Chapter 1

4.9K 148 3
                                    

Suatu pagi yang cerah seorang pemuda manis masih terlelap di kamarnya. Tak lama kemudian seorang pemuda lain masuk ke kamarnya berniat membangunkannya.

"Dek bangun dulu yuk dah pagi. Kamu musti kuliah kan? Ini hari pertama kamu masuk kuliah kan?" Dia membangunkan sambil mengusap kepala pemuda yang masih terlelap di ranjang itu

"Tunggu 5 menit lagi bang" balas sang adik

"Baiklah kalau begitu. Tapi nanti adek diantar supir saja ya? Abang dah mau berangkat ini" balas sang Abang

"Yah kok gitu sih? Abang dah janji nganterin adek kuliah kan" kata sang adik sambil duduk dan memasang wajah cemberut.

"Baiklah sekarang kamu mandi semua sudah menunggu di ruang makan."

"Ok Abang ku sayang. Cium dulu"

Sang Abang pun mengecup bibir adiknya singkat kemudian keluar dari kamar sang adik dan menuju ruang makan dimana semua keluarganya berkumpul. Setelah sampai di ruang makan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Pagi bunda" sapanya pada sang bunda yang sedang menyiapkan sarapan

"Pagi abang adeknya mana kok belum turun?" Tanya sang bunda

"Bentar lagi turun kok sedang mandi" jawabnya

"Bang..." Seorang pemuda lain ragu bertanya sesuatu

"Ada apa kak?" Seolah mengerti dia bertanya balik

"Apa tidak akan apa-apa kalau adek kuliah disana?"nya sang pemuda

" Kamu tenang saja kak. Semua sudah ayah urus orang-orang itu tidak akan bisa menyentuh adek lagi" jawab sang ayah yang dari tadi cuma diam saja

"Tapi yah...."

"Tenanglah kak semua akan baik-baik saja. Lagipula adek juga tidak ingat dengan orang itu kan? Yang paling penting kamu jaga adek selama di kampus jangan sampai dia mendekati adek lagi" balas sang Abang

"Kalau itu pasti akan kakak jaga adek dengan baik bang. Kakak juga tidak mau kejadian 2 tahun yang lalu terulang kembali" kata sang kakak dengan wajah sedih

"Seandainya saja bunda tidak menuruti adek yang ingin sekolah dibandung mungkin kejadian itu tidak akan terjadi" kata sang bunda

" Bukan salah bunda. Kita semua tidak akan bisa menolak semua permintaan adek kan" kata sang ayah sambil mengelus punggung tangan istrinya dengan lembut

Tiba-tiba dari arah tangga ada yang berlari mendekati mereka

"Adek! Jangan lari seperti itu. Gimana kalau kamu jatuh" teriak sang bunda pada putra bungsunya

"Maafkan adek bunda" kata sang anak sambil menunduk

"Sayang bunda bukannya marah tapi bunda khawatir adek terluka sudah jangan sedih lagi ya" kata Sang bunda sambil mengelus kepala putranya lembut

"Sini duduk dekat abang" sang Abang menarik tangan adiknya lembut kemudian mendudukkan di sampingnya

"Adek mau sarapan apa?"tanya sang bundaa

" Sarapan roti saja" jawab sang anak

"Boleh tapi bunda akan bawakan bekal ya? Nanti dimakan di kantin." Kata sang bunda sambil mengambilkan roti untuk sang anak.

"Hari ini adek diantar ayah ya?" Tanya sang ayah

"Hari ini Abang janji mau mengantar adek ke kampus. Nanti Abang juga Janji mau jemput adek. Iya kan bang?"

" Iya. Setelah selesai kamu telpon Abang saja"

"Ok Abang" sambil mengacungkan jempolnya

"Dek sama kakak saja ya?" Bujuk sang kakak

"Tapi adekkan dah janji sama Abang kak"

"Abang kan pasti sibuk dek. Lagipula abang kan dah kerja jadi gak bisa keluar kantor sembarangan" bujuk sang kakak

"Itukan kantor ayah kak jadi terserah Abang dong mau keluar kapan saja. Lagipula abang punya asisten yang bisa menghandle semua kerjaan Abang"

"Hari ini adek dengan Abang dulu ya kak? Besok adek janji akan berangkat dengan kakak"

"Ya udah deh kakak ngalah tapi nanti jangan keluar kelas kalau belum kakak jemput! mengerti?

"Ok kakak" jawab sang adik sambil mengacungkan jempol tangannya

"Nah sekarang kita sarapan dulu"

"Ayo kita sarapan!!"

Mereka adalah keluarga terpandang yang sangat harmonis. Mereka adalah VIHOKRATANA FAMILY.

Bersambung

Forget YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang