangi masing-masing."

Seketika senyuman (namakamu) memudar, tatkala teringat perkataan dari iqbaal tersebut

"Aku harus gimana tuhan? Aku bingung,"

Tok! Tok!

"Masuk!"

"Hai sodara gue yang cantik!" Ucap seorang pria itu yang berjalan mendekati (namakamu)

(Namakamu) menoleh lalu mengeryit "raffi? Kapan lo nyampe?"

Ya itu adalah Raffi Haryanto

"Baru aja. Nyokap ada keperluan sama bunda lo," Balas raffi dan dibalas anggukan oleh (namakamu)

"Lo lagi ngapain di balkon kek gini? Dingin tau. Masuk aja yuk,"

"Lo aja gih sono. Gue masih mau disini," balas (namakamu) pelan

Raffi menatap (namakamu) dari samping, seperdetik kemudian ia mengeryit "Lo kenapa?"

(Namakamu) menoleh lalu menggeleng ragu "enggak. Gak pa-pa."

Raffi mendecak "Ck! Jangan sok gak pa-pa deh! Gue tau lo lagi ada masalah kan? Cerita dong."

(Namakamu) menghelai nafas "tapi lo jangan ember ya? Cukup lo aja yang tau."

Raffi terkekeh seraya mengangguk

"Jadi, singkat cerita... iqbaal udah jujur tentang prasaannya dia sama gue,"

Raffi mengeryit "wait! Maksud lo-- dia punya prasaan yang lebih gitu sama lo?"

(Namakamu) mengangguk "i-iya,"

Raffi menggaruk tekuknya yang tak gatal "(nam). Lo sama dia sahabatan kan? Dan setau gue, kalo cewek sama cowok sahabatan itu. Salah satu dari mereka gak boleh ada yang suka. Apalagi rasa sayang,"

"Iyaa, dan itu keknya udah gak berlaku lagi antara gue sama iqbaal."

"Trus sekarang lo udah pacaran dong sama dia?" Tanya raffi menaikan sebelah alisnya

(Namakamu) menggeleng "enggak. Gue gak pacaran sama dia. Kita tetep sahabatan."

"Loh? Kok gitu? Gue jadi bingung njir,"

"Antara gue sama iqbaal itu cuman sahabatan aja. Walaupun dia udah jujur sama prasaannya." Jawab (namakamu) santai

"Oke. Tapi kalo gue boleh tau, prasaan lo ke dia gimana? Apakah lo bakalan ngebales prasaannya dia?"

(Namakamu) tersenyum kecil "Gue gak ada prasaan apa-apa sama dia fi. Gue udah nganggep dia sama kaya lo, kakak gue, temen curhat gue, sahabat gue. Kalo persoalan yang terarah ke sayang sebagai pacar sih-- itu gak sama sekali gue rasain. Gue sayang sama dia, hanya sekedar sayang ke sahabat aja gak lebih," papar (namakamu)

Raffi mengangguk paham "puyeng gue kalo soal kek ginian. Lagian lo sih kenapa coba pake sahabatan sama cowok? Ujung-ujungnya kan bakalan ada yang suka juga." Kesal raffi sinis

"Yeuuu, jangan nyalahin gue dong! Salahin aja takdir." Balas (namakamu) tak kalah sinis

"Gue fikir lo bakalan nerima dia (nam). Dengan begitu, lo gak jomblo lagi. Tapi ternyata ekspetasi gue salah." Ucap raffi dengan sedikit mencibir

(Namakamu) menatap raffi tak percaya "heh! Kata siapa gue masih jomblo hah? Gue udah gak jomblo ya!"

"Maksud lo? Lo udah punya cowok?"

(Namakamu) menepuk keningnya pelan. Ia baru teringat kalau raffi belum tau kalau dirinya sudah memiliki kekasih. Mungkin dikeluarga besarnya hanya papah dan bundanya saja yang tau soal ini

"Ohiya. Lo belum tau ya?" Tanya (namakamu)

"Belum tau apaan sih lo? Gue gak ngerti."

(Namakamu) tersenyum manis "Gue udah punya cowok tau!"

Raffi mengangguk paham seraya melipat bibirnya sekilas kedalam "sekarang gue paham. Jadi lo gak nerima si iqbaal itu karna lo udah punya pacar kan? I know that!"

"Eum-- salah satu alesannya sih itu fi. Tapi kan tadi gue udah bilang, gue itu gak ada prasaan sama sekali sama iqbaal. Gue B aja sama dia." Jawab (namakamu)

"Udah berapa lama lo pacaran sama cowok lo?"

"Euumm-- berapa ya? Y-yaa hampir mau 7 bulan fi. Lama kan?" Tanya (namakamu) semangat

"Ya lumayan lah. Temen sekolah lo atau gimana nih?"

"Bukan temen sekolah sih. Dia udah kuliah, dan kita ketemunya itu accidently banget! Lucu gitu, Lo mau denger gak ceritanya?"

Raffi menggeleng cepat "Gak. Gue gak mau."

(Namakamu) melirik sinis raffi seraya mengerucutkan bibirnya

"Gue masuk dulu ye? Dingin bet." Ucap raffi

"Sono!" Kesal (namakamu)

Raffi terkekeh lalu ia pergi meninggalkan gadis itu

***










𝐀𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐃𝐚𝐧 𝐏𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐚𝐧 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang